Header Ads

Kajian Tafsir Quran (Al-Fatihah) #Lanjutan 18

Sumber Channel Telegram: tafsirquran_abufairuz




Sesi 1 :
Sesi 2:
Tafsir Ibnu Katsir:
Sambungan Tafsir al-Fatihah
 
 
Berkata Imam Ibnu Katsir rohimahulloh, ar-Rozi mengatakan ada yg mengatakan apb menyembunyikan diri, alasan mrk Allah taala tidak menampakkan diri kpd para makhluk tapi yg spt ini tidak menunjukkan sifat2 yg indah. Beza dgn nama2 Allah yg lain. Maka makna ini mmg tidak tepat. Justru makna yg terbaik adalah yg telah dilewati itu: Zat yg berhak untuk disembah. Para hamba itu sgt tergantung/berminat utk  merendah dan merundukkan diri kpd Allah taala dlm segala keadaan. Ini bagian dari ibadah. Makna yg lebih umum telah dilewati di makna yg pertama. Apabila seseorang itu merasa takut kpd sesuatu yg menimpa dirinya, maka yg melindungi makhluk dari segala yg membahayakan adalah Allah taala ini makda bagi bahgian yg pertama, iaitu al-ubudiah. Berdasarkan firman Allah: “Dialah yg melindungi dan tidak ada satu makhluk pun yg mampu melindungi apa yg Allah taala inginkan (melindungi org2 yg Allah taala ingin binasakan/membahayakan dirinya.) Ini perlu dalil yg jelas. Dan Dialah Allah yg memberikan kenikmatan. Kenikmatan apapun yg ada pada kalian, maka itu adalah dari Allah. Dialah yg memberi makan. Itu semua adalah bagian dari sifat keindahan Allah taala, kembali kpd sifat uluhiyah. Jadi makna yg pertama itu yg paling lengkap, justru tidak diambil sedikit2 spt ini. Dialah yg memberi makan, dan tidak diberi makan. Dialah yg mengadakan, katakan semuanya itu dtg dari sisi Allah. Pecahan2 yg kecil2 ini tentunya tidak layak utk dijadikan utk menggantikan makna al-uluhiyah, kerana yg lebih lengkap itulah yg lebih sesuai utk Allah taala. Katanya ini pendapat dari byk ulama, usuliyun dan fuqaha’. Kemudian dia mencari2 dalil utk pendapat tadi dgn berapa bentuk/sisi. Seandainya dia adalah pecahan, nescaya dia akan bersekutu di dlm maknanya byk makhluk, dan ini adalah tashbih yg tidak layak. Kerana nama2 lain mmg sekadar keserupaan di dlm asal makna. St mana ar-Rohman, ar-Rohim, al-Karim…terdapat persekutuan di dlm makna dan ini tidak membahayakan, krn Allah taala memiliki kesempurnaan dan makhluk memiliki kecacatan. Maka hakikatnya tetap tidak sama.
 
Di antaranya juga alasannya bahwasanya nama2 yg lain itu menyebutkan sifat2 utk Allah, nama2 yg lain itu disebutkan utk menjadi sifat bagi  Allah. Ini menunjukkan bahawa Allah itu tidak mushtaq. Ini pendalilan yg tidak sesuai. Krn byk nama2 syurga disifati dgn nama2 yg lain sementara nama yg asal dia tetap sesuatu yg mushtaq. Maka bukan bererti sesuatu yg disifati itu bererti sifat itu adalah mushtaq sementara mausufnya adalah jamid. Ini tidak sesuai dgn dalil2 yg ada, dan dia tidak punya dalil utk itu.
 
Lafdzul Jalallah Allah wp datangnya setelah Aziz-ul-Hamid, bkn sebagai kajanjutan dari sifat2 yg sebelumnya, krn ini adalah atof bayan saja. Di antaranya adalah firman Allah taala… “hal tak lamu lahu samiyya” maksudnya tidak ada sisi pendalilan yg dia inginkan di sini. “Adakah engkau mengetahui ada yg menyamai Allah taala” yg lain2 namanya menunjukkan sifat2 yg baik; Allah taala menunjukkan sifat yg terbaik dan plg sempurna. Jadik ketidaksamaannya itu bukan krn Allah taala tidak menunjukkan sifat sementara makhluk menunjukkan sifat, tp semuanya menunjukkan sifat ttp sifat Allah sifat yg sempurna.
 
Di dlm pendalilan dgn sisi2 pendalilan yg dia dtgkan tadi utk menunjukkan nama Allah adalah jamid, ini perlu ditelit lagi. Mmg sisi pendalilan yg tidak tepat. Jamid adalah lawan dari mushtaq. Jamid dlm bahasa kita beku (tidak memiliki pecahan, tidak menunjukkan sifat). Tidak mampu dipecahkan kpd masdar, fi’il madhi, mudhore’.
 
Fakhruddin ar-Rozi menukilkan dari sebagian org bahwasanya di aberpendapat bahwasanya nama Allah taala ini  adalah dari Bahasa Ibroni (Yahudi), bukan Abori. Ini lebih ajaib lagi. Bahkan Allah tidak memiliki bahgian yg terbaik, Bahasa yg terbaik, ini adalah sesuatu yg tidak layak pendaapat yg seperti itu. Ar-Rozi melemahkan pendapat ini, dan mm pendapat tadi layak utk dilemahkan. Menyebutkan pendapat ini, lalu dia sendiri mengatakan: ‘dan ketahuilah bahawasanya para makhluk itu ada 2 macam: i) para makhluk yg mencapai tepi laut an makrifah ii) org2 yg terhalangi (mrk tetap berada  di dlm gelapnya kebingungan dan kebodohan). Seakan2 mrk telah kehilangan akal2 mrk dan roh2 mrk. Barangsiapa yg jauh dari wahyu dan bimbingan, org yg plg berakal iaitu para sahabat Rosulullah, maka  jelas dia akan kebingungan dan sentiasa dlm kegelapan dan kebodohan, sebagaimana pengakuan ayah dia sendiri setelah lama belajar ilmu kalam. “roh2 kami merasa kesepian di dlm badan kami” ini kata org yg belajar ilmu kalam. Adapun org2 yg mendapat makrifat, mrk itu tlh sampai kpd padang cahaya dan kelapangan dari kesombongan dan kebesaran (keagungan), lalu mrk kebingungan di medan2 somadiyah, iaitu mrk akhirnya tersingkir di dlm lapangan fardaniyah atau ‘tunggalnya Allah taala’. Maka menjadi pastilah para makhluk semuanya itu menjadi kebingungan dlm mengetahui Allah.
 
Toyyib. Untuk ar-Rohman nir Rohim besok insya Allah. Wallahu’alam.
Diberdayakan oleh Blogger.