Header Ads

Kajian Kitab "التعاليق السنية على الأمثال في القرآن لابن قيم الجوزية" 10 Majlis)

Sumber Channel Telegram: التعاليق السنية

Judul: 
التعاليق السنية على الأمثال في القرآن لابن قيم الجوزية
Pengarang: 
Syeikh Abu Fairuz Abdul Rahman Al-Jawi
Allahuma salli ala Muhammadin. oh iya dan kita masuk di buka surat 37. 

Yaitu apa setelah menyebut, setelah kita menyelesaikan tafsir Imam Ibnu Katsir kita masuk ke Imam Ibnul Qaiyimnya, Karena Allah subhanahu menyebutkan ttg orang kafir dan menyifati mereka "Bahwasanya mereka itu tidak mampu untuk mendengar dan mereka tidak mampu untuk melihat - surah Luth ayat 20. Makanya dalam ayat yg ke 24 Allah menyebutkan itu, permisalan antara orang kafir dan orang mukmin adalah seperti orang yang buta dan tuli dengan orang yang mampu melihat dan mampu mendengar. Tayib. Lalu beliau mengatakan, lalu Allah menyebutkan kaum mukminin. 

Dan Allah menyifati mereka dengan keimanan dan amal saleh. Jangan tunduk patuh yaitu apa? Tunduk patuh, taat kpd Robb mereka. Maka Allah menyifati mereka dengan ibadah lahiriah dan batiniah. Allah menjadikan salah satu pihak itu bagaikan orang yang buta dan tuli, karena hatinya itu buta dari melihat kebenaran. Tuli dari mendengar kebenaran. 

Maka Allah menyerupakan orang ini dengan orang yang penglihatannya itu buta dari melihat berbagai benda. Orang yang pendengarannya itu tuli dari mendengar suara-suara. Sementara pihak yang lain, hatinya itu mampu melihat, yaitu apa? Mata hati. yaitu apa? Pendengaran hatinya seperti penglihatan mata dan pendengaran telinga. Karena kita tahu alat untuk menerima ilmu itu ada tiga. 

Sebagaimana firman Allah taala. "Sesungguhnya di dalam peristiwa itu benar-benar ada peringatan bagi orang yang memiliki hati dan dia itu mencurahkan pendengaran atau mencurahkan pendengaran dalam keadaan dia menyaksikan." Jadi ilmu itu didapatkan melalui tiga cara, yaitu apa? Hati, pendengaran, dan penglihatan. 

Dengan itulah dihasilkan zikro di dalam surat Qaf itu. Makanya dalam ayat yang kita bahas Hud ayat 24 diakhiri dengan apa? "Apakah kalian tidak menyadari, apakah kalian tidak mendapatkan peringatan?. Karena memang alat untuk mencari ilmu itu tiga tadi. 

Sebagaimana firman Allah taala dalam ayat yang lain "Allah jadikan kalian memiliki. penglihatan dan hati. Namun sedikit sekali kalian itu menyukurinya. Alat mencari ilmu itu tiga. Ah, tatkala orang ini tidak mau menerima kebenaran, matanya tidak dipakai untuk melihat kebenaran, telinganya tidak digunakan untuk mendengarkan kebenaran, hatinya tidak digunakan untuk menghafal dan memahami kebenaran, maka dia bagaikan orang-orang yang kehilangan alat mencari ilmu. Tidak mampu melihat, tidak mampu mendengar, hatinya juga hati yang tumpul. 

Tayib. Kemudian kata beliau, maka ayat ini, ayat Hud yang ke 24, mengandungi dua kias dan dua permisalan. Untuk kedua kelompok, kelompok kafir dipermisalkan dengan orang yang buta dan tuli. Sementara kelompok mukmin dipermisalkan dengan orang yang mampu mendengar dan mampu melihat. Lalu Allah meniadakan penyamaan di antara kedua kelompok itu. Dengan firman-Nya, "apakah mereka berdua sama? Apakah kedua kelompok ini sama?: Ini soal ingkari. Maknanya adalah nafi yaitu tidak sama. Kalau tidak sama berarti apa? Berarti kita disuruh untuk memikirkan mana yang layak untuk diikuti. Kita ikut jalan orang mukmin ataukah kita ikut jalan orang kafir? Makanya akhir ayat mengatakan apa? "Kenapa kalian tidak memikirkan dan menyadari ini?" Berarti setelah kita diberitahu permisalan ini dan kedua kelompok tidak sama, kita diwajibkan memilih salah satunya. 

Di sinilah digunakan tazakkur, yaitu apa? Kemampuan untuk mengingat dan berpikir. Kalau tidak, berarti apa? Kita cuma akan melengkapi gambaran ketiga dari apa? Orang-orang yang kehilangan alat mencari ilmu. Orang kafir digambarkan dua alat mencari ilmunya sudah lenyap di dalam ayat tadi. Tak mendengar, tak melihat. Ah kalau kita sudah mendapatkan itu, mendapatkan gambaran tadi, ternyata kita justru ikut jalan mereka, berarti hati kita tidak dipakai untuk berfikir, berarti sekalian apa, melengkapi yang ketiga, hatinya tumpul, nauzubillah. Kemudian yang baru, pembahasan baru, Permisalan orang yang bertawakal kepada selain Allah. 

Di antaranya adalah firman Allah taala, Permisalan orang-orang yang mengambil selain Allah sebagai wali-wali (pelindung, pengatur, pemelihara, bagaikan ankabut, yaitu apa? Labah-labah, spider. Yg membuat rumah. 

Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah benar-benar rumah labah-labah, sarang labah-labah Seandainya mereka tahu. Takdirnya apa? Kita tahu ini adalah dia memiliki syarat. Jawaban syaratnya terhapus taqdirnya apa? Seandainya mereka tahu itu, niscaya mereka tidak mau mengambil selain Allah sebagai  pelindung pemimpin dan pemelihara. Iniilah makna dan itu banyak dalam Quran pola-pola macam ini yaitu jawab dihapus tapi sudah tersirat di awal kalimat. 

Tayib sebelum kita masuk ke dalam Ibnul Qayyim, kita ambil faedah dari catatan kaki, dan jelas catatan kakinya saya memilih-milih tafsir yang paling sesuai kalimatnya. Tidak banyak, perlu apa itu, penelitian yang rumit dan seterusnya. **Kita ambil sekarang faedah dari Syekh kami rahimahullah Muhammad Al Harori. Muhammad Amin Al-Harari Rohimahullahu taala. Ana tulis karena waktu itu beliau masih hidup. Sekarang beliau sudah meninggal memang dalam dua tahun ini alangkah banyaknya ulama yang meninggal. Ayat-ayat kesesuaian, sisi kesesuaian antara ayat-ayat ini dan yang sebelumnya apa? 

Bahwasanya Allah yang Mahasuci, tatkala dia telah menjelaskan terdahulu, bahwasanya dia telah membinasakan orang yang berbuat syirik kepadanya dengan hukuman yang disegerakan dan dia akan menyiksa orang itu dengan siksaan yang keras. Di dunia dapat, di akhirat juga menderita nauzubillah. Sesuatu yang dia sembah tidak bermanfaat bagi dia di dunia dan di akhirat, di dua negeri, di dunia tak mampu melindungi dia dari azab Allah, di akhirat juga tak mampu menyelamatkan dia dari neraka. 

Jadi takada gunanya itu. Rukuk dan sujud dia kepada berhala tadi tidak berguna untuknya. Yujdih berguna atau berfaedah. Ah ini jawab dari lamma tadi  tatkala begini, begini, begini, Allah menyusulkan ini, ini tadi. Dengan apa? Allah membuat permisalan tentang keadaan orang yang mengambil sesembahan selain Allah. Dengan dipermisalkan dengan keadaan laba-laba. Dia telah membuat sarang. Tidak mampu merehatkan dia, apabila dia bernaung di rumah itu, iya kalau ada hujan kena hujan, ada matahari dia masih tertimpa cahaya matahari, ada angin juga terkadang jadi rusak-rusak itu, dan seterusnya.. betul-betul apa sarang yang sangat lemah dan tidak berguna. Tapi apa? Bukan berarti laba-laba itu buruk dan jahat, dia baik. Dia baik dan dia melambangkan orang yang tawakal kepada Allah. Kenapa? Belum tentu dalam sehari ada hewan lewat situ. Ini betul-betul apa? Memasang jaring dan bertawakal. Tapi Allah yang mengatur rezekinya. Cuma di sini Allah mempermisalkan orang yang bernaung kepada selain Allah, bagaikan apa? Sarang laba-laba yang selemah itu. Kata beliau di sini sarang dia tadi tidak mampu melindunginya dari cuaca panas dan cuaca sejuk. Iya, dia cuma bentuk gimana kita akan bilang dua dimensi atau berapa tak mampu melindungi dia, tak ada, tak ada bumbungnya dan seterusnya. Apabila dia kembali yaitu apa? Eh bukan kembali. Kembali Syawa artinya kembali atau yaitu bernaung tapi bagusnya bernaung yang tadi itu awal, awal bernaung, sawat kembali. kembali ke rumah itu. 

Lalu Allah menambahkan pengingkaran tadi dengan penguat, yaitu apa? Permisalan tadi. itu berisi pengingkaran kepada orang yang menyembah selain Allah. Kenapa? Bagaikan orang yang membuat sarang laba-laba, kalian paham itu, sarang laba-laba lemah. Lalu Allah menambahkan bukan hanya lemah, bahkan ini adalah rumah yang paling lemah. Tayib. Maka inilah makna Allah menambahkan pengingkaran dengan penguat lagi, kalam penguat. Allah menyebutkan bahwasanya sesuatu yang mereka seru, sesuatu yang mereka mintai itu tidak ada apa-apanya. Maka bagaimana layak. yaitu apa? Layak atau sesuai. Untuk orang yang berakal, dia meninggalkan zat Yang Mahakuasa, lagi Maha penuh hikmah,. Lalu dia menyibukkan diri dengan menyembah sesuatu yang tidak ada apa-apanya. Kalau kita sakit ternyata yang selama ini kita sembah tidak mampu menyembuhkan kita. Kalau kita diganggu orang ternyata jin jin yang selama ini kita minta perlindungan juga tak mampu melindungi kita dan seterusnya. 

Maka tak ada gunanya nauzubillah. Mungkin pernah berguna tapi setelah itu banyak kerugiannya kita sudah bayar banyak lagi. Sebagaimana manusia, terkadang berguna tapi sering kali ketika sedang diperlukan hiburannya atau diperlukan bantuannya tidak seperti yang dibayarkan. Lalu Allah menyusulkan pembahasan ini dengan menerangkan faedah faedah membuat permisalan untuk umat manusia. Dan Allah menerangkan bahwasanya tidak ada yang mengetahui inti tujuannya yaitu inti tujuan atau tujuan pembicaraan, tujuan dibuatnya permisalan, kecuali pemilik mata hati. Yang memahami ucapan tersembunyi. Mengetahui zahirnya, juga mengetahui rahsianya, dan mengetahui terang2annya. 

Betul-betul dia paham dari berbagai sisi. Ini perlu ilmu yang mendalam. Selesai dari Hadaiqul ruh war Raihan.
Powered by Borodutch Invest
Diberdayakan oleh Blogger.