Terjemahan Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Al Karim Abu Abdillah Faishal Bin Abdah Al Yamaniy Al Hasyidiy حفظه الله
Terjemahan Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Al Karim Abu Abdillah Faishal Bin Abdah Al Yamaniy Al Hasyidiy حفظه الله
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:
Telah sampai kepada saya surat dari saudara saya Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman Al Indonesiy حفظه الله yang isinya adalah permintaan agar aku memeriksa risalahnya yang berjudul “At Ta’liq Wal Ibanah ‘Ala Fatwa Ibni Baz Fis Sihr Wal Kahanah”. Permintaannya tadi juga disertai dengan surat khusus yang di dalamnya dia mengeluh tentang berita yang sampai kepadanya mengenai keadaan orang-orang yang melakukan praktek sihir dan perdukunan. Dia juga menceritakan kepada saya bahwasanya sihir tadi aneh: menjadikan sejumlah orang awam terkena kesurupan setan dalam satu waktu. Dia juga menceritakan perkara-perkara yang membuat kening berkerut. Dan hal itu adalah perkara-perkara yang terjadi dan banyak tersebar disertai dengan kebodohan terhadap tauhid dan ilmu yang diwariskan.
Sesuatu itu disebutkan dengan sebab tersebutkannya sesuatu yang lain: sebelum Syaikhuna Muqbil Al Wadi’iy رحمه الله tiba di negeri Yaman; dulu Yaman itu sangat “Kurus dan lemah” di bawah tekanan beban besar dan “Melangkah dalam keadaan terikat” dengan belenggu-belenggu yang berat, disebabkan oleh kejahilan. Dan di masa itu para penyihir punya dominasi dan kekuasaan. Di setiap dusun, kampung dan desa didapatkan menara yang jelas untuk mereka, didatangi oleh orang-orang jahil untuk berobat, sehingga para penyihir itu menambahi mereka kesesatan di atas kesesatan mereka, dan kebingungan di atas kebingunan mereka. Mayoritas orang mendatangi para penyihir tadi agar melakukan praktek sihir perceraian, atau kegilaan pada orang yang menjadi lawan sengketa mereka, seperti: sanak kerabat, madu, orang menyelisihi mereka, dan yang lainnya. Maka menjadi banyaklah orang-orang gila dan sakit kesurupan setan.
Dulu para penyihir dan dukun ditakuti di dalam jiwa-jiwa masyarakat awam; lalu mereka membuat tampak indah bagi mereka untuk pergi ke pekuburan, mohon bantuan pada kuburan, memohon keselamatan padanya, menyembelih untuknya, lalu para penyihir dan dukun tadi akan diberi apa saja yang mereka minta. Demikianlah kejahilan memperlakukan pemiliknya!
Manakala Syaikhuna Muqbil Bin Hadi Al Wadi’iy رحمه الله datang ke Yaman; beliau tidak turut berlomba-lomba membuka klinik pengobatan penyakit kejiwaan dengan memakai ruqyah yang disyariatkan seperti yang diperbuat oleh sebagian orang jahil. Beliau di tengah-tengah mereka hanyalah menegakkan sunnah Rasulullah ﷺ, berupa dakwah kepada tauhid, menyebarkan ilmu syariat, lalu orang-orang mendatangi beliau dari segala penjuru untuk menuntut ilmu. Kemudian pulang kembali ke negeri-negeri mereka sebagai juru dakwah kepada tauhid dan memperingatkan dari setiap perkara yang bertentangan dengan tauhid, dan mereka juga memperingatkan kaum mereka dari bahaya para penyihir, dukun, paranormal dan para penyembah kubur, kemudian menyebarlah dakwah beliau dan sampai ke setiap kota dan desa, memasuki setiap dusun dan kampung.
Beliau menampilkan tauhid, memperingatkan dari kesyirikan, dan tidak berdiam diri dari kebatilan. Beliau rajin mengumandangkan kebenaran, dan tidak terpengaruh di jalan Allah oleh celaan orang yang mencela.
Akan tetapi sebagian orang yang mendapatkan ilmu sedikit; justru setan menampakkan padanya indahnya membuka klinik-klinik untuk pengobatan memakai ruqyah syar’iyyah dengan alasan bahwasanya orang-orang awam akan pergi ke para penyihir dan dukun. Para pembuka klinik tadi akhirnya menyia-nyiakan diri mereka sendiri dan menyia-nyiakan ilmu yang mereka miliki. Bahkan sebagian dari mereka menyimpang dari jalan yang benar dan tepat; karena berebut dunia dan terjatuh ke dalam jeratan-jeratan setan.
Bahkan keadaan sebagian dari mereka menjadi sangat memprihatinkan. Bahkan saya melihat dengan kedua mataku ini: orang yang memusatkan perhatian pada pengobatan ruqyah, dia sendiri telah kehilangan akal sehatnya sehingga dia mengigau dari satu jalan ke jalan yang lain, dari satu desa ke desa yang lain. Dan benarlah orang yang berkata:
(من من سلك غير طريق سلفه أفضت به إلى تلفه).
“Barangsiapa menempuh selain jalan para Salafnya, rute itu akan menyampaikannya pada kebinasaannya”.
Kata pengantar ini tidak cukup luas untuk menyebutkan kisah-kisah dan cerita-cerita, karena sangat panjang.
Kami tidak mengharamkan ruqyah syar’iyyah. Kami berlindung pada Allah dari mengharamkan apa yang Allah halalkan. Ruqyah syar’iyyah itu tidak mengapa. Tidak mengapa seseorang itu meruqyah diri sendiri dan keluarganya. Tidak mengapa dia meruqyah orang lain, dengan dalil didalam “Shahih Muslim”, dari hadits Jabir Bin Abdillah رضي الله عنهما yang berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَفْعَلْ».
“Barangsiapa mampu untuk memberikan manfaat pada saudaranya; maka hendaknya dia mengerjakannya”.
Akan tetapi yang telah dan selalu kami ingkari adalah: salah seorang dari mereka membuka klinik ruqyah syar’iyyah dan mencurahkan perhatian pada urusan tadi. Inilah yang kami ingkari.
Apakah dulu para Salaf membuka klinik-klinik untuk pengobatan dengan ruqyah syar’iyyah dan mencurahkan perhatian padanya hingga meninggalkan pekerjaan-pekerjaan mereka, serta bahkan menjadikan itu sebagai pekerjaan dan mata pencaharian? Allahumma, tidak.
Jika demikian, maka inilah yang telah dan senantiasa kami ingkari.
Dan sungguh telah banyak para pelaku kebatilan dan tukang makan yang menjadikan ruqyah syar’iyyah sebagai mata pencaharian, lebih banyak daripada sebelumnya, sampai-sampai hal itu menjadi “Mode zaman sekarang”.
Saya ingat bahwasanya saya pernah berjalan di beberapa jalan di suatu negara Islam, lalu saya melihat reklame tertulis di dalamnya: “Klinik Pengobatan Memakai Ruqyah Syar’iyyah, milik Asy Syaikh Fulan”. Kemudian saya melangkah sebentar, lalu saya mendapatkan reklame lain tertulis di dalamnya: “Klinik Pengobatan Memakai Ruqyah Syar’iyyah, milik Asy Syaikh Allan”, dan seterusnya sampai-sampai saya merasa heran akan banyaknya reklame macam tadi di satu jalan. Bahkan reklame-reklame tadi menyerupai reklame-reklame para dokter di sejumlah klinik.
Kemudian beberapa dukun dan penyihir berbuat seperti perbuatan orang-orang tadi, dengan alasan seperti alasan orang-orang yang dianggap sebagai ulama tadi. Sementara orang orang-orang awam tidak mampu membedakan antara juru obat dari Ahlussunnah dengan yang lainnya.
Maka orang-orang yang menyatakan mengobati memakai Ruqyah Syar’iyyah tadi telah membuat satu pintu keburukan, bahkan dua pintu keburukan.
Yang pertama: membuka klinik-klinik Ruqyah Syar’iyyah, padahal hal itu tidak dilakukan oleh para Salaf yang menjadi teladan.
Yang kedua: mereka menjadi sandaran bagi orang lain dari kalangan para dukun untuk membuka klinik-klinik Ruqyah.
Boleh jadi ada orang yang bertanya: “Gantinya apa?”
Maka kami menjawab: “Gantinya adalah kita mengerjakan seperti apa yang dikerjakan oleh Rasulullah ﷺ, berupa mendakwahkan tauhid, memperingatkan dari kesyirikan, dan menyebarkan ilmu yang benar yang menghapuskan gelapnya kebodohan.
Dan sungguh Syaikh kami Al Wadi’iy رحمه الله telah berjalan sebagaimana perjalanan Rasulullah ﷺ, berupa mendakwahkan tauhid, memperingatkan dari kesyirikan, dan menyebarkan ilmu, sehingga dengan beliau Allah memberikan manfaat pada negeri-negeri dan para hamba. Dan tidaklah beliau meninggal dunia sehingga jiwa beliau tentram dengan tersebarnya Sunnah di mayoritas wilayah di Yaman dan di banyak negara di dunia ini.
Manakala berita dakwah beliau yang diberkahi sampai kepada Asy Syaikh Ibnu Baz رحمه الله, beliau berkata: “Itu merupakan salah satu dari buah kejujuran dan keikhlasan”.
Ustadz kami Al Imad حفظه الله berkata sebagaimana di dalam qashidah beliau saat berduka cita dengan kematian Syaikhuna Muqbil:
ضَرَبْتَ بِسَيْفِ الحَقِّ هَامَاتِ بَاطِلٍ # فَالْفَيْتَهْ فِي الخِزْي وَهُوَ مُجَنْدَلُ.
وَلَا بِدَعٌ إِلَّا اجْتَثَّتَ جُذُورَهَا # وَصَاحِبُهَا تَحْتَ الحُطَامِ مُكَبَّلُ.
وَلَا مُشْرِكٌ بِاللهِ إِلَّا رَدَدْتَهُ # وَأَعْلَمْتَهُ بُطْلَانُ مَا كَانَ يَفْعَلُ.
وَمَا رَدَّهُ فِي اللهِ لَوْمَةُ لائِمٍ # يُجَرِّحُ فِي هَذَا، وهَذَا يُعَدِّلُ.
“Dengan pedang kebenaran engkau memukul kepala-kepala kebatilan, lalu engkau melemparkan kebatilan tadi ke dalam kehinaan dalam keadaan dia itu menjadi batu.
Dan tidak ada kebid’ahan kecuali engkau mencabutnya dari akar-akarnya. Dan pelakunya terikat di bawah reruntuhan.
Juga tiada satu musyrikpun kepada Allah kecuali engkau membantahnya, dan engkau mengajarinya akan kebatilan perbuatannya itu.
Di jalan Allah; beliau tidak dimundurkan karena celaan orang yang mencela. Beliau mengkritik orang yang ini, dan memuji orang yang itu”.
Adapun para murid Syaikh kami Al Wadi’iy رحمه الله maka mereka bertebaran di seluruh penjuru bumi, sebagiannya Allah beri taufik untuk membuka pondok ilmu untuk mengajari manusia tentang ilmu agama yang benar.
Ustadz kami Al Imad حفظه الله berkata:
يقولونَ: قد أدبرتَ! لا والذي بَرَى * فؤادكَ علماً، إنما أنتَ مقبلُ
شموسُكَ ما زالت علينا سَواطِعاً * تُبيدُ دُجَى الظَّلْمَاءِ والليلِ أَلْيَلُ.
وأقمارُكَ الأفذَاذُ ما زالَ عرْفُهُمْ * على دربِكََ الوضَّاءِ لم يَتَحَلْحَلُوا.
وَمَا مِنْهُمُ إِلَّا عَلَى الْعِلْمِ عَاكِفٌ * وَفِي الَّليْلِ إِلَّا سَاجِدٌ أَوْ مُرتِّلُ.
“Mereka berkata: ‘Engkau telah mundur!’. Tidak, demi Dzat Yang menciptakan jantungmu sebagai ilmu, engkau itu hanyalah Muqbil (orang yang maju ke depan).
Mataharimu terus-menerus bersinar menerpa kami, menyirnakan kelamnya kegelapan dalam keadaan malam itu masih di puncak kegelapannya.
Dan bulan-bulanmu yang sendirian; terus-menerus wanginya mereka itu ada di atas jalanmu yang bersinar cerah dan mereka tidak berpindah.
Tiada seorangpun dari mereka kecuali tekun di atas ilmu, kecuali sujud atau membaca Al Qur’an di malam hari”.
Kesimpulannya adalah: tidak ada yang mampu memerangi kesyirikan, khurafat, kejahilan dan perdukunan seperti penyebaran ilmu syar’iy. Ilmu adalah cahaya yang menghilangkan kelamnya kebodohan.
Maka barangsiapa ingin mengembalikan umat manusia kepada agama mereka yang benar; dia wajib untuk menempuh jalan Rasulullah ﷺ dan para Sahabat beliau serta orang yang mengikuti mereka dengan baik. Termasuk dari mereka adalah Syaikh kami رحمه الله. dan keberkahan yang sebenarnya ada pada sikap mengikuti manhaj Salaf.
وَخَيْرُ الْأُمُوْرِ السَّالِفَاتُ عَلَى الْهُدَى * وَشَرُّ الْأُمُوْرِ اْلمُحْدَثَاتُ الْبَدَائِعُ
“Dan sebaik-baik perkara adalah perkara-perkara yang telah berlalu di atas petunjuk. Sedangkan perkara terburuk adalah perkara-perkara yang baru dan dibuat-buat”.
Dan sungguh telah membuat saya kagum apa yang ditulis oleh saudara kita Asy Syaikh Abu Fairuz di dalam risalahnya yang berjudul “At Ta’liq Wal Ibanah ...”, sehingga saya berkata di dalam jiwa saya: “Inilah ilmu yang sebenarnya yang dengan itu Allah menyinari gelapnya kebodohan, dan mengembalikan manusia kepada agama mereka yang benar”.
Catatan-catatan kaki yang ditulis oleh saudara kita Asy Syaikh Abu Fairuz itu layak untuk ditulis dengan tinta misik (minyak kasturi -pen) di atas di dalam kertas dari kafur (sejenis pengawet yang wangi –pen), serta berhak untuk digantungkan dengan benang-benang cahaya pada leher bidadari.
فَهَذَا اْلحَقُّ لَيْسَ بِهِ خَفَاءٌ # فَدَعْنِي مِنْ بُنِيَّاتِ الطَّرِيْقِ.
“Maka inilah kebenaran yang sebenarnya tanpa memiliki kesamaran. Maka janganlah aku diganggu dengan jalan-jalan kecil yang bercabang-cabang di sekitar jalan utama”.
Pena berjalan dengan tulisannya yang terdahulu.
Dan ditulis oleh;
Faishal Al Hasyidiy
Di Mekkah, 7 Jumadal Akhirah 1441 H.
-------------------
( “At Ta’liq Wal Ibanah ‘Ala Fatwa Ibni Baz Fis Sihr Wal Kahanah”. | terjemah bebas : “Sihir Dan Perdukunan, Juga Ruqyah Yang Disyariatkan” | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy