Header Ads

Kajian Tafsir Quran (Al-Fatihah) #Lanjutan 21

Sumber Channel Telegram: tafsirquran_abufairuz





Tafsir Ibnu Katsir:
Sambungan Tafsir al-Fatihah
 
 
Kita lanjutkan perbahasan dari Imam Ibnu Katsir rohimahulloh ttg nama ar-Rohman dan  ar-Rohim.
 
Kesimpulannya adalah, di antara nama2 Allah taala itu ada yg selain Allah itu boleh memiliki nama tadi, dan yg selain Allah tidak boleh memiliki nama tadi, spt nama Lafdzul Jajallah Allah, ar-Rohman, al-Kholiq, ar-Rozzaq danyg semacam itu. Ar-Robb. Ini termasuk nama yg khusus utk Allah taala. Oleh krn itulah, memulainya adalah dgn nama Allah, dan mensifatinya dgn ar-Rohman, krn nama ar-Rohman itu lebih khusus dan lebih dikenal, lebih menunjukkan Zat dari ar-Rohim. Krn penamaan itu yg pertama kali adalah dgn nama yg paling mulia. Oleh krn itulah, Allah memulai dgn yg plg khusus, kemudian dgn tingkatan khusus berikutnya. Lafdzul Jajallah Allah yg a’raful’ ma’arif kemudian dilanjutkan dgn ar-Rohman yg mana dia ini lebih khusus utk Zat Allah dan kemudian ar-Rohim. Ini hikmah kenapa tdk mengatakan bismirrohman, Allah ar-Rohim, atau dibalik2, ttp Bismillah ar-Rohman ar-Rohim. Kalau ada pertanyaan, apb lafaz ar-Rohman itu lebih kuat penunjukannya kpd rohmah, kenapa  tidak mencukupkan diri dgn nama ar-Rohim? Cukup dgn ar-Rohman krn dia telah mencakup segalanya yg terkait dgn rohmah. Telah diriwayatkan dari Atho’ al-Khurasani yg maknanya: ‘manakala selain Allah itu ada yg menggunakan nama ar-Rohman, didatangkan nama ar-Rohim. Ttp ini pendapat yg tidak kuat. Tidak ada di dlm sejarah ada satu pun yg memiliki nama ar-Rohman kecuali si Musailamah al-Kazzab itu. Sementara jelas sebelum dtgnya dia Allah taala sudah menurunkan ayat2 Bismillahir-Rohman ir-Rohim. Musailamah al-Kazzab ini adalah thn 10Hijriah, kedatangan deligasinya, sementara yg turunnya ayat Bismillahir-Rohman ir-Rohim ini masih di period Mekah akhir2, atau awal dari period Madinah. Maka pendapat Atho’ al-Khurasani ini tidak betul. Kemudian disebutkan, utk memutuskan salah faham atau anggapan bolehnya yg spt itu (adanya kesetaraan). Tp ini pendapat yg tidak kuat, krn tidak disifati dgn ar-Rohman nir-Rohim kecuali Allah taala. Spt itu diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Atho’. Tetap ini bukan pendapat yg kuat, krn tidak ada dalil bahawasanya Allah menggunakan ar-Rohim krn waktu itu atau sebelumnya sudah ada yg menggunakan ar-Rohman. Ini perlu dalil dan wahyu.
 
Sebahgian org mengatakan org Arab tidak kenal ar-Rohman, sehingga Allah membantah mrk dgn itu, dgn firmanNya: “katakanlah kpd mrk, berdoalah kpd Allah atau berdoalah kpd ar-Rohman. Nama yg manapun yg kalian panggil maka mmg milik Allah nama2 yg paling indah.” Oleh krn itulah maka org kufar Quraisy mengatakan di Perjanjian Hudaibiah. Manakala Rosululloh sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kpd Ali: ‘tulislah Bismillahir-Rohman ir-Rohim’. Ini ma’ruf, hadith mutafaqqun ilaih. Ini menunjukkan Bismillahir-Rohman ir-Rohim’ sudah dikenal sebelum kedatangan Musailamah al-Kazzab. Maka org2 kufar Quraisy yg waktu itu perjanjiannya itu dipimpin oleh Urwah bin Mas’ud as-Saqofi sblm masuk Islam; dia mengatakan kami tidak kenal ar-Rohman dan tidak kenal ar-Rohim. Tp mengatakan, tulislah apa yg telah  kami kenal iaitu bismilka Allahumma. Disebutkan di dlm catatan kaki, lafaz yg ini adalah lafaz yg towil dari Ali bin Abi Tolib. Tp ma’ruf d Muslim juga spt itu ttg kisah ini, Cuma lafaznya bukan dari Ali tp dr sahabat yg lain. Di sebagian riwayat disebutkan, kami tidak mengenal Rohman kecuali Rohmanul Yamamah, tp tidak disebutkan di sini mana sumbernya.
 
Allah berfirman: ”apabila dikatakan kpd mrk sujudlah kpd ar-Rohman, maka mrk bertanya apa itu ar-Rohman? Apakah kami akan sujud kpd apa yg engkau perintahkan? Dan hal itu menambah mrk semakin jauh”. Yg nampak, kata Imam Ibnu Katsir, pengingkaran mrk ini tadi hanyalah sebagai 1 bentuk pembangkangan dan penentangan serta berdalam2 di dlm kekufurnan mrk. Iaitu bkn mrk itu betul2 tidak kenal, tp semata2 ingin menentang Rosululloh sallallahu ‘alaihi wasallam. Kenapa? Krn dlm syair2 Arab telah dikenal masalah lafaz ar-Rohman utk Allah taala. Makanya  ini juga melemahkan riwayat adi yg mengatakan  org2 Arab ketika itu mengatakan kami tidak kenal ar-Rohman kecuali Rohmanul Yamamah. Gimana tidak kenal, sementara di zaman jahiliyah ma’ruf istilah ar-Rohman utk Allah taala. Jadi masalah kami tidak kenal dan sebagainya ini hanyalah sebagai bentuk penentangan dan pembangkangan, tidak mahu sujud kpd Allah taala semata. Krn telah didapatkan di dlm syair2 mrk di zaman jahiliyah penamaan Allah taala dgn ar-Rohman.
 
Berkata Ibnu Jarir… ar-Rohmanir Rohim ar-roqiq ul-rofiq. Roqiq iaitu yg penuh dgn belas kasihan, ar-rofiq iaitu yg maha lembut kpd makhluk yg Dia sukai utk Dia rohmati, sementara itu Dia adalah Zat yg jauh dan keras terhadap makhluk yg Dia sukai utk Dia kasari. Spt itulah nama Allah semuanya. Berdasarkan penjelasan ini, misalkan ar-Rozzaq iaitu Yg Memberi Rezeki kpd siapa yg Dia kehendaki dan menahan rezeki dari siapapun yg Dia kehendaki. Dr sisi makna betul yg spt ini. Intinya kembali kpd masyi’ah, tp ini tidak menunjukkan semua nama Allah spt itu. Kenapa? Itu hanya berlaku utk nama2 Allah yg bersifat fi’liah yg terkait dgn masyi’ah, adapun kalau dia bersifat datiyah maka tidak mungkin definisi yg semacam itu masuk di situ. Spt al-Jamil, al-Hayyi, Yang Maha Hidup. Tidak mungkin dibuat pola kebalikan semacam tadi. Ini al-Hayyi, Yang Maha Hidup, bukan Yang Maha Menghidupkan. Kalau itu mmg muta’adi menunjukkan sifat fi’liyah kembali kpd masyi’ah (kehendak) Allah. Disebutkan di dlm catatan kaki, sanadnya dhoif.
 
Berkata Ibnu Jarir haddasana Ibnu Basyar… ar-Rohman adalah nama yg terlarang. Kalau sohih bererti terlarang utk yg selain Allah taala. Disebutkan di sini, sanadnya hasan. Disebutkan di dlm catatan kaki, nama terlarang adalah terlarang utk para makhluk utk menamakan diri dgn nama itu, kecuali kalau diidofahkan, itupun harus dgn syarat2nya. Kemudian didtgkan penguat dari sanad yg lain; berkata Ibni Hatim haddasana Abu Said al-Khotton, … ar-Rohman adalah nama yg mana manusia tidak mungkin menisbatkan diri dgnnya. Menamakan diri dgn itu adalah Allah tabarakallah wa taala. Cuma penguatnya ini ada sisi kelemahan krn Abul Ahshab kata az-Zahabi dilemahkan oleh para ulama. Tp ini boleh utk menambah kekuatan yg ada sebelumnya.
 
Toyyib, kelanjutannya besok insya Allah, wallahu’alam.
Diberdayakan oleh Blogger.