Usul Fiqih (Dars 7)
Usul Fiqih
Untuk download file PDF klik gambar |
Dars 7
٥.المباح
Al Mubah
Secara bahasa - Mubah ertinya adalah yg diumumkan, dari اباح yaitu mengeraskan suara, والمأذون فيه yg diizinkan
Secara istilah - suatu perkara yg secara zatnya tidak terkait dgn perintah dan larangan.
Seperti makan dimalam hari Ramadhan.
Maka keluar dengan ucapan kita, suatu perkara yang tidak terkait dengan perintah, yaitu yang wajib dan mandub
Keluar dgn perkataan kita, tidak pula terkait dengan larangan, yaitu yang haram dan makruh.
Keluar dgn perkataan kita, secara zatnya, yaitu suatu perkara apabila terkait dgn suatu perintah, kerana dia menjadi wasilah/sarana/perantara/pendekat untuk menjalankan apa yang diperintahkan.
Atau terkait, ternyata perkara ini sekarang dalam kes ini misalkan, dia terkait dgn suatu larangan kerana dia menjadi sarana masuk kepada perkara yang dilarang.
Maka kerana sesungguhnya dia sekarang memiliki hukum dari sesuatu yang mana dia menjadi perantara kepada perkara tadi.
Berupa perkara yang diperintahkan atau yg dilarangkan.
الوسائلها حكم المقاصدPerantara2 itu memiliki hukum seperti hukum tujuannya. Kalau tujuannya menuju kpd yang diperintahkan, maka dia juga jadi diperintahkan atau sebaliknya.
Keadaan2 ini tidak mengeluarkan dia dari hukum mubah pada asalnya.
Perkara yg mubah selama dia itu diatas sifat kemubahannya, maka dia tidak terkait dgn pahala ataupun hukuman. Dia juga di kasi nama halal dan jaiz.
Ahkam al Wad'iyah
Hukum2 yg diletakkan, adalah sesuatu yg diletakkan oleh sipembuat syariat berupa alamat2.
Alamat tentang pastinya suatu perkara atau suatu hukum, atau hilangnya suatu perkara atau satu hukum, sebagai alamat untuk berlakunya suatu transaksi atau dibatalnya suatu transaksi.
Diantara nya sahnya suatu ibadah atau suatu muamalah atau rosaknya suatu ibadah atau suatu muamalah.
1. Sohih; secara bahasa selamat dari penyakit
Secara istilah; suatu perkara yang mana pengaruh atau kesan dari perbuatan itu berakibat pada dirinya, baik dia itu berupa ibadah atau berupa akad yaitu muamalat, transaksi ini dan itu.
Soalan
Minit ke 12.37; Rokok
Sheikhuna, tentang bab mubah tadi kan. Ada ustadz2 bid'ah menggunakan bab ini mengatakan rokok, sebagai contoh, kita boleh memudaratkan diri kita kalau tak hisap rokok, maka hukum rokok itu adalah wajib, sebab meninggalkannya memudaratkan kita. Bagaimana menjawabnya?
Jawabnya ada dari.beberapa sisi. Itu adalah naf'un yang madz'nun. Ini adalah menafaat yang diperkirakan sahaja., bahawasanya rokok ini ada menafaatnya kerana orang yang tidak merokok itu boleh jadi dia akan tidak konsentrasi lah, badannya akab bergetar. Kita tanya, 'Kenapa engkau sampai tidak konsentrasi, badan mu boleh sampai bergetar bahkan boleh jadi seharian engkau jadi pening. Ye selama ini saya sudah kecanduan rokok. Bererti rokok itu lah yang membahayakan bukan malah mendatangkan menafaat. Sehingga engkau sampai mengalami idman, mengalami ketergantungan. Justeru ketergantungan ini menunjukkan bahawasanya rokok itu adalah haram kerana dia merosak keadaan mizat yaitu metabolisme seorang manusia.
Menafaat yang dihayalkan tadi adalah menafaat yang madlun. Jadi sekadar dipersangkakan saja. Sekarang hukum asalnya orang kalau tidak merokok, dia sihat sihat saja. Kenapa sekarang jadi tergantung kepada rokok. Bererti rokok itu yang haram. Rokok itu yang memudhoratkan. Thoyyib, dan kalau dia mengobati diri sendiri mungkin dgn makan gula-gula dan dengan kesabaran dan keteguhan, dia jadi sihat lagi tidak tergantung pada rokok tadi. Jadi itu tadi menafaat yang dipersangkakan saja.
Sebagaimana ucapan orang Arab, 'Saya minum khamar, tegukan yang kedua, ini untuk mengobati rasa haus kerana tegukan yang pertama. Seandainya sejak pertama di tidak minum khamar, dia tidak haus itu. Tapi gara-gara dia minum khamar, akhirnya dia kehausan lalu dia beralasan, oh khamar ini menghilangkan kehausan, tidak. Sejak awal salah kamu sendiri kenapa anda minum khomar. Akibatnya anda jadi kehausan. Jadi anda lah yang membuat mudhorat kepada diri sendiri. Lalu dengan alasan mengobati mudhorat yang pertama,anda mendatangkan mudhorat yang kedua kerana nanti yang kedua nanti akan mendatangkan mudhorat yang ketiga. Anda jadi tergantung pada tegukan yang ketiga dan seterusnya. Ini di bahas oleh Ibnu Qaiyim didalam Ad Da' wad dawa'. Thoyyib, jadi itu sekadar persangkaan, menafaatnya tadi.
Thoyyib dan juga dari sisi usul fiqih yang lain, kita katakan usul fiqih ini tidak boleh diambil sebahagian dibuang sebahagian yang lain. Usul fiqih yang lain mengatakan, 'Daf'ul mafasid muqodomin ala jabil masolih'. Yaitu menolak kerosakan lebih diutamakan daripada mendatangkan kemaslahatan. Tadi dia bilang ada kemaslahatan, ada menafaat, agar kita tidak lagi mengalami istilahnya hilangnya konsentrasi atau mengalami getaran badan atau apa sepanjang hari. Kita katakan, itu menafaat yang sangat sedikit dibandingkan dengan mudhoratnya yang akan menyebabkan kita kena kanser paru-paru, kena ini, kena itu bahkan kanser kulit, kanser tenggorokan itu dan mudhoratnya sampai kepa da isteri kita, kasihan. Harus mencium bau yang busuk atau juga memjadi perokok pasif sementara para pakar telah mengatakan perokokn pasif risiko memdapatkan kanser sekian ratus kali lipat lebih besar daripada perokok yang aktif. Thoyyib. Itu kata para pakarnya gitu. Belum lagi yang nanti dilahirkan, yang boleh jadi dia malah tahu2 cacat dan seterusnya. Mudhoratnya banyak sekali.
Thoyyib, bererti apa, menafaat yang kecil itu harus dibuang demi menjauh dari mudhorat yang lebih besar. Bahkan asal dari mudhorat sendiri harus di tinggalkan walaupun hal itu menyebabkan sebahagian menafaat tidak didapatkan kerana dar'ul mafasid muqoddam ala jabil musolih. Menolak kerosakan itu lebih diutamakan daripada mendatangkan menafaat. Menafaat yang sebenarnya itu keburukan dari yang mereka perbuat sendiri. Mereka yang salah sendiri, kenapa masuk ke bahaya tadi sehingga perlu melakukan perkara yang haram demi mendapatkan menafaat yang di sangkakan tadi. Thoyyib. Ini usul fiqih yang dibuat-buat, yang diletakkan bukan pada tempatnya.
🎙 Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Jawiy Al Indonesiy حفظه الله
Sumber Channel Telegram: Usul Fiqih