Buruknya keadaan orang kafir
Buruknya keadaan orang kafir
-------------------------
Sesungguhnya orang-orang kafir itu telah tertutup hati mereka dikarenakan kekufuran mereka, sehingga mereka tak mau menerima kebenaran. Alloh ta'ala berfirman:
﴿إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ * خَتَمَ الله عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ﴾ [البقرة: 6، 7]
"Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja bagi mereka apakah engkau memberikan peringatan pada mereka ataukah engkau tidak memberikan peringatan pada mereka, mereka itu tidak beriman. Alloh telah menstempel hati-hati mereka dan pendengaran mereka, dan di atas pandangan mata mereka ada penutup. Dan mereka akan mendapatkan siksaan yang besar."
Alloh Yang Mahasuci berfirman:
﴿وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ﴾ [البقرة: 171]
"Dan permisalan orang-orang kafir itu seperti permisalan orang yang menyeru sesuatu yang tidak mendengar kecuali sekedar panggilan dan seruan saja. Mereka itu tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak memahami."
Al Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata: "Dan permisalan orang-orang kafir" yaitu: di dalam kesesatan dan kebodohan mereka itu seperti binatang melata yang digembalakan yang tidak memahami apa yang dikatakan kepadanya. Bahkan jika penggembalanya menyerunya kepada perkara yang membimbingnya, dia tidak memahami apa yang diucapkannya, dia cuma mendengar suaranya saja." ("Tafsirul Qur'anil 'Azhim"/1/hal. 480).
Syaikhul Islam رحمه الله berkata: "Dan Alloh ta'ala berfirman:
﴿ومنهم من يستمع إليك وجعلنا على قلوبهم أكنة أن يفقهوه وفي آذانهم وقرا وإن يروا كل آية لا يؤمنوا بها حتى إذا جاءوك يجادلونك يقول الذين كفروا إن هذا إلا أساطير الأولين﴾ الآيات.
"Dan di antara mereka ada orang yang menyimak dirimu, dan kami jadikan di atas hati-hati mereka penutup yang menghalangi mereka untuk memahami, dan di telinga mereka penyumbat. Dan jika mereka melihat setiap ayat mereka tak mau beriman dengannya. Sampai jika mereka mendatangimu mereka mendebatmu, orang-orang kafir berkata: tidaklah ini kecuali dongengan orang-orang terdahulu."
Hingga akhir ayat. Maka Alloh mengabarkan bahwasanya mereka itu tidak memahami dengan hati-hati mereka dan tidak mendengar dengan telinga mereka, dan tidak beriman dengan api yang mereka lihat, sebagaimana yang Alloh kabarkan dari mereka yang mana mereka berkata:
﴿قلوبنا في أكنة مما تدعونا إليه وفي آذاننا وقر ومن بيننا وبينك حجاب﴾.
"Hati-hati kami di dalam penutup yang menghalangi dari apa yang engkau serukan kepadanya, dan di telinga kami ada penyumbat, dan di antara kami dengan engkau ada penghalang."
Mereka menyebutkan penghalang-penghalang terhadap hati, pendengaran dan penglihatan, dan badan-badan mereka hidup mendengar suara-suara dan melihat sosok-sosok, akan tetapi kehidupan badan tanpa kehidupan hati, termasuk dari jenis kehidupan para hewan, yang mana mereka punya pendengaran dan penglihatan, mereka makan minum dan menikah. Oleh karena itulah Alloh ta'ala berfirman:
﴿وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ﴾ [البقرة: 171]
"Dan permisalan orang-orang kafir itu seperti permisalan orang yang menyeru orang yang tidak mendengar kecuali sekedar panggilan dan seruan saja."
Maka Alloh menyerupakan mereka dengan ternak yang diseru oleh penggembala dalam keadaan ternak itu tidak mendengar selain panggilan semata. Sebagaimana Alloh berfirman dalam ayat yang lain:
﴿أم تحسب أن أكثرهم يسمعون أو يعقلون إن هم إلا كالأنعام بل هم أضل سبيلا﴾
"Apakah engkau mengira bahwasanya kebanyakan mereka itu mendengar atau memikirkan. Tidaklah mereka itu selain seperti ternak, bahkan mereka itu lebih sesat jalannya."
Dan Alloh ta'ala berfirman:
﴿ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن والإنس لهم قلوب لا يفقهون بها ولهم أعين لا يبصرون بها ولهم آذان لا يسمعون بها أولئك كالأنعام بل هم أضل﴾
"Dan sungguh Kami telah menciptakan untuk Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka memiliki hati tapi mereka tidak memahami dengannya, mereka punya mata tapi mereka tidak melihat dengannya, dan mereka punya telinga tapi mereka tidak mendengar dengannya. Mereka itu seperti ternak, bahkan mereka itu lebih sesat."
(selesai penukilan dari "Majmu'ul Fatawa"/10/hal. 104).
Dan dikarenakan besarnya kebodohan orang-orang kafir terhadap kebaikan dakwah para Rosul, mereka itu mengolok-olok para Rosul dan mengejek mereka. Alloh ta'ala berfirman:
﴿وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ﴾ [الأنعام: 10].
"Dan sungguh para Rosul sebelummu telah diolok-olok, maka akan menimpa orang-orang yang mengejek mereka apa yang dulu mereka mengolok-olok dengannya."
Alloh ta'ala berfirman:
﴿وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ * كَذَلِكَ نَسْلُكُهُ فِي قُلُوبِ الْمُجْرِمِينَ * لَا يُؤْمِنُونَ بِهِ وَقَدْ خَلَتْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ﴾ [الحجر: 11 - 13].
"Dan tidaklah datang pada mereka seorang Rosulpun kecuali mereka mengolok-oloknya. Demikianlah Kami menjalankan di hati-hati orang-orang yang jahat, mereka tidak beriman dengannya padahal telah lewat jalan orang-orang terdahulu."
Alloh ta'ala berfirman:
﴿كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ * أَتَوَاصَوْا بِهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ﴾ [الذاريات: 52، 53] .
"Demikianlah, tidak datang pada orang-orang sebelum mereka seorang Rosulpun kecuali mereka berkata: "Dia adalah penyihir atau orang gila." Apakah mereka saling mewasiatkan itu? Bahkan mereka itu adalah kaum yang melampaui batas."
Maka bukanlah kesalahan itu ada pada matahari dhuha, akan tetapi kesalahan itu hanyalah pada orang buta sehingga tidak melihat matahari tadi.
Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata:
ما ضر شمس الضحى والشمس طالعة ... أن لا يرى ضوءها من ليس ذا بصر
"Tidaklah membahayakan matahari dhuha, dalam keadaan matahari sedang terbit, jika orang yang tak punya penglihatan tidak melihat cahayanya."
("I'lamul Muwaqqi'in"/2/hal. 368/cet. Darul Hadits).
Al 'Allamah Mahmud Syukriy Al Alusiy رحمه الله berkata: "Maka tidak ada yang mengingkari cahaya matahari atau ragu tentang bulan purnama pada malam kesempurnaannya kecuali orang yang Alloh ta'ala membutakan mata hatinya, bingung di dalam kegelapan kesesatannya.
والنجم تستصغر الأبصار رؤيته ... والذنب للطرف لا للنجم في الصغر
"Dan bintang itu dianggap kecil oleh mata yang melihatnya. Dan dosanya adalah pada mata yang memandangnya kecil, bukan pada sang bintang." ("Shobbul 'Adzab 'Ala Man Sabbal Ashab"/hal. 377).
( “Zajrul Kuffar Wal Munafiqin Al Mustahziina Bi Sayyidil Mursalin -shollallohu 'alaihi wa 'ala Alihi Ajma'in-” | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Indonesiy Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy