Kajian Kitab Shohih al Bukhori (Majlis 7)
Sumber Channel Telegram: Syarah Shohih al-Bukhori
Kajian Kitab Shohih Bukhori
Bersama:
Asy-Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Jawiy حفظه الله
📖
٤. قال ابن شهاب: وأخبرني أبو سلمة بن عبد الرحمن أن جابر بن عبد الله الأنصاري قال: وهو يحدث عن فترة الوحي فقال في حديثه: (( بينا أنا امشي إذ سمعت صوتا من السماء فرفعت بصري فإذا الملك الذي جاءني بحراء جالس على كرسي بين السماء والأرض فرعبت منه فرجعت فقلت: زملوني زملوني فأنزل الله تعالى 《يأيها المدثر . قم فأنذر. إلى قوله:- والرجز فاهجر.》[المدثر: ١-٥] فحمي الوحي وتتابع. تابعه عبد الله ابن يوسف وأبو صالح وتابعه هلال بن رداد عن الزهري وقال يونس ومعمر: بوادره.
بسم الله الرحمن الرحيم
Hadis yang keempat,
٤. قال ابن شهاب: وأخبرني أبو سلمة بن عبد الرحمن
Ibnu Syihab mengatakan, dan Abu Salamah bin Abdurrahman memberi saya khobar
أن جابر بن عبد الله الأنصاري
bahwasanya Jabir bin Abdillah al-Ansari radhiyallahu anhuma mengatakan
قال: وهو يحدث عن فترة الوحي
dalam keadaan beliau menceritakan tentang masa kekosongan wahyu
فقال في حديثه:
beliau berkata dalam hadisnya
(( بينا أنا امشي
maksudnya menceritakan dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam beliau bercerita, beliau bersabda tatkala saya sedang berjalan
إذ سمعت صوتا من السماء
ketika itu saya mendengar suara dari atas. Sama' tidak harus tidak betul-betul langit tapi apa dari atas atau dari arah langit tidak mengapa walaupun tidak harus betul-betul di langit sana, di luar atmosfer sana.
فرفعت بصري
lalu saya mengangkat kepala saya, mengangkat pandangan saya. Saya melihat ke atas
فإذا الملك الذي جاءني بحراء جالس على كرسي
Maka tiba-tiba saya, tiba-tiba saja saya dapati Malaikat yang mendatangi saya di Gua Hira sedang duduk di atas sebuah kursi
بين السماء والأرض
antara langit dan bumi
فرعبت منه
lalu saya pun merasa ketakutan kepadanya, saya tertimpa ketakutan kepadanya
فرجعت
Lalu saya kembali
فقلت: زملوني زملوني
lalu saya mengatakan. "selimutilah saya, selimutilah saya"
فأنزل الله تعالى
lalu Allah taala berfirman
《يأيها المدثر . قم فأنذر
Wahai orang yang berselimut, bangkitlah kemudian berikan peringatan
. إلى قوله:-
sampai pada firman Allah taala
والرجز فاهجر.》[المدثر: ١-٥]
dan berhala itu hendaknya engkau tinggalkan toyyib
فحمي الوحي وتتابع.
lalu wahyu pun menjadi banyak sekali kedatangannya dan susul menyusul
تابعه عبد الله ابن يوسف وأبو صالح وتابعه هلال بن رداد عن الزهري وقال يونس ومعمر: بوادره.
yaitu apa? Eh daging di bagian depan dada, dada bagian depan.
Kita bahas dulu sejak dari awal di sini قال ابن شهاب.di sebagian riwayat ada و sebagaimana dijelaskan oleh al Hafiz Ibnu Hajar وقال ابن شهاب.
Sebagian ulama mengatakan ini mualaq, karena Bukhari tak mungkin jumpa Ibnu Syihab Az Zuhri, berarti ini mualaq, tetapi yang betul kata al Hafiz, bukan mualaq karena kalau kita kumpulkan riwayat-riwayat yang ada dari beberapa naskah. Itu ada و, وقال ابن شهاب. Kalau dicetakan yang lain ada و nya tidak di situ? Tak ada. Al-Hafidz mengumpulkan yang betul adalah ada و nya tapi tak mengapa.
Berarti apa? Ini maktuf kepada hadis yang ketiga, karena hadis ketiga juga apa dari, sanadnya adalah dari Ibnu Syihab berarti apa, kita melihat hadis yang ketiga.
حدثنا يحي بن بكير قال: حدثنا الليث عن عقيل عن ابن شهاب
jadi memang ini adalah itu juga dan memang itulah yang kenyataannya terjadi sebagaimana nanti akan kita lewati lagi hadis ini. Dalam kitabut tafsir dan kitab-kitab yang lain ah di antaranya sanadnya sama seperti ini Yahya bin Bukair dari Laits dari Uqail dari Ibnu Shihab. Jadi ini bukan mualaq, walaupun zahirnya kata Ibnu Hajar seperti mualaq yaitu tergantung-gantung. Tapi yang betul adalah Bukhari pakai ma'tuf di situ. Yaitu apa?
وقال ابن شهاب
Yaitu yang sebelumnya.
Dan ini diperkuat dengan apa? Lafaz setelah itu. Ibnu Syihab yaitu Az Zuhri mengatakan,
واخبرني أبو سلمة
Wau athof berarti apa? Memang Ibnu Shihab ketika menyampaikan hadis ini kepada murid-muridnya, di antara muridnya siapa tadi? Yaitu Uqail, Uqail ibn Khalid itu Al-Aili, menyampaikan hadis yang ketiga, (ketika kalau dalam Sohih Bukhari, tentang apa? Tentang masa awal turunnya wahyu terkait dengan إقرأ باسم ربك الذي خلق
Lalu setelah selesai menyampaikan hadis itu, kemudian Ibnu Shihab menyampaikan hadis kedua,
واخبرني أبو سلمة
tentang apa? Masalah turunnya ayat
يا ايها المدثر
jadi ini Bukhari bukan , bukan mualaq yaitu sanadnya terputus, terpotong dan tergantung tapi ini ma'tuf ke yang sebelumnya.
Dan itu biasa terjadi karena Ibnu Sihab memang apa? Terkadang dalam satu majelis menyampaikan beberapa hadis. Nah, Imam Bukhari mencukupkan dengan sanad yang pertama.
Ibnu Shihab makruf,siapa kuniahnya? Yaitu Abu Bakar Muhammad Ibnu Muslim Ibnu Ubaidilah ibni Abdillah Ibnu Syihab Az Zuhri.
وأخبرني أبو سلمة بن عبد الرحمن
ini diperselisihkan namanya. Sebagian ulama mengatakan namanya adalah kuniahnya itu sendiri.
Yang lain mengatakan namanya Abdullah, yang lain malah bilang oh ada lain lagi. Memang terkenalnya Abu Salamah, Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf, berarti apa? Anak dari termasuk sahabat terbaik Abdurrahman bin Auf. Sepuluh yang dijamin masuk surga itu.
Dan beliau tsiqotun faqih, katsirul hadis dan seterusnya.
أن جابر بن عبد الله الأنصاري
bahwasanya Jabir bin Abdillah al-Ansari beliau Abu Abdillah Al-Ansari dari apa? Bani Sulaiman. Ma'ruf sahabat yang termasuk apa enam terbesar, sebagaimana kata Imam Nawawi dalam sahih Muslim. Jabir bin Abdillah ini adalah enam terbesar para sahabat yang paling banyak menghafal hadis Dalam keadaan beliau menceritakan hadis tentang kekosongan wahyu.
Nah ini menguatkan bahwasanya memang hadis ini terkait dengan hadis sebelumnya. Ibnu Sihab memang menyampaikan dua hadis dalam satu majelis. Buktinya apa? Kita lihat hadis terakhir yang kita dapatkan kemarin, hadis ketiga itu. Apa katanya di situ? Lafaz terakhirnya?
ثم لم ينشب ورقة أن توفي وفتر الوحي
Tidak lama kemudian Waroqoh meninggal dunia dan wahyu terputus. Nah ini فتر الوحي. Ah kemudian Ibnu Shihab menceritakan ini,
وهو يحدث عن فترة الوحي
Jabir bin Abdillah menceritakan tentang masa kekosongan wahyu. Jadi memang ini hadis-nya berangkaian.
Makanya Imam Bukhari, bukan hadis keempat ini hadis mualaq, yaitu sanadnya memang terpotong, bukan, tapi apa? ini masih terkait dengan hadis yang sebelumnya. Sanadnya sama.
Kemudian
فقال في حديثه
beliau berkata dalam hadisnya yaitu dari Rasulullah sallallahu alaihi wasalam dan ini kelengkapannya nanti di dalam Kitabut Tafsir dan beberapa kitab yang lain dalam Sahih Bukhari yang mana Jabir mengatakan tentang, dari Rasulullah yang bercerita. Jadi bukan maksudnya Jabir langsung eh mengatakan ketika saya berjalan, bukan, ini Rasulullah yang bersabda.
Ketika saya sedang berjalan, إذ ini adalah zarfun minal rodho minaz zaman, masa yang telah lampau karena Rasulullah bercerita setelah peristiwa itu terjadi tentunya.
Ketika itu saya mendengar suara dari langit, dari arah langit yaitu dari atas.
Baik, ini menunjukkan malaikat memang mampu bersuara, bukan sekedar khayalan. yang dikatakan para ahli filsafat yang telah dibantah oleh Imam Ibnul Qayyim di dalam kitab beliau, dalam kitab beliau Shifa ul Alil. Betul-betul malaikat itu mampu berbicara, mampu bersuara, mampu terbang di atas sana.
فرفعت بصري
lalu saya mengangkat pandangan mata saya.
Disebutkan dalam riwayat yang lain apa? Ada panggilan "ya Muhammad", yaitu memang dipanggil, diseru, "wahai Muhammad", maka saya pun mengangkat pandangan mata saya, saya melihat ke atas.
فاذا الملك الذي جاءني بحراء
Tiba-tiba saja saya dapati malaikat yang mendatangi saya di Gua Hira. ال di sini bukan istirokhiyah, tapi ahdiyah, Malaikat yang itu.
Berarti apa? Memang malaikat ini bukan sekali menjumpai nabi tapi ini sudah kali yang kedua. Buktinya nabi bilang apa? Malaikat yang telah pernah mendatangi saya di Gua Hira..
Dan cerita ini penting. Kenapa? Nanti kita dapati dalam riwayat yang lain, Jabir bin Abdillah berpendapat bahwasanya ayat yang pertama kali turun itu ayat Al-Muddatsir. Padahal apa? Yang benar adalah ayat العلق
إقرأ باسم ربك الذي خلق
Buktinya apa? Dalam hadis ini sendiri yaitu lafaz apa itu?
أن فطرة الوحي
ketika wahyu itu terputus, berarti apa? Sebelumnya memang sudah pernah ada wahyu, cuma kemudian terputus.
Wahyu yang mana? Yang di Gua Hira. Makanya di sini malaikat yang telah mendatangi saya di Gua Hira, berarti memang ini bukan kali yang pertama. Memang sebelum itu sudah pernah malaikat itu datang membacakan apa? Sebuah wahyu sebelum wahyu yang berupa المدثر ini.
Ah ini membantah pendapat Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma yang mengatakan, Alquran yang pertama kali turun adalah surat al Muddatsir.
Yang betul kata Al-Hafiz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, demikian pula, sebelum beliau yaitu Imam Ibnu Qayyim dalam Zaadul Maad, yang benar adalah
إقرأ باسم ربك الذي خلق
Lalu apa? Diberikan kesimpulan yang bagus oleh Imam Muhammad bin Abdul Wahab An Najdi dalam Usulus Tsalatsa yaitu
نبأ بإقرأ وأرسل بمدثر
Beliau diangkat sebagai nabi dengan surah Iqra yaitu ayat-ayat pertama dari iqra. Ya, diangkat sebagai rasul dengan apa? Ayat-ayat pertama dari Al Muddatsir.
Dan inilah pendapat jumhur. Yang pertama kali turun secara mutlak dari Quran adalah iqra itu.
Baik, kemudian disebutkan di sini,
جالس على كرسي
duduk di atas kursi. Tapi kursi bukan sembarang kursi,
بين السماء والأرص
antara langit dan bumi.
Ini menunjukkan apa? Ini menunjukkan kekuasaan Allah. Mampu menjadikan malaikat bersikap seperti itu. Memberikan kekuasaan pada malaikat untuk melakukan perkara-perkara yang ajaib itu. Kita zaman sekarang perlu apa duit banyak? Untuk menciptakan atau untuk mendapatkan kursi yang boleh duduk di atas langit, mmm apa itu? Mengambang di atas langit dan bumi, pakai apa itu? kipas yang banyak atau apa, perlu duit banyak. Malaikat tak perlu semacam itu. Toyyib ini adalah tanda kekuasaan Allah.
Kemudian,
فرعبت منه
saya tertimpa ketakutan karena dia.
Apakah sebelum ini Rasulullah pernah terkena rasa takut? Iya. Sebagaimana dalam hadis Aisyah itu setelah didekat oleh malaikat lalu dibacakan iqra dan seterusnya. Rasulullah pulang dengan apa? Rasa takut.
Lalu apa faedahnya di sini? Dijelaskan oleh al Hafiz ibnu Hajar rahimahullahu taala, faedahnya adalah terkadang seseorang itu, ketakutan yang dia alami, itu tidak hilang kecuali secara bertahap. Rasulullah sudah pernah takut kepada malaikat ini. Kemudian sekarang jumpa lagi, takut lagi. Menunjukkan masih ada sisa rasa takut kepada malaikat Jibril. Tapi rasa takut itu akan hilang secara bertahap تجردين kata beliau, secara bertahap disertai dengan apa? Ketika semakin sering berhubungan dengan Malaikat Jibril. Jibril semakin sering datang, akhirnya jadi sahabat, jadi teman. Jadi teman dekat sampai-sampai bahkan Rasulullah yang rindu, merindukan kedatangan Jibril. Mengatakan "Kenapa engkau tidak mendatangi kami lebih banyak daripada kedatanganmu ini." .
Maka kemudian turunlah firman Allah taala,
وما نتنزل الا يامر ربك
Tidaklah kami turun kecuali dengan perintah dari Robbmu.
Menunjukkan apa? Rasulullah suka kalau Jibril sering-sering datang. Tidak lagi beliau takut bahkan suka berdekatan dengan Malaikat Jibril, dengan utusan Allah dari langit itu.
Intinya apa tadi kata Ibnu Hajar, terkadang rasa takut itu masih ada sisa tidak hilang seketika, masih ada sisa tapi hilang secara bertahap, dengan apa? Seringnya berhubungan dengan yang ditakuti tadi.
Kemudian apa di sini,
فرجعت
lalu saya pulang,
فقلت: زملوني زملوني
selimutilah saya, selimutilah saya. dan ini diulang-ulang riwayat seperti ini dengan sanad yang lain oleh Imam Al-Bukhari dengan sanadnya sampai kepada Ibnu Syihab, sampai kepada Abu Salamah, dari Jabir dari Rasulullah. Lafadznya memang apa?
زملوني زملوني
Dalam sahih Bukhari juga apa? Dalam sahih Muslim juga di dalam Musnad Imam Ahmad dan juga di dalam Sunan at Tirmidzi pakai زملوني زملوني.
Tapi juga Imam Bukhari. meriwayatkan di dua tempat dalam sahih beliau dari sanad yang lain dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Salamah bin Abdurrahman tidak melewati Az Zuhri, dengan lafaz apa?
دسروني دسروني
pakai apa? دسر. Maknanya sama, selimutilah saya.
Demikian pula diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sanad yang lain dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Salamah bin Abdurrahman tanpa melewati Az Zuhri.
Demikian pula diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan dengan sanad yang banyak dari Yahya bin Abi Katsir dari Abu Salamah bin Abdi Rahman.
Tapi jika Imam Ahmad meriwayatkan satu sanad sampai ke Ibnu Syihab Az-Zuhri. dari Abi Salamah. Jadi apa? Az-Zuhri, memang punya dua riwayat
Sebagian besar riwayatnya adalah dengan apa? زملوني زملوني.
Dalam riwayat yang lain adalah دثروني, diperkuat dengan riwayat teman dia. Sama-sama belajar kepada Abu Salamah bin Abdurrahman dengan lafadz دسروني. Maknanya sama yaitu apa? زملوني دثروني Selimutilah saya.
Tapi mana yang lebih sesuai sekarang? Yang kedua yaitu دثروني. Maka turunlah surat apa,
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنذِرْ (2)
Riwayat kedua ini lebih sesuai dengan ayat yang turun bukan muzammil tapi muddatsir, sesuai dengan apa lafadznya دثروني دثروني, walaupun maknanya sama saja yaitu selimutilah saya.
Turun ayat ini
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنذِرْ (2)
bangkitlah engkau lalu berikanlah peringatan.
Al Hafiz Ibnu Hajar mengatakan maksudnya apa?
Maksudnya apa? Peringatkan umat manusia dari azab yang akan menimpa mereka, kalau apa? Mereka masih terus menyembah berhala.
Kalau Imam An Najdi di dalam Usulus Tsalatsa bagaimana?
Bagi yang sudah hafal yaitu apa?
أنظرهم عن الشرك
Yaitu peringatkan mereka dari kesyirikan.
وأمرهم بالتوحيد
Kalau enggak salah kelanjutannya ya. Perintahkan mereka untuk mengerjakan tauhid atau kalau tidak ya yang pertama tadi
Kemudian apa?
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
Robbmu, hendaknya engkau agungkan dia, yaitu apa?
عن الشرم
Agungkanlah dia dari kesyirikan, بالتوحيد yaitu dengan tauhid,
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
dan pakaianmu hendaknya bersihkanlah
yaitu maknanya adalah amalanmu. Sebagaimana kata Ibnu Hajar demikian pula yang dinukilkan oleh Imam Ibnul Qayyim dari para salaf, yaitu di dalam di dalam kitab Zadul Ma'ad yaitu apa? Amalanmu bersihkan.
Kata Imam Ahmad tadi apa dalam Usul Tsalatsa, yaitu
طهره عن الشرك
yaitu sucikan amalanmu dari kesyirikan.
Makna yang lain kata Imam Ibnul Qayim di dalam Zaadul Maad, yaitu apa? Yaitu akhlakmu, sucikan akhlakmu dari akhlak-akhlak yang buruk. Kalau Al-Hafiz mengatakan apa? Makna yang lain adalah sucikan jiwamu dari akhlak-akhlak yang buruk
Tayyib. Kenapa? Karena ثيا itu di kalangan orang Arab terkadang maksudnya adalah tentang akhlak, orang yang tidak punya akhlak yang baik dikatakan dia tak punya pakaian, dia tak punya malu dan seterusnya.
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
Dan الرجز, kata Imam Muhammad bin Abdullah An Najdi apa, dalam Usul Tsalatsa,
الرجز الأسنام
وهجرها تركها
Meninggalkannya
واهلها
dan meninggalkan para pelakunya. Thayyib,
الرجس الأسنام
adapun yang rojih, yang dirojihkan oleh Imam Ibnu Katsir adalah seperti pendapat Mujahid di dalam tafsir Ibnu Katsir, apa itu?
الرجس adalah الأوسان,
Ini lebih umum bukan sekedar patung tapi berhala-berhala apa pun bentuknya.
Dan ini pula yang dirojihkan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Maad, bukan sekedar aslam tapi ausan, berhala-berhala.
Dan ini pula yang di rojihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, الرجس itu adalah apa? Yaitu الأوسان berhala-berhala.
Lalu Ibnu Hajar mengatakan asal dari رجس itu adalah azab. Tapi kenapa berhala dikatakan رجس? Karena apa? Karena berhala itu menyebabkan datangnya azab, yaitu penyembahan kepada berhala menyebabkan datangnya azab.
Berarti dari sini tahulah kita, yaitu kita mendapatkan faedah bolehnya menamakan sesuatu dengan akibatnya. رجس itu berhala tapi kenapa tidak dikatakan ausan saja kenapa رجس karena apa berhala ini mengakibatkan adanya apa? Adanya azab.
Jadi رجس itu asalnya maknanya azab, kata Ibnu Hajar. Tapi berhala dikatakan رجس karena apa? Menyebabkan datangnya azab.
Allah taala berfirman.
وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ
فَلَا تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَتَكُونَ مِنَ ٱلْمُعَذَّبِينَ
Jangan engkau berdoa bersama Allah kepada sesembahan yang lain, karena engkau akan termasuk dari orang-orang yang disiksa, terkena azab.
Jadi menyembah selain Allah itu akan mendatangkan azab.
Baik, jadi رجز kata al hafiz maknanya asalnya adalah azab.
Tetapi, kalau kita teliti lebih mendalam sebenarnya yaitu apa? Adzab itu bukan رجز, tapi رجس, sebagaimana dalam ayat-ayat yang banyak,
رجز من السمأء
ah itulah azab.
Juga sebagaimana sabda Rasulullah tentang thoun, yaitu apa?
كان بقيت رجز أنذل الله تعالى هلى بني إسرائيل
Thoun itu رجس atau sisa رجس yang Allah taala turunkan kepada Bani Israil, jadi azab itu bukan رجز tapi رجس, tapi tak masalah cuma beza harokat, terkadang seperti ini dimaafkan, tidak mengapa.
Makanya Az Zarkashi rahimahullahu taala, di dalam kitab beliau Quran fi Ulumil Qur'an mengatakan, semua lafaz رجس dalam Alquran maknanya azab kecuali yang di dalam surat Al Muddatsir, maknanya adalah ausan.
Walaupun sebenarnya bukan رجز tapi apa رجس pakai dhommah, tapi tak mengapa ini memang berdekatan رجز dan رجس,
Intinya apa? Nabi sallallahu alaihi wasallam diangkat sebagai rasul. dengan apa? Ayat-ayat Al Muddatsir, memperingatkan mereka dari ancaman azab kalau mereka masih terus menyembah berhala.
Kemudian
فحمي الوحي وتتابة
lalu wahyu pun menjadi hamiya, hamiya adalah جاء كثيرا, datang secara banyak, وتتابع dan susul menyusul.
Nah setelah ini memang apa, wahyu jadi sering datang.
تابعه عبد الله ابن يوسف
Ini kembali ke siapa? Zohirnya adalah kembali ke sanad yang ketiga. Karena hadis ini Imam Bukhari mendapatkan dari siapa? Dari Yahya Ibni Bukair, Yahya bin Abdullah bin Bukair sebagaimana yang telah kita lewati. Dan memang nanti dalam sanad-sanad yang lain, hadis ini memang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari di antaranya adalah Abdullah bin Yusuf dan juga apa? Datang dari Abdullah bin Muhammad dan datang dari beberapa guru yang lain.
Nah di sini Imam Bukhari menyebutkan penguatnya berapa? Abdullah bin Yusuf dan Abu Soleh dan
تابعه هلال بن رداد عن الزهري
Eeh Afwan ini dua dulu ya, Abdullah bin Yusuf dan Abu Shalih.
Kemudian
تابعه هلال بن رداد عن الزهري
ini zahirnya adalah penguat untuk siapa, penguat untuk Uqail. Kita tahu Zuhri muridnya banyak. Dalam hadis yang ketiga, A Zuhri mengajarkan pada siapa? Uqail, Uqail ibn Khalid. Ternyata Uqail tidak sendirian. Dia di dukung oleh siapa? Hilal bin Rodad.
Dan kalau kita lihat di dalam riwayat yang lain ada penguat juga di riwayat Bukhari dan juga riwayat Muslim dan juga riwayat Imam Ahmad eh siapa itu? Yaitu. eh siapa? Ma'mar.
Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini dari Abdurrazzak dari Ma'mar dari Az Zuhri. Jadi ada murid yang lain yaitu Ma'mar. Dan ada beberapa murid yang lain lagi, jadi banyak, memang.
Hadis ini tidak perlu diragukan tentang kesahihannya. Masing-masing ada penguat, padahal kalau sendirian pun sudah sahih, tidak masalah.
Dan Zuhri sendiri tidak sendirian, sebagaimana telah ana sebutkan tadi, Zuhri ini juga didukung oleh siapa? Yahya bin Abi Katsir, ah dua-duanya meriwayatkan dari Abu Salamah bin Abdurrahman Ibnu Auf.
Walhamdulillahi rabbil a'lamin.
Powered by Todorant