“MAULID NABI DAN BUKTI CINTA SEJATI”
Qiyas Perayaan Maulid Kepada Puasa Hari Isnain
Adapun perkataan sebagian orang:
“Sesungguhnya perayaan Maulid Nabi itu diqiyaskan pada puasa Nabi صلى الله عليه وسلم di hari Isnain sebagaimana dalam hadits Abi Qotadah Al Anshoriy رضي الله عنه:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سئل عن صوم يوم الاثنين؟ قال: «ذاك يوم ولدت فيه، ويوم بعثت - أو أنزل علي فيه -».
“Bahwasanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم ditanya tentang puasa hari Isnain? Maka beliau menjawab: “Itu adalah hari saya dilahirkan dan hari saya diutus –atau: diturunkannya wahyu kepada saya.” (HR. Muslim (1162)).
Maka kita jawab dengan memohon taufiq pada Alloh semata:
Bahwasanya seluruh kebaikan yang diperlukan oleh para hamba itu telah Alloh ta’ala turunkan penjelasannya pada Nabi-Nya صلى الله عليه وسلم , dan beliau telah menunjukkannya pada umatnya, sebagaimana telah lewat dalil-dalil yang menjelaskan tentang kesempurnaan dan menyeluruhnya Islam.
Abdurrohman bin Yazid رحمه الله berkata:
عن سلمان قيل له –وفي رواية: -قال لنا المشركون-: قد علمكم نبيكم صلى الله عليه و سلم كل شيء حتى الخراءة. قال: فقال: أجل.
“Dari Salman yang dikatakan padanya –dalam riwayat yang lain berkata: “Kaum musyrikin berkata pada kami:- “Nabi kalian -صلى الله عليه وسلم- telah mengajari kalian segala sesuatu sampai masalah membuat hajat.” Maka Salman menjawab: “Memang.” (HR. Muslim (262)).
Dari Al Muththolib bin Hanthob رضي الله عنه : Bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
«ما تركت شيئا مما أمركم الله به إلا وقد أمرتكم به ولا تركت شيئا مما نهاكم عنه إلا وقد نهيتكم عنه وإن الروح الأمين قد نفث في روعي أنه لن تموت نفس حتى تستوفي رزقها فأجملوا في الطلب».
“Tidaklah aku tinggalkan sesuatu apapun yang Alloh perintahkan kalian dengannya kecuali dalam keadaan akupun telah perintahkan kalian dengannya, dan tidaklah aku tinggalkan sesuatu apapun yang Alloh larang kalian darinya kecuali dalam keadaan akupun telah melarang kalian darinya. Dan sesungguhnya Ar Ruhul Amin (Malaikat Jibril) telah meniupkan ke dalam hatiku bahwasanya suatu jiwa itu tidak akan mati sampai dia mengambil rizqinya dengan sempurna. Maka perbaguslah di dalam mencari rizqi.” (HR. Asy Syafi’iy dalam “Al Musnad” (1153), dan meriwayatkan dari jalur beliau Al Baihaqiy dalam “Syu’abul Iman” (1141)/sanadnya shohih).
Disertai dengan sempurnanya agama ini, Rosululloh صلى الله عليه وسلم tidak menyebutkan pada kami tentang disyariatkannya perayaan Maulid beliau, dan beliau hanya mensyariatkan puasa pada hari Isnain. Maka ini menunjukkan bahwasanya puasa itulah yang benar, dan bahwasanya tambahan untuk membuat perayaan Maulid adalah sesat jalan, berdasarkan firman Alloh ta’ala:
﴿فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ﴾ [يونس:32].
"Maka tidak ada setelah kebenaran selain kesesatan. Maka ke manakah kalian dipalingkan?"
Dan berdasarkan sabda Nabi صلى الله عليه وسلم:
«عليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين، تمسكوا بها وعضّوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور، فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة».
“Wajib bagi kalian untuk memegang sunnahku dan sunnah Al Khulafaur Rosyidin yang mendapatkan petunjuk. Pegang teguhlah dia dan gigitlah dia dengan geraham kalian. Dan hindarilah setiap perkara yang muhdats karena yang muhdats itu bid’ah, dan setiap bid’ah itu kesesatan.”
Dan barangsiapa tersesat dari sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم maka sungguh dia terancam kebinasaan sebagaimana dalam hadits-hadits yang terdahulu.
Maka yang disyari’atkan adalah puasa di Hari Isnain. Barangsiapa menambahi perkara yang disyari’atkan ini maka dia telah berlebihan dan melampaui batas, sementara Alloh telah melarang yang demikian itu. Alloh ta’ala berfirman:
﴿يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى الله إِلَّا الْحَقَّ ﴾ [النساء: 171]
“Wahai Ahlul Kitab, janganlah kalian melampaui batas dalam agama kalian, dan janganlah kalian berbicara atas nama Alloh kecuali dengan kebenaran.”
Dan Alloh ta’ala berfirman:
﴿يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّ بِيلِ﴾ [المائدة: 77].
“Wahai Ahlul Kitab, janganlah kalian melampaui batas dalam agama kalian tanpa kebenaran, dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu kaum yang telah tersesat sebelumnya, dan mereka menyesatkan banyak orang, dan mereka itu tersesat dari jalan yang lurus.”
Dan sikap berlebihan itu menyebabkan kebinasaan. Dan sungguh telah shohih dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما :
عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: «إياكم والغلو فإنما أهلك من كان قبلكم الغلو».
“Dari Nabi صلى الله عليه وسلم yang bersabda: “Hindarilah oleh kalian sikap berlebihan, karena hanyalah yang membinasakan orang-orang sebelum kalian itu sikap berlebihan.” (HR. Al Imam Ahmad (1854) dan Ibnu Majah (3029)/Shohih).
Dan jika sikap berlebihan dan bid’ah itu menyebabkan kebinasaan, sementara mengikuti As Sunnah itu sebab keselamatan, maka tidak ada keraguan bahwasanya mencukupkan diri dengan As Sunnah itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam menyelisihi sunnah dan masuk kepada bid’ah.
Dari Abdulloh bin Mas'ud رضي الله عنه yang berkata:
القصد في السنة خير من الاجتهاد في البدعة.
“Sederhana dalam As Sunnah itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.”
(Diriwayatkan oleh Ad Darimiy (223) dan Al Hakim (352) dan dihasankan oleh Syaikhuna Yahya Al Hajuriy حفظه الله).
Dari Abdulloh bin Mas'ud رضي الله عنه yang berkata:
اتبعوا ولا تبتدعوا، فقد كفيتم.
“Ikutlah kalian (dengan As Sunnah) dan janganlah kalian membuat bid’ah, karena sungguh kalian itu telah dicukupi.”
(Diriwayatkan oleh Ad Darimiy (112) dan dihasankan oleh Syaikhuna Yahya Al Hajuriy حفظه الله).
Dan dari Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه yang berkata:
الله حكم عدل قسط، تبارك اسمه، هلك المرتابون، إن من ورائكم فتنا يكثر فيها المال، ويفتح فيها القرآن، حتى يأخذ الرجل والمرأة، والحر والعبد، والصغير والكبير، فيوشك الرجل أن يقرأ القرآن في ذلك الزمان فيقول: قد قرأت القرآن فما للناس لا يتبعوني، وقد قرأت القرآن ثم يقول: ما هم بمتبعي حتى أبتدع لهم غيره، فإياكم وما ابتدع، فإن ما ابتدع ضلالة، ...الأثر.
“Alloh adalah Hakim Yang Maha Adil, nama-Nya Maha Penuh berkah. Orang-orang yang ragu akan binasa. Sesungguhnya di hadapan kalian nanti ada fitnah-fitnah, di dalamnya banyak harta. Dan Al Qur’an dibukakan di dalamnya hingga dihapalkan oleh pria dan wanita, orang meredeka dan hamba sahaya, anak kecil dan orang besar. Dan hampir-hampir ada seseorang yang membaca Al Qur’an di zaman tersebut, lalu dia berkata: “Aku telah membaca Al Qur’an, tapi kenapa orang-orang tidak mau mengikuti aku sementara aku telah membaca Al Qur’an?” Lalu dia berkata: “Mereka tidak akan mengikuti aku sampai aku membuat suatu perkara baru untuk mereka yang bukan Al Qur’an.” Maka hindarilah oleh kalian perkara yang dibuat-buat itu, karena perkara yang dibuat-buat adalah kesesatan, ... dst.” (Diriwayatkan oleh Al Ajurriy dalam “Asy Syari’ah (91) dan Ibnu Abdil Barr dalam “Jami’ Bayanil ‘Ilm” (1871)/shohih).
Al Imam Az Zuhriy berkata: “Dulu para ulama kami berkata: “Berpegang teguh dengan As Sunnah adalah keselamatan. Dan ilmu itu akan dicabut dengan cepat. Maka meninggikan ilmu akan menyebabkan kekokohan agama dan dunia. Dan hilangnya ilmu menyebabkan hilang itu semua.” (Diriwayatkan oleh Ad Darimiy (97) dan Al Ajurriy dalam “Asy Syari’ah” (732) dan dishohihkan oleh Syaikhuna Yahya Al Hajuriy حفظه الله).
Kemudian ketahuilah bahwasanya memakai qiyas padahal sudah ada dalil yang berbicara dalam masalah tadi adalah menyebabkan kesesatan.
Al Imam Muhammad bin Sirin رحمه الله berkata:
أول من قاس إبليس وإنما عبدت الشمس والقمر بالمقاييس.
"Yang pertama memakai qiyas adalah Iblis. Dan tidaklah matahari dan bulan itu disembah kecuali dengan qiyas.” (Diriwayatkan oleh Ad Darimiy dalam “Sunan” (195) dan Ibnu Abdil Barr dalam “Jami’ Bayanil ‘Ilm” (1675)/hasan).
Bahkan yang benar adalah: jika nash telah datang, batallah qiyas.
-------------
(“MAULID NABI DAN BUKTI CINTA SEJATI” | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman Bin Soekojo Al Indonesiy Al Jawiy حفظه الله)
---------------Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy