Header Ads

“HAI PARA USTADZ GENGGAM INI NASIHAT”

“HAI PARA USTADZ GENGGAM INI NASIHAT”



TURUN SEJENAK DARI ARENA GULAT,
MENJAMU SASTRAWAN “TIRAI” YANG MEMIKAT
ditulis oleh :

Abu Fairuz Abdurrahman bin Sukaya Al qudsy Al Indunisiy
-------------------------

“Hai para ustadz  genggam ini nasihat”
Wahai orang yang menyandang gelar “ ustadt”

Kutekankan lagi  kupunya nasihat

Semoga dengannya   kita dapat rahmat

Kita ini hamba  penguasa jagat

Maka untuk-Nya    kita menjadi du’at

Bukan demi dapat   istri yang memikat

Bukan demi mobil   yang empuk mengkilat

Atau mudah beru tang tanpa tersendat

Atau yang nagih utang terhambat

Atau agar proyeknya tidak tersumbat

Atau demi madu gratis dan obat kuat

(1)Atau demi gaji yang cukup memikat

Atau teratai mudah didapat

Atau demi fasilitas yang hebat

Lebih dari santri dan umumnya umat

Ana tidak mencela antum hai du’at

(2)Tuk terima pemberian masyarakat

Tanpa meminta atau tampak melarat

Hadiah tanpa minta dan tanpa syarat

Boleh diterima menurut syari’at

Tapi pembahasanku adalah  niat

(3)Luruskan niat belajar  dengan kuat

(4)Niat berdakwah juga dijaga ketat

Jangan dirusak oleh syetan terlaknat

(5)Jerih payah hancur dunia akherat

Lalu masuk jahanam dengan terikat

Urusan tauhid bukan remeh, sobat

Taruhannya antara jahim dan jannat

Amal hancur atau indah dan mengkilat

Ada yang tertimpa siksaan yang berat

Ada yang mendapat ampunan dan rahmat

(6)Atau diridhai penguasa jagat

Jangan bosan baca tauhid dan niat

Juga amalan yang sesuai syari’at

Semoga dengannya kita kan selamat

Ini kenyataan dan hakekat

Banyak kasus pemberian kita lihat

Bikin leher tercekat dan mulut tersumbat

Pengibaran al haq menjadi tersendat

Merasa utang budi yang banyak amat

Atau takut yayasan akan memecat

Gaji bisa membikin orang terjerat

Yang berikut ini bukan mustahilat

Ada ustadz selisihi satu mandat

Yang berasal dari komando dipusat

Maka mufti am kirim berita kawat

Buat pihak yayasan disuatu tempat

Ustadzmu harus ditahdzir atau pecat

Pergilah sang ustadz dengan muka pucat

(7)Hai penulis yayasan yang berbarokat

Masukkanlah kedalam buku yang kau buat

“Dakwat memang terpencar dibanyak tempat

Tapi bisa dikomando dengan kuat

Padahal  dizaman salaf yang telah lewat

Syaikh yang berkuasa bukan muassasat

Komando markiz ditangan syaikh hai sobat

Bukannya syaikh yang diatur muassasat

Muassasat tak ada dalam syare’at

Wahai para asatidzah yang terhormat

Antum itu hamba penguasa jagat

(8)Allah yang jamin rizki dan maisyat

Nikmatilah kebebesan dan daulat

Tak  pantas jadi pegawai muassasat

Yang bisa lamar cerai setiap saat

Jangan sampai kena polusi niat

(9)“Aku keDammaj untuk naikkan martabat”

Jika pulang pamorku akan terangkat

Kan meminangku berbagai muassasat

Kan kupilih gajinya yang paling lezat

Ini juga bagian dari barokat

Bukan ana cari aib muassasat

Sudah jelas dia termasuk muhdatsat

Dan setiap muhdatsat itu bid’iyyat

Dan setiap kebid’ahan itu sesat

Ditambah lagi tasabuh dan ma’siyat

Nasehat ini sungguh terasa berat

Tak pa pa  ana dianggap musuh jahat

Ataukah menjadi sahabat yang dekat

Nasehat musuhmu yang benar dan tepat

Lebih berharga dari teman yang bejat
------------------------

Catatan kaki
(1)    Allah ta’ala tentang nabi Nuh ‘alaihhissallam

وما أسألكم عليه من أجر إن أجري إلا على رب العالمين  (Asy Syu’ara’ 109) “Dan tidaklah aku meminta kepada kalian upah untuk dahwahku ini, tidaklah aku minta upah kepada Rabbul ‘lamiin.”

Demikian pula nabi Hud, Sholih, Luth dan Syu’aib serta seluruh ambiya’, terutama syayyid mereka Muhammad Sholallaahu’alaihi wa salam.  Kalau memang kita ingin dakwah kita ada dibawah shiratul mustaqim, hendaknya kita mengikuti jalan mereka

(2)    Salim bin Abdullah meriwayatkan dari ayahnya  Ibnu Umar Radhiallaahu’anhuma

ان رسولالله صلى الله عليه و سلم كان يعطي عمر بن الخطا ب ر ضي الله عنه العطاء فيقول له عمر  اعطه يا رسو ل الله افقر اليه منى فقا ل له رسول الله صلى الله عليه وسلم (خذ ه فتمولهاو تصدق به وما جائك من هذا المال وانت غير مشرفين ولا سا ئل فخذه ومال فلا تتبعه نفسك). قا ل سا لم فمن اجل ذالك كان ابن عمر لا يسءل احدا شيئا ولا يرد شيئا ئعطيه

“Bahwasannya  Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasalam pernah memberikan sesuatu pemberian pada Umar ibnu Khathab Radhiallaahu’anhu, maka Umar berkata kepada beliau “ Berikanlah dia, wahai Rasulullah pada orang yang lebih membutuhkannya dari pada saya.” Maka Rasulullaah shalallaahu’alaihi wasalam bersabda kepadanya  “ambillah dia”, silahkan kau miliki dia atau kau sedekahkan. Harta yang datang kepadamu dalam keadaan engkau tidak mengangan angankannya, dan tidak memintanya, maka ambilah dia. Adapun yang tidak demikian, maka janganlah kau jadikan jiwamu mengikutinya”.  Maka Salim berkata ,“maka karena itulah Ibnu Umar tidak meminta kepada seorangpun sedikitpun, dan tidak menolak suatu apapun yang diberikan kepadanya “ (HSR.Al Bukhari 1473 dan Muslim 111).

Imam Muhammad bin Sholih bin Utsaimin rahimahullah berkata tentang sikap Ibnu Umar radhiallaahu’anhuma, “dan ini merupakan puncak adab.”Engkau tidak menghinakan diri dengan  meminta minta, tidak mengharap harap harta tersebut, dan tidak menggantungkan hati dengannya. Tapi jika ada seseorang memberimu sesuatu maka terimalah –sampai dengan- kecuali jika seseorang  merasa khawatir bahwasanya orang yang memberinya itu akan mengungkit ungkit pemberiannya itu pada masa yang akan datang  dan berkata “ aku telah memberimu, aku telah berbuat bersamamu demikian dan demikian” dan yang seperti itu. Maka dalam kasus begini silahkan ditolak pemberiannya. “ (Sarah Riyadhus sholihin : 1/hal 819)

(3)    انما الاعمال بالنيات و انما لكل امرىء ما نوى فمن كانت  هجرته الى دنيا يصيبها او الى امراة ينكجها فهجرته الى ما هجر اليه   (رواه بخا رى و مسلم 1 و 1907 )

“Sesungguhnya amalan itu hanyalah sesuai dengan niatnya , dan hanyalah setiap orang itu akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Maka barang siapa hijrohnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrohnya itu adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa hijrohnya kepada dunia yang akan diperolehnya atau perempuan yang akan dinikahinya, maka hijrohnya itu adalah kepada apa yang diniatkannya. Hadits “HSR Al Bukhari no 1 dan Muslim 1987”

(4)    Ali ibnul Madiny rahimahullah berkata :

لما ودعت سفيان قال اما انك ستبتل بهذالامر وان الناس سييحتاجون اليك  فاتق الله  ولتحسن نيتك فيه

“Ketika aku melepas kepergian sufyan, beliau berkata , Engkau akan diuji dengan urusan ini (menjadi ahlul hadits). Dan sesungguhnya manusia akan membutuhkan dirimu, maka bertaqwalah kepada Allah, dan perbaikilah niatmu didalamnya “Al Jami’ lii ahlaqir rawiy’-/Al Khatib al Baghdadiy Rahimahullah /no 1781.

(5)    Allah subhanahu wata’ala berfirman :  al furqan 23

و قدمنا الى ما عملو من عمل  فجعلناه  هباء  منثورا

“ Dan Kami hadapi  apa yang dulunya mereka amalkan, lalu Kami jadikan amalannya itu debu halus yang berhamburan” (Al Furqon : 23)

(6)    Allah subhanahu wata’alaa berfirman:

وفي الاخرة عذاب شديد مغفرة من الله ورضوان وما الحياة الدنيا الا متاع الغرور (الحديد 20)

“Dan di akhirat itu ada siksaan yang keras, dan ampunan dari Allah, serta keridhoannya. Dan tidaklah kehidupan dunia itu melainkan kesenangan yang menipu.” ( Al Hadid 20)

(7)    Dia adalah Asykari. Dan judul asli tulisannya adalah “mendulang barokat dengan membuat yayasan salafiyyat”  bagaimana jadi yayasan salafiyyah, sementara para salaf tidak mengenal cara dakwah seperti itu, demikian lagi ditambah lagi dengan seian banyak penyimpangan?

(8)    Makna “ Isyat” disini adalah kehidupan atau mata pencaharian

(9)    Rasulullah Sallaulaahu alaihi wasallam bersabda :

((ان اول الناس يقضى يوم القيامة عليه رجل استشهد فأوتي به فعرفه نعمه فعرفها قال فما عملت فيها قال قاتلت فيك حتى استشهدت قال كذبت ولكنك قاتلت لأن يقال جرئ فقد قيل ثم امر به فسحب على وجهه حتى القي في النار ورجل تعلم العلم   وعلمهه  و قرأ الاقران فاأتي به فعرفه نعمه فعرفها قال فما عملت فيها قال تعلمت العلم وعلمته وقراْت فيك القران  قال كذبت

ولكنك تعلمت العلم ليقال عالم وقرأت القران ليقال هو قارىء فقد قيل ثم أمر به فحسب على وجهه حتى القي فى النار  ورجل وسع الله عليه وأعطاه من اصناف المال فأتي به فعرفه نعامه فعرفها قال فما عملت فيها قال ما تركت من سبيل تحب عن ينفق فيها الا انفقت فيها لك قال كذبت ولكنك فعلت ليقال هو جواد  فقد قيل ثم  أمر به فحسب على وجهه ثم ألقى فى النار   رواه  مسلم 1905

“Sesungguhnya  orang yang pertama kali diputuskan  urusannya  pada hari kiamat adalah orang yang dianggap mati syahid. Maka dia didatangkan  dan diperlihatkan padanya nikmat nikmat yang diberikan, dan diapun mengenalnya. Maka dia ditanya, apa yang kau kerjakan dengan nikmat tadi, dia menjawab, saya berperang dijalanmu sampai saya terbunuh syahid “Allah berfirman, kamu bohong. Kamu berperang agar dikatakan sebagai pemberani, dan hal itu telah dikatakan. Maka diperintahkan agar dia diseret, maka diseretlah dia diatas mukanya sampai dilemparkan dia didalam neraka. Dan (yang kedua) yang adalah orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan membaca al qur’an. Maka dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat nikmat yang diberikan, dan diapun mengenalnya. Maka dia ditanya “Apa yang kau kerjakan dengan nikmat tadi ? Dia menjawab, saya mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan membaca al Qur’an untukmu, Allah berfirman “kamu bohong, tapi kamu belajar agar dikatakan sebagai ‘alim dan membaca al qur’an agar  dikatakan dia adalah qori’, dan hal itu telah dikatakan. Maka diperintahkan agar dia diseret, maka diseretlah dia diatas mukanya sampai dilemparkan kedalam neraka. Dan (yang ketiga) Adalah orang yang dikaruniai Allah keluasan rizqi dan diberinya beraneka macam harta semuanya. Maka dia didatangkan dan diperlihatkan  padanya nikmat nikmat yang diberikan, dan diapun mengenalnya. Maka dia ditanya, apa yang kau kerjakan dengan nikmat tadi ? dia menjawab tidaklah saya tinggalkan satu jalanpun yang Engkau sukai untuk diinfaqi disitu untuk Mu. Allah berfirman “kamu bohong, tapi kamu lakukan itu agar dikatakan sebagai dermawan, dan hal itu telah dikatakan. Maka diperintahkan agar dia diseret, maka diserelah dia diatas mukanya, sampai dilemparkan kedalam neraka. HSR Muslim 1905.
--------------------------------

Tulisan ini diambil dari risalah

Abu Fairuz Abdurrahman bin Sukaya Al qudsy Al Indunisiy

TURUN SEJENAK DARI ARENA GULAT,

MENJAMU  SASTRAWAN  “TIRAI” YANG MEMIKAT

Muraja’ah Abu Turob Saif bin Hadhar Al Jawy
--------------------------------

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.