Header Ads

Al Fatawa Al Hamawiyah (Akal manusia terbatas)

Al Fatawa Al Hamawiyah



Dibahaskan oleh Asy Syeikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Indonesiy Al Jawiy.

D028: 17/09/1018


Bismillah ar rahman ar rahim.


Ringkasan:

Berkata sheikhul islam rahimahullah taala: semada ada di dalam al quran atau as sunnah atau tidak ada dan suatu makna yang kalian tidak dapatkan itu menjadi hak Allah taala menurut aqal kalian maka jangan kalian sifati Allah dengan itu.

Catatan kaki (58):

Berkata fadhilatu sheikh ar rajihi hafizahullah: mereka para ahli kalam itu sangat perhatian kepada masalah adab dan sangat perhatian kepada bahasa Arab dan mereka menebarkan di dalam bahasa dan sastera itu racun. mereka memasukan ke dalam bahasa Arab dan ke dalam sastera Arab berbagai macam penyimpangan (perkara2 baru) ini sebenarnya buruknya adab mereka seperti hasan as saqqof jahmi (guru kepada zamihan yang menjadi tokoh besar di malaysia) mengajak manusia untuk menuju kepada tareqah jahmiyah dia ada sekarang di syam. Dia punya karya tulis yang mengajak kepada kesesatan dan penyelewengan dia mengatakan: sesungguhnya imam ahmad sendiri ahli takwil. barang siapa menetapkan ketinggian Allah bererti dia di atas mazhab firaun. 

kadar2 aqal2 manusia itu terbatas, tidak mungkin dia mengetahui segala sesuatu dengan halikatnya maka sifat2 Allah taala itu manusia wajib mengimani sebagaimana datangnya bukan makna dari kita mengikuti al quran sesuai datangnya adalah kita menyerah maknanya tetapi makna yang diinginkan dari kalimat tadi itu (wajib beriman) kita serah kaifiyatnya kepada Allah, seseorang tadi tidak menjerumuskan aqalnya ke dalam pemikiran tentang kaifiyah banyak dari ahlul bida sebab kesesatan mereka adalah kerana mereka mempergunakan aqal2 mereka di dalam memikirkan zat Allah dan kaifiyat dari sifat Allah. selesai dari syarah hamawiyah.

Orang2 ahli filsafat memang mereka sangat perhatian kepada sastera dan bahasa Arab lalu meryebarkan pemikiran mereka yang rosak dan merosak ke tengah2 kaum muslimin di sela sela pengajian bahasa Arab maka harus waspada dan memperingatkan manusia dari orang2 tadi. 

Berkata imam ibnu uthaimin rahimahullah: kami berpendapat bahawasanya seseorang itu tidak boleh duduk kepada ahlu bida dan ahlul ahwa secara mutlak. Sampai bahkan kalau dia pun tidak mendapatkan ilmu bahasa Arab, ilmu sastera, ilmu sorof kecuali kepada ahlul bida (tetap jangan duduk dengan mereka). kalau kita datang kepada mereka (kita berbolak balik datang ke mereka) tidak ada keraguan itu akan menyebabkan mereka tertipu dan nanti orang juga akan tertipu. selesai dari syarah hilyah tolibil ilim.

Kembali kepada matan (65)

Bab: Ada dua firqah yang menjadi aqal mereka sebagai hakim terhadap sifat Allah

Berkata rahimahullah taala: kemudan mereka di sini ada dua firqah, kebanyakan mereka mengatakan apa saja yang tidak di tetapkan oleh aqal kalian maka tiadakan itu. Sebahagian dari mereka ada yang mengatakan bahkan hendaknya kalian tawaquf. apa pun yang di tiada kan oleh qias aqal kalian, kalian sendiri goncang dengan perselisihan yang lebih banyak dari perselisihan seluruh orang yang ada dipermukaan bumi (dari firqah mana pun) maka tiadakan itu. Dan kepada qias aqal kalianlah ketika ada perselisihan kalian kembali kerana itulah kebenaran yang untuk itu Aku menyuruh kalian beribadah dan apa pun yang di sebutkan dalam al quran dan as sunnah yang menyelisihi qias kalian ini atau di dalam al quran ada penunjukan yang menetapkan sesuatu yang tidak diketahui oleh aqal kalian, menurut methoda dari kebanyakan ahli kalam ketahuilah oleh kalian para Hamba Ku bahawasanya Aku menguji kalian dengan menurunkan al Quran tadi bukan agar kalian mencari pertunjuk dari al Quran tadi (bukan) tetapi untuk kalian bersungguh2 mengeluarkan lafaz tadi atau makna tadi berdasarkan bahasa yang sangat asing dan lafaz2 yang betul2 sangat asing dan bahasa yang sangat aneh yang betul kalian pakai bahasa yang tidak biasa di pakai agar kalian faham bahasa Ku kerana pertunjuk bukan di dalam lafaz2 al quran Ku. (Ini hakikat dari ucapan mereka atas nama Allah).


Sumber Channel Telegram: Al Fatawa Al Hamawiyah

Diberdayakan oleh Blogger.