Muktazilah gaya baru
Soalan
Sheikh, dalam masalah demokrasi khilafah ni, ada beza pandangan tak, antara Ahlussunnah dengan Hizbut Tahrir?
Sheikh :Ada apa?
Oh jelas perbedaan sangat jauh antara Hizbut Tahrir dengan apa, dengan Ahlussunah Wal Jamaah.
Ahlussunah Wal Jamaah meyakini bahwasanya berhukum kepada selain Allah itu ada tiga kemungkinan.
- Boleh jadi zalim,
- boleh jadi fasik,
- orangnya boleh jadi kafir.
Sementara Hizbut Tahrir mereka adalah dikatakan oleh para ulama, Muktazilah gaya baru, yang mana mereka mengatakan orang yang berbuat maksiat (jangankan berhukum dengan selain hukum Allah), sekedar maksiat saja, maka dia bukan mukmin. Dan di akhirat, dia akan kekal di neraka.
Maka ini lain kes-nya. Akidahnya sudah lain.
Thoyyib, dan kemudian dari sisi yang lain juga Ahlusunnah wal Jamaah menetapkan bahwasanya pemerintah yang berbuat zalim, berbuat kefasikan bahkan kekufuran, yang penting dia tidak kafir, tapi apa, berbuat kekufuran, tetap tidak boleh diberontak sampai-sampai Rasulullah mengatakan apa itu,
شيطان في جسمني الإنس
syaitan dalam bentuk manusia, tetap rasul mengatakan,
إسمع واطيع
tetap engkau dengar dan engkau taat, walaupun mereka memukul belakangmu dan mengambil hartamu.
Sementara orang-orang Muktazilah, di nukilkan oleh Imam an-Nawawi,mengatakan bahwasanya, pemerintah yang fasik, bukan kafir, yang fasik wajib untuk diturunkan dan dihilangkan.
Jadi ini sudah lain. Kemudian juga Ahlusunah wal Jamaah menetapkan untuk nasihat
لكل مسلم
Juga apa, nasihat untuk, apa itu, untuk pemimpin
اءمتهم وأموالهم
orang awam muslimin dan para pemimpin mereka, nasihat saja.
Sementara orang-orang Muktazilah, demikian pula Hizbut Tahrir baik yang di Indonesia, ataupun yang di berbagai tempat, mereka cara nasihatnya adalah membuat kerusakan, membuat keonaran, mencaci maki di surat kabar dan sebagainya. Membuat demonstrasi dan seterusnya. Sejak dulu, sebelum ana ke Dammaj sampai setelah ana pulang dari Dammaj, Hizbut Tahrir, gayanya macam itu, demonstrasi terkait dengan masalah ini masalah itu selalu apa dengan cara demonstrasi atau memburuk-burukkan dan seterusnya.
Intinya mereka dari satu dari sisi politik mereka adalah Khowarij dan dari sisi yang lain Hizbut Tahrir yang memang dia dibuat oleh, didirikan oleh Taqiyudin Nabhani, mereka ini adalah orang yang ingkarus sunnah, tapi bukan total, imgkarus sunnah, yaitu apa hadis yang mutawatir, hadis ahad mereka ingkari.
Dan mereka adalah *Aqlani*, betul-betul hanya memakai akal dan seterusnya dan seterusnya, banyak perbezaan.
Thoyyib, disebutkan oleh Syekh Muqbil رحمه الله تعالى, di sebagian buku beliau, ditanyakan kepada Taqiyuddin Nabhani,
"Kenapa anda tidak membuat markiz-markiz Alquran?
Dia mengatakan, "Kalau saya membuat markiz Alquran yaitu apa pondok-pondok pesantren Alquran, nanti yang muncul hanya para pengemis. Tapi apa, saya ingin langsung masuk ke jalur politik saja.
Jadi lain, ahlusunnah tidak seperti itu. Thoyyib, dan ahlussunah mengharamkan pemberontakan, sementara Hizbut Tahrir, mereka yang di, mereka menghalalkan pemberontakan karena mereka Khowarij. Dan itu sudah mereka lakukan di beberapa tempat diantaranya di Uzbekistan sebagaimana kata teman ana yang di Uzbekistan, yaitu apa, Hizbut Tahrir melakukan pemberontakan kepada pemerintahnya. Akhirnya pemerintahnya yang sangat parah kepada orang-orang yang taat pada agama. Dianggap ah paling ujungnya seperti itu lagi, mengkafirkan kami lalu menjatuhkan kami.
Maka orang-orang di larang untuk ke masjid kecuali orang-orang Sufi yang biasanya Sufi itu tidak suka berontak katanya dan seterusnya. Padahal kalau ada kesempatan berontak juga seperti yang di Hadramaut.
Jadi perbezaannya adalah sangat prinsipil dan banyak sekali antara Hizbut Tahrir dengan apa? Dengan Ahlusunah wal Jamaah.
Thoyyib, belum lagi dengan masalah, yaitu kaidah tujuan itu akan menghalalkan segala cara bahkan walaupun caranya itu haram mereka mengatakan pelaku maksiat itu, dia hilang imannya.
Tapi apa, mereka praktiknya, untuk mencapai kepentingan politik mereka, mereka akan memakai berbagai jenis kemaksiatan, ikhtilat, laki-laki, perempuan dan juga apa? Yaitu boleh pakai gambar-gambar makhluk bernyawa. Maka mereka membuat televisi di Indonesia, televisi HTE itu panggilannya atau yang lain-lain.
Nah jadi banyak sekali faktor-faktor yang membezakan antara Ahlussunah dengan orang Hizbut Tahrir.
Kalau mereka sedang kecewa mereka demonstrasi. Ahlus Sunnah kecewa ataupun tidak kecewa, tetap menjalankan sabda Nabi sallallahu alaihi wasallam. Apa itu?
*"Kami tetap akan mendengar dan taat yaitu tidak berontak pada pemerintah. walaupun dalam suasana lesu atau bersemangat, di dalam suasana terpaksa yaitu benci atau dalam suasana suka, dan walaupun kami dizalimi.*
Sementara mereka, orang Hizbut Tahrir suka berontak, suka demonstrasi. Di Indonesia biasa mereka demonstrasi.
Thoyyib, kemudian apa, dengan alasan demotrasi dan dakwah, demi dakwah politik, mereka rela solat di jalanan nanti.
"Oh ini waktunya salat, oh tapi, tapi demo lebih penting ya hanya salat di jalanan." Riya lagi.
Yang betul adalah panggilan azan ya sudah pergike masjid selesai.
Jadi perbezaannya jauh. Ahlussunah tidak akan pernah berontak, yang berontak bukan Ahlussunah.
Hizbut Tahrir, kalau ada kesempatan, mereka akan memberontak itu.
والله اعلم
والحمدلله رب العالمين
Masalahnya apa? Kadang karena ucapan kita yang cuman Ahlussunah yang tegas, akhirnya Ahlussunah yang dianggap ekstrim dan diganggu.
Sementara pemberontak yang sebenarnya didiamkan. Seperti yang di ma'ruf hari-hari ini, dikatakan apa? Hajuri inilah kelompok ekstrim, bagaimana masyarakat membiarkan itu dan selalu menuduh Hajuri dan sebagainya.
Yang mengeluarkan kata-kata ini siapa biasanya? Ahlussunah ekstrim? Orang Rofidoh, padahal Rofidoh itu yang tiap hari bawa senjata, membunuh orang, tidak dianggap sebagai ekstrim, macam mana..
والله اعلم
Powered by Todorant
Sumber Channel Telegram: soaljawab_sheikhabufairuz