Kajian Kitab Terbitnya Dua Bulan Purnama (Muhaddisun)
Sumber Channel Telegram: طلوع البحرين
Komen tentang para Muhaddisun, ahlul hadis
*Taqiratu Huffaz atau yang di situ banyak biografi para penghafal hadis, beliau sendiri mengomentari orang-orang seperti ini, di mana sekarang di zaman kita, *zaman Zahabi. Kita baca ini, kita akan mengatakan seakan-akan mimpi saja, ada orang-orang yang kualiti-kualiti seperti ini.*
*Yang ada sekarang cuma khayalan, Superman atau apa, enggak ada apa-apanya itu manusia superman khayalan. Tak hapal hadis, tak hafal sanad juga. Ah yang super yang betul ini yang para Muhaddisun itu.*
*Bagaimana orang mampu sampai seperti itu? Quality quality, ilmu, hafalan, dan amalan dan seterusnya. Kita mempelajari itu untuk menjadi pelajaran bagi kita.*
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
*Bismillah.*
Kita masih di muka surat 43 dari pembahasan apa ini? Asal sunah masih membahas masalah *istilah ushul,* yaitu dasar-dasar agama.
*Bagaimana kita tahu amalan ini termasuk dari dasar agama atau dari cabangnya?*
Abu Ishak Asy-Syatibi, perintah2 yg sampai diagungkan oleh syariat, maka itu bagian dari prinsip-prinsip agama. Menunjukkan apa? Perintah banyak, semuanya agung, tapi ada yang isyarat2 menunjukkan amalan yang ini betul2 sangat agung, seperti masalah salat, zakat, sampai jadi pondasi Islam.
Sementara yang lain2, walaupun semuanya penting, seperti apa? Menyingkirkan gangguan di jalan, atau memberikan minyak wangi kepada masjid, ini bagus, tetapi tidak sampai dalil-dalil yang ada sehebat itu untuk masalah salat dan zakat dan seterusnya itu.
*Nah yang, yang diberi tanda khusus bahwasanya ini memang menunjukkan syariat, mengagungkan dia, berarti ini bagian dari prinsip agama.*
Adapun perintah yang kualitinya atau derajatnya lebih rendah dari yang tadi walaupun semuanya baik. Maka ini bagian dari cabang agama dan penyempurna agama. Selesai dari al Muwafaqot.
Tayib, berarti intinya pada apa? Pada banyaknya dalil ya terkait dengan perkara itu, sehingga kita tahu ini memang perkara usul.
Seluruh dasar-dasar dari agama ini, dalil2 nya itu jelas dan terang. Yang menunjukkan pentingnya perkara2 tadi.
Imam As Son'ani rahimahullah mengatakan, "Setiap perkara yang termasuk dari prinsip2 agama ini maka dalil2 yg menunjukkan kepadanya itu jelas dan mencengangkan.
Bahirah asalnya mencengangkan, orang jadi yang zahir, tercengang. Seperti apa? Tentang masaalah Tauhidul Uluhiyah, dari awal sampai akhir Quran itu penuh dengan Tauhidul Uluhiyah tapi ini yang banyak disia-siakan oleh orang-orang.
Demikian pula kewajiban ikut sunah dan menjauhi bidah, dalilnya banyak sekali. Tapi banyak orang-orang tak kisah dengan ini.
Orang yang menyelisihi dalam masalah ini, yang dalilnya sudah sangat jelas tapi diselisihi, dia dikatakan Muanit yaitu penentang atau pembangkang. Mukabir, mukabir adalah orang yang menentang sesuatu yang sudah terlampau jelas, itu Mukabir.
Kalau Mutakabir, orang yang menyombongkan diri, tapi Mukabir, ini orang yang menentang perkara yang sudah sangat jelas.
Kenapa? Tentang yang. Bukan dianya yang nyata, tapi perkaranya. Hmm.
Perkaranya sudah sangat jelas tapi masih dibantah juga, seperti istilahnya apa?
_Itu matahari panas._
_Tak kut, ini lilin._
_Ahh itu melampau istilahnya. Itu Mukabir namanya._
_Atau dikatakan petir itu panas._
_Tak. Macam sejuk je._
_Cobalah._
_Nah itu dikatakan Mukabir, menentang sesuatu yang sudah terlampau jelas._
Yaitu pendapat untuk menghukumi sesatnya orang tadi wajib. Ya, sudah terlampau jelas maka orang yang menyelisihinya dikatakan orang yang sesat, tersesat. Dan berlepas diri dari orang seperti ini adalah bagian dari syariat.
Toyyib, jelas semua syariat penting, tetapi memang bertingkat-tingkat. Seperti sabda Rasulullah, "Senyumnya engkau di wajahmu untuk saudaramu, itu sedekah." Dan itu penting. Tetapi bukan orang yang ketika tak senyum, kemudian kita pulaukan dia, ya bukan. Kualiti-nya tidak sampai kualiti masalah perkara-perkara yang sifatnya usul, perkara prinsip. Selesai dari Qowatiul Adillah.
Berkata Sheikhul Islam, Ibnu Taimiyah rahimahullah setelah menyebutkan beberapa kalimat, kenapa seperti itu? Karena keadaan amalan-amalan tadi sebagai bagian dari dasar-dasar agama ini, mewajibkan untuk amalan tadi termasuk dari perkara agama yang paling penting.
Makanya Allah betul-betul menitikberatkan itu dgn banyaknya pembicaraan tentang itu dengan banyaknya dalil.
Di antaranya adalah Asma Wa Sifat. Betul-betul setiap ayat itu mengandungi asma atau sifat Allah taala atau af'alnya Allah. Dalilnya terlampau banyak. Tapi justru banyak orang yang mengatakan, "Tak, sifat Allah hanya tujuh atau dua puluh. Tak boleh Allah lebih-lebih tak boleh. Ini melampau orang kalimat macam itu.
*Makanya dia termasuk firqoh yang tersesat.*
Dan ini menunjukkan bahwasanya perkara-perkara yang prinsip tadi, perkara yang mendasar tadi adalah perkara yang memang diperlukan oleh agama ini.
Agama ini perlu tiang, agama ini perlu rukun, perlu asas. Yang lain-lain sebagai penyempurna. Selesai dari kitab Darul Taarud.
Kembali ke matannya.
Saya, yaitu bertanya kepada ayah saya dan Abu Zur'ah tentang mazhab-mazhab ahlussunah di dalam prinsip-prinsip agama, dan apa saja yang beliau berdua dapati, para ulama dari semua negeri itu ada di atasnya, berjalan di atasnya.
Perkara prinsip2 agama ini. Dan apa yang diyakini oleh beliau berdua tentang masalah ini. Bertanya tentang akidah.
Kita baca catatan kaki.
Ini menunjukkan bahwasanya masalah iman, masalah keyakinan, dan perkara-perkara agama yang lainnya itu. diambilnya dari para salaf. Makanya anaknya tadi tanya, apa yang Anda dapati dari para ulama semua negara berjalan di atasnya?
Tayib. Kita tidak menyusunnya, membuatnya dari sisi kita. Kita buat, bukan buat ajaran sendiri. Ajaran atau mungkin Wahabiyah atau Taimiyah, atau apa aja istilah sekarang Hajuriyah, Turobiyah takada, itu, ucapan orang-orang yang dengki. dan jahat saja.
Kalau memang itu diambil dari salaf, kita katakan ini dari salaf. Dan salaf mendapat tazkiyah dari Allah taala. Kita orang-orang khalaf, orang belakangan. Tak layak untuk membuat ajaran sendiri dengan pemikiran sendiri. *Kita perlu bimbingan dari orang yang lebih berilmu dan sudah dapat tazkiyah dari orang yang sebelum-sebelumnya lagi.*
*Maka agama nabi sallallahu alaihi wasallam adalah mengikuti jejak-jejak yang sahihah.*
Asal jejak atau dalil-dalil itu..
Allat taala berfirman kepada nabi-Nya, *"Mereka itu adalah orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah para-para nabi sebelumnya itu. Maka dengan hidayah mereka itulah hendaknya engkau meneladani.*
Nabi disuruh utk meneladani para nabi-nabi sebelumnya. Kecuali perkara-perkara yang Allah mansukhkan dan seterusnya dan nabi memang punya hak untuk ijtihad dengan bimbingan dari Allah.
Tapi hukum asalnya agama ini memang diwariskan dari para nabi yang sebelumnya lagi. Semua nabi dasarnya sama.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma yang mengatakan, nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda, *Kalian akan mendengar, yaitu mendengar pelajaran dari saya. Dan akan didengar dari kalian. Oleh apa? Orang yang setelah kalian. Dan orang yang setelahnya lagi akan mendengar dari orang yang mendengar dari kalian. *Menunjukkan agama ini memang dengan sanad***, bukan tahu-tahu orang masuk ke gua, lalu dapat hadis dari hatinya dari Allah langsung, tak ada.
*Agama ini dengan sanad, turun-temurun dengan sanad yang jelas.*
Tidak seperti ajaran juga apa? *Orang-orang Kristian yang masing-masing, apa itu namanya? Injilnya lain-lain. Tahu-tahu itu buatan Paulus, ditulis sendiri, bahwa nya Tuhan bilang begini, Yesus bilang begini, ternyata di Injil yang berikutnya, Paulus adalah seorang nabi, tahu-tahu berubah pula naik pangkat.*
*Padahal Injilnya Injil yang satu, kenapa tahu-tahu Injil berubah jadi banyak, menunjukkan itu palsu, tidak ada sanadnya.*
*Adapun Quran sanadnya jelas.* Tayib,
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad Ibnu Hanbal dalam Musnad beliau dan juga Haris bin Abi Usamah, ini juga sezaman dengan Imam Ahmad, sebagaimana dalam Sawaid Musnadil Haris, demikian pula Al Hakim, Al Hakim An Naisaburi dalam Makrifat Ulumil Hadis, sanadnya sahih.
Tayib. *Jadi agama ini memang apa? Dengan sanad. Sanad yang jelas, bukan sanadnya putus tahu-tahu itu buatan sebagian orang, bukan.*
Dari Abi Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya beliau mengatakan *Rasulullah sallallahu alaihi wasallam ditanya, "Siapakah orang yang terbaik.*
Jelas kita ingin jadi orang terbaik, bukan jadi orang yang jahat. Kalaupun bukan terbaik, kita ingin meneladani orang terbaik.
Agar ya, agak baik juga.
Maka kita harus tahu siapa orang yang terbaik, kita wajib tahu..
*Orang terbaik adalah saya. Dan orang-orang yang bersama saya.*
Ini tazkiyah Rasul untuk para murid beliau, untuk para sahabat.
*Lalu orang-orang yang berjalan di atas jejak yang sebelumnya, yaitu jejak para sahabat, yaitu tabiin. Lalu orang-orang yang di atas jejak berikutnya lagi, yaitu para atba ut tabiin.*
*Agama ini, jejaknya adalah kembali ke asal yang sama, jalannya itu juga Siratulmustaqim, bukan masing-masing boleh buat jalan sendiri, tarekat ini, tarekat itu.*
Kenapa tahu-tahu banyak turut? Ini aneh.
Seakan-akan Rasulullah menolak yang setelahnya. *Yang setelahnya kalau ingin benar, ikut jejak yang sudah ditinggalkan oleh generasi pertama.* Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnad beliau dan ini Hadis yang hasan.
Kelanjutannya di masa yang akan datang insya Allah. Wallahu alam.