Header Ads

PEMIMPIN YANG TIDAK ADIL, APAKAH MENDAPAT NAUNGAN ALLAH DI HARI KIAMAT

PEMIMPIN YANG TIDAK ADIL, APAKAH MENDAPAT NAUNGAN ALLAH DI HARI KIAMAT ?


الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم، وبعد:

Ada pertanyaan: salah satu orang yang mendapatkan naungan Allah di Hari Kiamat adalah jika pemimpin yang adil, bagaimanakah dengan pemimpin yang tidak adil?

Maka dengan memohon pertolongan kepada Allah ta’ala semata saya menjawab:

Setiap kita pada hakikatnya adalah seorang pemimpin.

Dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما yang berkata:

أَنَّ رسولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ، وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَاْلمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، وَهِيَ مَسْئُوْلَةٌ عَنْهُمْ. وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ، مَسْئُوْلٌ عَنْهُ. أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ».

Bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: “Ketahuilah bahwasanya kalian semua adalah pengelola (pemimpin), dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban atas pengelolaannya. Maka imam yang memimpin manusia adalah pengelola, dia akan dimintai pertanggungjawaban atas pengelolaannya itu. Dan lelaki adalah pengelola terhadap keluarganya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atas pengelolaannya itu. Wanita adalah pengelola terhadap anggota keluarga suaminya dan anak suaminya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka itu. Hamba sahaya seorang lelaki adalah pengelola atas harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atas pengelolaannya itu. Ketahuilah, maka kalian semua adalah pengelola (pemimpin), dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban atas pengelolaannya itu”. (HR. Muslim (1825)).

Jika kita semua pada hakikatnya adalah seorang pemimpin, hanya saja kadar kepemimpinan itu bertingkat-tingkat. Maka jawaban berikut ini boleh jadi akan mengenai kita semua juga, sesuai dengan kadarnya. hanya Allah ta'ala Yang Mampu melindungi dan menyelamatkan.

Yang pertama: pemimpin yang tidak adil tidak akan mendapatkan naungan Allah di Hari Kiamat.

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه: dari Nabi ﷺ yang bersabda:

«سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله الإمام العادل».

“Ada tujuh golongan manusia yang dinaungi oleh Allah dalam naungan-Nya pada hari yang saat itu tiada naungan selain naungan-Nya: pemimpin yang adil”. Al hadits (HR. Al Bukhariy (660) dan Muslim (1031)).

Dalam hadits tadi Rasulullah ﷺ menjanjikan adanya naungan untuk pemimpin yang adil. Jika dia tidak berbuat adil, maka dia tidak memenuhi syarat, sehingga janji yang diberikan untuk syarat tadi tidak terpenuhi.

Al Imam Ibnu Qudamah رحمه الله berkata:
وَلَا يُوْجَدُ المَشْرُوْطُ قَبْلَ شَرْطِهِ. ("المغني" /8/ ص329).

“Janji yang disyaratkan itu tidak didapatkan sebelum terpenuhinya syarat yang disebutkan”. (“Al Mughni”/8/hal. 329).

Al Hafizh Ibnu Hajar رحمه الله berkata:
وَلَا يُوْجَدُ المَشْرُوْطُ دُوْنَ شَرْطِهِ. ("فتح الباري"/13/ ص363).

“Janji yang disyaratkan itu tidak didapatkan tanpa adanya syarat yang disebutkan”. (“Fathul Bari”/13/hal. 363).

Yang kedua: pemimpin yang tidak adil akan mengalami kegelapan di Hari Kiamat.

Dari Jabir bin Abdillah رضي الله عنهما: bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:

«اتقوا الظلم فإن الظلم ظلمات يوم القيامة واتقوا الشح فإن الشح أهلك من كان قبلكم حملهم على أن سفكوا دماءهم واستحلوا محارمهم».

“Lindungilah diri kalian dari berbuat zhalim, karena kezhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada Hari Kiamat. Dan lindungilah diri kalian dari kekikiran, karena kekikiran itu telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Kekikiran tadi menyebabkan mereka menumpahkan darah-darah mereka dan menghalalkan apa saja yang diharamkan terhadap mereka”. (HR. Muslim (2578)).

Yang ketiga: pemimpin yang tidak adil akan memikul kecelakaan.

Allah ta’ala berfirman:
﴿وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا﴾ [طه: 111].

“Dan tunduklah semua wajah (dengan berendah diri) kepada Rabb (Tuhan/Pencipta) Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman”.

Keempat: pemimpin yang tidak adil akan terkena laknat.

Allah ta’ala berfirman:
﴿فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ أَنْ لَعْنَةُ الله عَلَى الظَّالِمِينَ﴾ [الأعراف: 44].

“Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim”.

Kelima: pemimpin yang tidak adil tidak akan mendapatkan petunjuk.

Allah ta’ala berfirman:
﴿وَالله لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ﴾ [آل عمران: 86].

“Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zhalim”.

Keenam: pemimpin yang tidak adil tidak dicintai oleh Allah.
Allah ta’ala berfirman:
﴿وَالله لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ﴾ [آل عمران: 140].

“Dan Allah tidak mencintai orang-orang yang zhalim”.

Ketujuh: pemimpin yang tidak adil akan dikuasai oleh pemimpin yang tidak adil lainnya.

Allah ta’ala berfirman:
﴿وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ﴾ [الأنعام: 129].

“Dan seperti itulah Kami menjadikan sebagian dari orang-orang yang zhalim itu menguasai sebagian yang lainnya disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri”.

Allah ta’ala juga berfirman:
﴿وَإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ﴾ [الجاثية: 19].

“Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu sebagiannya menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain”.

Kedelapan: pemimpin yang tidak adil akan mendapatkan hukuman yang disegerakan di dunia, di samping mendapatkan hukuman di Akhirat.

Dari Abu Bakrah رضي الله عنه yang menyebutkan bahwasanya Nabi ﷺ bersabda:
«وما من الذنوب ذنب أسرع عقوبة من البغي وقطيعة الرحم».

“Tiada satu dosapun yang lebih cepat hukumannya daripada al baghyu (kezhaliman pada yang lain) dan pemutusan silaturrahim.” (HR. At Tirmidziy (2511) dengan sanad yang shahih).

Kesembilan: pemimpin yang tidak adil akan dibinasakan oleh Allah, sebesar apapun dia.

Allah ta’ala berfirman:
﴿فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ﴾ [إبراهيم: 13].

“Maka Rabb mereka memberikan wahyu kepada mereka: pastilah Kami akan membinasakan orang-orang yang zhalim itu”.

Al Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:
وقد سبقت سنة الله أنه لو بغى جبل على جبل جعل الباغي منهما دكاً. ("بدائع الفوائد"/2/ص464).
“Dan telah berlaku sunnatullah bahwasanya jika ada gunung berbuat baghyu (zhalim) kepada gunung yang lain, maka Allah akan menjadikan gunung yang zhalim tadi hancur”. (Badai’ul Fawaid”/2/hal. 464).

Kesepuluh: Pemimpin yang tidak adil akan masuk ke dalam Neraka dalam keadaan berlutut.

Allah ta’ala telah berfirman:
﴿وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا * ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا﴾ [مريم/71، 72].

“Dan tiada seorangpun dari kalian kecuali akan melewati Jahannam itu. Itu merupakan kewajiban atas Robbmu yang pasti akan ditunaikan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan Kami akan biarkan orang-orang zholim di dalamnya dalam keadaan berlutut.”

Kesebelas: pemimpin yang tidak adil akan tertimpa dosa.

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه: dari Nabi ﷺ yang bersabda tentang pemimpin:
«فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ وَعَدَلَ فَإِنَّ لَهُ بِذَلِكَ أَجْراً، وَإِنْ قَالَ بِغَيْرِهِ فَإِنَّ عَلَيْهِ مِنْهُ».

"Jika pemimpin tadi memerintahkan untuk bertakwa pada Allah dan bersikap adil, maka dia akan mendapatkan pahala dari itu. Tapi jika pemimpin memerintahkan yang selain itu, maka dia akan terkena dosa dari itu". (HR. Al Bukhariy (7137) dan Muslim (1835)).

Kedua belas: pemimpin yang tidak adil tidak akan minum dari telaga Rasulullah ﷺ.

Dari Ka’b bin ‘Ujrah رضي الله عنه yang berkata:
خَرَجَ إِلَيْنَا رسولُ اللهِ ﷺ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ: خَمْسَةٌ وَأَرْبَعَةٌ أَحَدُ الْعَدَدَيْنِ مِنَ الْعَرَبِ وَالْآخَرُ مِنَ الْعَجَمِ، فَقَالَ: «اِسْمَعُوْا، هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُوْنُ بَعْدِي أُمَرَاءُ؟ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ، فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ، وَل َيْسَ بِوَارِدٍ عَليَّ الحَوْضَ. وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ، وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، فَهُوَ مِنِّي، وَأَنَا مِنْهُ، وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ اْلحَوْضَ».

Rasulullah ﷺ keluar menemui kami ada sembilan orang: lima dan empat orang. Satu kelompok adalah orang Arab, kelompok yang lain adalah orang Ajam. Lalu beliau bersabda: “Dengarlah oleh kalian, apakah kalian mendengar bahwasanya sepeninggalku nanti ada para penguasa? Barangsiapa masuk menemui mereka, lalu membenarkan mereka di dalam kedustaan mereka dan juga membantu mereka di dalam kezhaliman mereka, maka dia itu bukan dari golonganku, dan aku bukan dari golongan dia. Dan dia tidak akan mengunjungiku di telagaku. Tapi barangsiapa tidak mengunjungi mereka, tidak membenarkan mereka di dalam kedustaan mereka dan juga tidak membantu mereka di dalam kezhaliman mereka, maka dia itu adalah dari golonganku, dan aku pun dari golongan dia. Dan dia akan mengunjungiku di telagaku”. (HR. At Tirmidziy, dan dia itu ada dalam “Al Jami’ush Shahih” karya Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله (3169-3170.

Ketiga belas: pemimpin yang tidak adil akan sangat menyesal di akhirat.

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه: dari Nabi ﷺ yang bersabda:
«إنكم ستحرصون على الإمارة وستكون ندامة يوم القيامة فنعم المرضعة وبئست الفاطمة».

"Sesungguhnya kalian akan bersemangat untuk mendapatkan kepemimpinan, padahal kepemimpinan akan menjadi penyesalan di Hari Kiamat. Kepemimpinan itu bagaikan pemberi susu yang sangat nikmat, tapi kepemimpinan itu menjadi sangat buruk saat memisahkan seseorang dari “susu” tadi". (HR. Al Bukhariy (7148)).

Keempat belas: pemimpin yang tidak adil akan sangat terhina di akhirat.

Dari Abu Dzarr رضي الله عنه: dari Rasulullah ﷺ yang bersabda:
«يا أبا ذر إنك ضعيف، وإنها أمانة، وإنها يوم القيامة خزي وندامة، إلا من أخذها بحقها وأدى الذي عليه فيها».

"Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya engkau itu lemah, dan sesungguhnya kepemimpinan itu adalah amanah, dan sungguh kepemimpinan itu akan menjadi kehinaan dan penyesalan di Hari Kiamat, kecuali orang yang mengambilnya sesuai dengan haknya dan dia menunaikan apa yang menjadi kewajibannya di dalam kepemimpinan tadi". (HR. Muslim (1825)).

Kelima belas: pemimpin yang tidak adil tidak akan mencium aroma Syurga.

Dari Ma’qil bin Yasar رضي الله عنه yang berkata: aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
«ما من عبد استرعاه الله رعية فلم يحطها بنصيحة إلا لم يجد رائحة الجنة».

“Tidaklah ada seorang hamba yang Allah serahi kepemimpinan terhadap rakyat, lalu dia tidak meliputi mereka dengan nasihat kecuali dia tidak akan masuk ke dalam Syurga”. (HR. Al Bukhariy (7150)).

Keenam belas: pemimpin yang tidak adil akan mendapatkan mimbar dari cahaya.

Dari Abdullah bin Amr ibnil ‘Ash رضي الله عنهما yang berkata: aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
«إن المقسطين عند الله على منابر من نور عن يمين الرحمن عز و جل وكلتا يديه يمين الذين يعدلون في حكمهم وأهليهم وما ولوا».

“Sesungguhnya orang-orang yang adil itu di sisi Allah akan berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya, di sisi kanan Ar Rahman عز وجل , dan kedua tangan Allah adalah kanan. Mereka itu adalah orang-orang yang berlaku adil di dalam hukum mereka, dan berlaku adil di dalam keluarga mereka dan di dalam apapun yang mereka kuasai”. (HR. Muslim (1827)).

Masih banyak ancaman dari Allah dan Rasul-Nya ﷺ terhadap para pemimpin yang tidak adil. Namun inilah yang mampu disampaikan pada kesempatan yang singkat ini.
Selesai sampai di sini.

والله تعالى أعلم، والحمد لله رب العالمين.

Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.