Header Ads

Nasihat Sheikh Abu Fairuz didalam mengambil ilmu agama

Nasihat Sheikh Abu Fairuz didalam mengambil ilmu agama.




السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Orang-orang yang nak belajar, di mana mereka tak dapat nak berjumpa melain kan orang yang bid'ah, ahlul bid'ah.

Ataupun mereka belajar dengan orang yang MANHAJnya pun tak jelas. Orang salafi tapi jubahnya aje salafi, tetapi banyak usul-usul ahlussunnah yang di langgarnya.  Seperti *YAYASAN, seperti MEMINTA-MINTA* dan sebagainya.

*Apa nasihat kita kepada orang yang macam ni.?*

Dengarkan audio dan baca transkripnya. إن شاءالله

Nasihat Sheikh Abu Fairuz didalam mengambil ilmu agama.

Soalan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Orang-orang yang nak belajar, di mana mereka tak dapat nak berjumpa melain kan orang yang bid'ah, orang ahlul bid'ah.

Ataupun mereka belajar dengan orang yang *MANHAJ*nyapun tak jelas. Orang salafi tapi jubahnya aje salafi, tetapi banyak usul-usul ahlussunnah yang di langgarnya.  Seperti *YAYASAN*, seperti MEMINTA-MINTAdan sebagainya.
Jadi apa nasihat kita kepada orang yang macam ni.?

*Jawapan*
بسم الله الرحمن الرحيم
Allah سبحانه وتعالى berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada Ku.

Dan Allah تعالى telah berfirman,
قُلْ مَا يَعْبَأُ بِكُمْ رَبِّي لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ ۖ
Katakan lah Robb mu itu tidak peduli, tidak kisah pada kalian. Kalau bukan kerana doa kalian.
Doa, kata para ulama adalah doa ul ibadah wa doa ul mas'alah, yaitu ibadah kalian sendiri.
Makanya dari dua dalil-dalil ini dan juga dalil-dalil yang lain, kita tahu bahawasanya kita di ciptakan di dunia dan kita baru memiliki nilai disisi Allah kalau kita itu beribadah.
Sementara seseorang tidak tahu bagaimana cara ibadah kecuali dengan cara belajar.
Makanya diwajibkan seseorang itu untuk belajar.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda dalam hadith yang hasan li ghairih, itu apa,
طلب العلم فريضة على كل مسلم
Bahawasanya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.
Sama saja dia Muslim pria atau pun Muslim wanita. Hukumnya adalah wajib.

Dan Rasulullah telah bersabda apa,
تعلم فان العلم بتعلم والفقه بالتفقه
Belajar lah kalian, kerana ilmu itu didapatkan dengan belajar dan fiqih itu di dapatkan dengan tafaqquh, yaitu melakukan pendalaman.

Maka menuntut ilmu itu adalah wajib. Dan ini dijelaskan banyak oleh para ulama' seperti Sheikh Soleh Fauzan , dan juga apa, sebelum beliau yaitu Sheikh as Sa'di.
Kalau engkau tidak mahu belajar padahal engkau memiliki kesempatan dan memiliki alat untuk belajar, maka engkau tidak punya hujjah disisi Allah.
Kerana engkau diciptakan untuk ibadah dan engkau tidak tahu ibadah yang di inginkan oleh Allah kecuali dengan cara belajar.
Thoyyib, dari sini maka kita naik ke yang berikutnya. Tidak semua orang itu layak diambil ilmunya.
Kita lihat bagaimana Abu Tholib, dia meninggal di atas kesalahan. Kenapa? Kerna dia mengambil ilmu dari siapa? Mengambil ilmu dari Abu Lahab, mengambil ilmu dari kakek moyang mereka dan sebagainya. Yang mana mereka itu tidak layak diambil ilmunya.
Demikian pula apa, yang di alami para pengikut Fir'aun. Kenapa mereka tersesat? Kerana mereka mengambil ilmu dari Fir'aun,
فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ ۚ 
Yaitu Fir'aun itu membuat kaumnya itu taat kepada mereka, dan dia menakut-nakuti mereka.

Lalu mereka pun taat kepada Fir'aun. Padahal apa, Fir'aun ini mengajak kemana? Mengajak kepada neraka.
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ ۖ
Kami jadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang mengajak kepada neraka.

Maka ini menunjukkan bahawasanya tidak semua orang layak di ambil ilmunya.
Dan juga sebagaimana di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibn Amr ibn Ash رضي الله عنهما,  Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
إن الله لا يقبض العلم ينتزعه انتزاعا من قلوب العباد وإنما يقبضه بقبض العلماء
Allah itu tidak lah mencabut ilmu dari hati-hati para hamba dengan sekali cabutan. Tetapi Allah تعالى mencabut ilmu itu dengan mematikan para ulama'
حتى إذا لم يبق عالما
Atau dalam riwayat yang lain
لم يبق عالم
Sampai apabila tidak lagi tersisa seorang alim pun,

اتخذ الناس رؤوسا جهالا
Manusia mengambil pemimpin-pemimpin dari kalangan orang-orang yang bodoh.

فسئلوا عن شيء
Lalu mereka di tanya tentang sesuatu.

فأفتوا بغير علم
Lalu mereka berfatwa tanpa ilmu.

فضلوا وأضلوا
sehingga mereka sesat dan menyesatkan.

Thoyyib, dan juga diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Abu Sa'id al Khudri رضي الله عنه, dalam kisah apa itu.

Kisah orang yang membunuh 99 orang itu. Ketika di tanya, minta di tunjukkan apa, orang yang paling berilmu, maka masyarakat menunjukkan kepada ahli ibadah.

Ternyata ahli ibadah ini tidak punya ilmu. Hampir saja dia menyesatkan orang, mengatakan tidak ada taubat untuk kamu. Akhirnya orang ini pun putus asa dari rahmat Allah. Akhirnya sekelian pendetanya di bunuh. Sekalian saja, tidak apa-apa. Saya sudah tidak ada kesempatan bertaubat.

Cuma Allah menghendaki apa, dia dapat taufik, maka dia terbetik hatinya lagi untuk tanya lagi, "Betul tidak fatwa ini.".

Akhirnya ditunjukkan kepada orang alim, الحمدلله orang alimnya jelas dia adalah punya ilmu, mengatakan,

ما يحل بينك وبين التوبة
Apa yang menghalangi engkau dari taubat, tapi apa, apa itu, mengatakan,

فعليك بفذهب الى قرية كذا وكذا فان بها اناس يعبدون الله.
Tetapi hendaknya engkau pergi ke desa demikian dan demikian kerana disana ada sekelompok orang yang  beribadah kepada Allah,

فاعبد الله معهم
sembahlah Allah bersama mereka.

ولا ترجي الى ارضك فانهم النسك
Jangan engkau kembali ke negeri mu kerana negeri mu adalah negeri yang buruk.

Kata Ibnu Hajar, ini menunjukkan bahawasanya apa, bahawasanya apa, bahawasanya lingkungan yang jelek, ini akan sangat berpengaruh kepada seseorang.

Maka apa, sangat ditekankan  untuk seseorang itu menjauh dari lingkungan yang jelek.

Dan kita tahu ucapan para pendidik, bahawasanya pendidikan orang tua itu, sering dikalahkan dengan pendidikan lingkungan.

Kita sering menasihati anak gini gini, tapi begitu anak keluar ke jalan sudah semuanya hilang, pulang-pulang, tiba-tiba dia, mulutnya penuh dengan apa, ye yaitu apa itu, daftar binatang-binatang itu.

Padahal orang tua sudah kasi nasihat ini ini, menunjukkan lingkungan itu pengaruhnya sangat besar di dalam mendidik anak.

*Maka dari dalil-dalil ini dan sekian banyak dalil, tahulah kita bahawasanya tidak semua orang layak untuk di ambil ilmunya. *

Dan juga apa, Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah bersabda,

الرجل على دين خليله فالينظر احدكم من يخالل
Orang itu sesuai dengan agama teman dekatnya. Maka hendaknya dia perhatikan dengan siapa dia itu berteman dekat.

Hadith dari siapa itu. Abu Hurairoh رضي الله عنه,di rakam oleh Abu Daud, hadithnya sohih.

Dan dalil banyak sekali tentang masaalah ini, menunjukkan apa,

*Kita harus memilih siapa yang layak untuk di ambil ilmunya dan seterusnya.*

Thoyyib.

Imam al Barbahari menyebut kan bahawasanya, "Bukanlah ilmu itu dengan banyaknya riwayat, atau dengan banyaknya kitab. Tetapi ilmu itu adalah, beliau mengatakan yang namanya orang alim adalah orang yang dia itu mengikuti ajaran Allah dan rasulNya dan para sahabat."

Berarti apa, seseorang ketika dia tahu tidak semua orang layak diambil ilmu, maka tidak semua orang yang punya banyak buku dan banyak  riwayat itu, dia juga layak di ambil ilmu.

*Tapi yang harus diambil ilmunya adalah orang yang setia kepada al Qur'an dan as Sunnah dengan apa, pemahaman para salaf.*

Jadi kembali apa. Belajar kepada orang yang agamanya itu lurus, yang agamanya baik.

Sebagaimana disebutkan oleh Yunus bin Ubaid رحمه الله تعالى, beliau melihat anaknya itu pernah keluar dari Amar bin Ubaid, sementara Amar bin Ubaid ini adalah pemimpin Muktazilah.

Maka dia mengatakan, "Wahai anakku. Seandainya engkau itu bersahabat dengan peminum khamar dan juga penzina dan sebagainya. Itu lebih aku sukai daripada engkau keluar dari rumah Amar bin Ubaid."

Kenapa?
Amar bin Ubaid akan merusak aqidah dia sementara sekadar ahli maksiat tidak sampai merusak aqidah.

Bukan berarti kita meremehkan masaalah maksiat, tetapi apa, maksiat saja kita sangat berhati-hati, apalagi masaalah kebid'ahan. *Berarti apa, jangan cari ilmu kepada ahlul bida'.*

Makanya di sebutkan oleh Sheikhul Islam, yaitu Abu Uthman as Sobuni رحمه الله تعالى, "Telah terbentuk kesepakatan dari ahlus sunnati wal jama'ah, bahawasanya tidak boleh kita belajar kepada ahlul bida' dan tidak boleh kita mencondongkan telinga-telinga kita kepada mereka dan seterusnya.

Thoyyib, dan juga penukilan ijma' ini telah disebutkan oleh siapa, Abu Hatim Ar Rozi dan Abu Zur'ah ar Rozi dalam kitab Aslussunnah wa Tiqadduddin.

Dan juga diriwayatkan dalam sunnah yang sohih, dari Sufyan Ibnu Muhalhal, beliau mengatakan, "Kalau engkau duduk ke ahlul bida' lalu dia langsung menyebutkan aqidah dia, engkau akan langsung menghindar dari dia. *Tetapi masaalahnya pertama kali dia akan menyebutkan dalil alquran, menyebutkan sunnah, baru dia akan memberikan kepada mu sesuatu dari bid'ah dia. Maka bagaimana engkau akan selamat.*

Itu menunjukkan apa, harus hati-hati sebelum kita memilih, memilih siapa yang layak diambil ilmunya.

Tidak semata-mata dari manisnya ucapan dia dan seterusnya, kerana kita tahu, disebutkan di dalam sejarah, apa yang menyebabkan orang-orang yang lemah ilmu dari Mesir itu sampai memberontak kepada Uthman?

Kerana yang pertama kali datang kepada mereka waktu itu adalah siapa? Abdullah bin Saba', orang Yahudi itu. Dia pura-pura masuk Islam dan setiap hari dia berdakwah dengan kalimat.bagus, masaalah amar ma'ruf nahi mungkar, zuhud kepada dunia. Setelah mereka percaya kepada dia, baru mulai dia mengatakan, "Dulu di zaman Abu Bakar, ماشاءالله gini gini. Sekarang zaman telah berubah." Sedikit demi sedikit. Membuat apa, orang jadi benci kepada pemerintahnya, akhirnya dari Mesir jauh-jauh, mereka pergi ke mana? Pergi ke Madinah untuk membunuh Uthman. Ujung-ujungnya itu.

Maka ini diharuskan untuk kita berhati-hati sebagaimana kata siapa itu, sebagaimana kata dari Muhammad bin Sirin رحمه الله تعالى.

Apa kata Muhammad bin Sirin? Ye Rasulullah mengatakan,

العلم هو الدين فالينظر احادكم من تأخذو دينه
"Bahawasanya ilmu ini adalah agama, maka hendaknya kalian memerhatikan dari mana dia mengambil agamanya itu."

Diriwayatkan dengan sanad yang sohih oleh Imam Muslim dalam Muqaddimah.

Dan juga diriwayatkan oleh, Imam al Firyabi di dalam, masih di awal-awal kitab beliau, yaitu, "Dzammun Nifaq wal Munafiqin dari siapa itu. Al Hasan al Basri, beliau mengatakan,

يا ابن آدم دينك دينك
فانه لحمك ودامك
فإن جبت فما احلها
وإن لم تمج منه
فما بقي نفس لا تموت
وما رن لا تدفك
وحجر لا يبر تبرك


Wahai Bani Adam
Jaga agama mu, jaga baik agama mu
Kerana dia adalah darah dan daging mu
Kalau engkau selamat
maka alangkah tenteramnya engkau
Tetapi kalau engkau sampai tidak selamat
Maka tidak ada yang tersisa kecuali jiwa yang tidak mati
(Yaitu di dalam neraka)
Dan yaitu apa, batu yang tidak akan pernah sejuk
dan api yang tidak pernah padam.

Jadi menunjukkan apa, harus hati-hati di dalam memeriksa siapa yang layak di ambil ilmunya.

Cari orang yang paling setia kepada al Quran wa Sunnah dengan pemahaman para salaf, walaupun di anggap aneh oleh orang-orang.

Intinya bukan masaalah pandangan aneh tapi lihat sesuai dalil atau kah tidak.

والله تعالى اعلم
الحمدلله رب العلمين

Sumber Channel Telegram: soaljawab_sheikhabufairuz
Diberdayakan oleh Blogger.