Header Ads

Kajian Kitab Mustalah Hadits (Dars 12)

 Kitab

المطايا الهنية
تيسير فهم البيقونية

Dars 12


Oleh: Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله

Masih pembahasan contoh tentang sahih lighairih yaitu dua hadith hasan bertemu.

Kita lanjutkan setelah kita tahu bahawasanya hadith Abi Barzah Al Aslami Radiallahuanhu itu adalah hasan. Kemudian kita katakan.

Dan yg menguatkan hadith ini adalah hadith yg diriwayatkan oleh Imam At Tarmizi dalam sunan beliau no yg ke 2032.

حدثنا يحي بن أكثم والجارود بن معاذ قالا: حدثنا الفضل بن موس قال: حدثنا الحسين بن واقد، عن أوف بن دلهم،  عن نافع، عن ابن عمر رضي الله عنهما
dia di dukung dengan hadith Ibnu Umar

قال: صعد رسول الله صلى الله عليه و سلم المنبر
Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam naik ke atas mimbar

فنادى بصوت رفيع
kemudian Rasulullah berseru dengan suara yg keras

فقال: 《يا معشر من أسلم بلسانه
Wahai orang orang yg masuk islam dengan lidahnya

ولم يفض الأيمان إلى قلبه
tetapi keimanan itu tidak menembus ke dalam hatinya.

لا تؤذوا المسلمين
Jangan kalian menyakiti kaum muslimin

ولا تعيروهم
dan jangan kalian mencela, mengejek mereka.

Kata para ulama kerana mmg hadith ini terkait dengan kisah orang munafiqun yg mengejek muslimin di dalam masalah solat mereka, di dalam masalah sedekah mereka, dalam masalah jihad mereka, padahal yang lebih layak diejek adalah para munafiqun itu.

ولا تتبعوا عوراتهم
Dan jangan kalian mencari cari kekurangan muslimin

فإنه من تتبع عورة أخيه المسلم
kerana barangsiapa yg mencari cari kekurangan saudara dia yg muslim itu

تتبع الله عورته
nescaya Allah akan mencari2 kesalahan dia, kekurangan dia.

ومن تتبع الله عورته
Dan barangsiapa  Allah cari cari kekurangan dia

يفضحه ولو في جوف رحله
Allah akan membongkarnya, akan menyingkapkannya walaupun ada di tengah rumahnya, di tengah tempat tinggalnya.

Pada suatu hari Ibnu Umar melihat ke Baitullah atau ke Ka'bahnya,  kemudian mengatakan, kalau ke Ka'bah harakatnya adalah ki sebagaimana disebut kan di sebahagian kitab itu.

"Alangkah agungnya engkau wahai Ka'bah dan alangkah agungnya kehormatan mu. Sementara orang yg beriman, itu lebih agung kehormatannya disisi Allah daripada engkau."

Makanya sungguh bahaya sekali orang orang yg berusaha menumpahkan darah muslimin, membuat pemberontakan atau membuat perompakan di jalan jalan kerana ini adalah permusuhan yg besar kepada kaum muslimin.

Barangsiapa membuat permusuhan kepada muslimin bererti dia membuat permusuhan kepada Allah  kerana muslimin adalah wali Allah sesuai dengan kadarnya.

Yahya Ibnu Aksam Abu Muhammad Al Qodi Al Masyhur faqihun soduq.

Soduq bererti hadithnya bagaimana?  Hadithnya hasan.

Al Jaru Ibnu Muaz Abu Daud tsiqah. Cuma kekurangan hadith ini bukan di Yahya bin Aksam. Kenapa?  Sebab dia diperkuat oleh Jaru Ibnu Muaz sehingga tetap untuk tobaqat ini tidak ada masalah tobaqatnya adalah jadi tsiqah. Tapi kesnya adalah nanti.

Al Fadhil ibnu Musa Abu Abdillah Al Marwazi tsiqah.

Al Musan Ibnu Waqi' Abu Abdillah Qodi Marhu tsiqatun nahu arham .

Awfa Ibnu Dirham  Adawi Al Basri soduq.  Ini yang menjadi sedikit pengurang bererti wa Nafiq Maula Ibnu Umar Aslatunnasfihi kamahua maaruf, orang yang paling kuat hafalannya terhadap Ibnu Umar. Yang kedua adalah anaknya Ibnu Umar yaitu Salim.

Maka hadith Ibnu Umar dengan sanad ini adalah hasan. Dan dia dengan sanad yg sebelumnya menjadi sahih. Istilahnya adalah sahihul lighairih, sahih kerana ada yg lain.

Selesai perbahasan  hadith sahih.

Sekarang pembahasan yg kedua yaitu hadith hasan.

Aslinya adalah turuqan. Tetapi kerana dorurah syari'ah jadinya turqan wa ghodad. Jadilah.

Rijal rijalnya, rawi rawinya itu tidak seperti hadith sahih yg terkenal.  Ini nanti akan dibahas.

Jadi secara makna dari syair ini adalah hadith hasan adalah   hadith yg jalur jalurnya itu telah dikenal dan jadilah rawinya itu para rawinya itu  keterkenalannya tidak sampai seperti rawi hadith sahih. Ini makna secara mudahnya walaupun ini dibahas oleh para ulama. Kerana ia mengambil dari  Al Qathobi dan kalam Al Qathobi juga dibahas dengan panjang lebar oleh para ulama. Tentang masalah bahawasanya rijalnya terkenal, tetapi tidak seperti sahih dan yang semacam itu.

Sang penyair Rahimahullah menyebutkan bahawasanya hadith hasan itu, adalah hadith yg sanadnya itu telah di kenal. Ini sudah agak bagus dalam ertian, seandainya sanadnya tidak dikenal maka hadithnya itu  menjadi lemah.  Mungkin rawinya itu ada yang majhul dan sebagainya.

Atau masdur. Hanya saja definisinya ini tidak cukup kenapa. Kerana hadith sahih rawinya juga makruf sanadnya itu makruf makanya apa difinisi ini perlu dilengkapi dengan kelengkapannya dan para rawinya itu terkenal yaitu apa memang harus ada mensiqahkan atau mensoduqkan terhadap rawi rawi tersebut. Walaupun mereka tidak mencapai derajat rawi rawi hadith yg sahih.

Abu Sulaiman Al Khatabi masih dari keturunan Omar Ibnu Khatab jalurnya itu Rahimahullah. Jadilah. Hasan yaitu baik. Secara bahasa ialah lawan dari buruk. Sesuatu yg buruk. Tidak ada keraguan bahawasanya difinisi utk hadith hasan ini ia tidak mengumpulkan individu individunya dan dia juga tidak menghalangi individu yang tidak masuk didalamnya kerana apa nanti hadith yg sahih boleh jadi akan masuk kesitu demikian pula apa perkara yg lain yaitu hadith yang dhoif boleh jadi akan masuk ke situ pula yaitu rawi yg terkenal tetapi terkenal sebagai orang yang pendusta atau  terkenal sebagai orang yang lemah terkenal juga dia. Maka difinisi ini tidak cukup.

Pada hal syarat sah difinisi syarat sah sesuatu dhomir adalah apa jamiu'un ma'ni dia harus mengumpulkan seluruh anggota anggotanya individu yg layak untuk dia dan mani' menghalangi perkara perkara lain masuk di situ.

Bah kan hadith hasan itu terbahagi menjadi dua. Kita bagi dua kerana kenyataannya para ulama yang menjadi sumber pembahagian difinisi hadith mereka mendifinisikan masing2.

Al Khatabi mendifinisikan ini tadi sementara Termizi mendifinisikan bentuk yg lain. Sehingga kita bagi dua saja biar mudah memahaminya.

Hasan dikarenakan  ada pendokongnya dan hasan dengan dzatnya sendiri yaitu dengan satu syarat sahaja sudah cukup dikatakan sebagai hadith yg hasan.

Berkata Imam Ibnu Solah Rahimahullah. Saya telah menkonsentrasikan yaitu pandangannya dikonsentrasikan  menajamkan pandangan saya dan juga penelitian saya tentang masalah hadith hasan dalam rangka untuk mengumpulkan hujung hujung dari ucapan para ulama tersebut dan saya perhatikan dan mengkoreksikan  tempat tempat penggunaan mereka.

Maka tersaringlah untuk saya bahawasanya hadith hasan itu ada dua macam.

Yang pertama adalah yaitu hasan suatu hadith yg rawi rawi sanadnya itu tidak kosong dari rawi yang masdur. Masdur yaitu dia tertutup tidak ketahuan kedhoifannya. Hanya saja tidak ada satu pun para ulama yang mensiqahkan dia. Misalkan Hadasana Mohammad bin Abdul Rahman Mohammad bin Abdul Rahman qodi maru gitu aja. Telah meriwayatkan hadith kepada kami Mohammad bin Abdul Rahman qodi maru yaitu   hakim di Wilayah Maru.  Sementara para qodi di zaman salaf, secara umum mereka adalah orang orang yg baik. Agamanya baik. Ataupun kalau dia mubtadi' maka dia adalah orang orang yg jujur. Dan dia adalah terkenal. Rata rata qodi itu terkenal makanya kita tidak mengatakan seperti ini dengan istilahnya majrul ain. Kenapa..ainnya telah jelas dan juga apa bahkan adalah nya telah di ketahui yaitu qodi. Ini maka dia kita katakan majrul ain atau majrul ha kita katakan mastur. Jadi rawi dikatakan mastur kalau dia itu secara umum telahnya boleh ditetapkan yaitu dia adalah lurus agamanya secara umum. Qodi di zaman salaf secara umum. Tapi kurang masalah apakah dia itu siqah atau soduq kita tidak tahu tidak ada ulama yg menetapkan itu. Maka istilahnya mastur. Bezanya seorang rawi diketahui dia hanya memiliki dua murid atau lebih tetapi tidak diketahui masalah adalahnya atau masalah siqahnya dia maka dikatakan majrur hal. Boleh untuk shawahid.

Kita tidak tahu apakah dia itu orang yg lurus agamanya atau tidak tapi mengingat bahawasanya dia punya dua murid atau lebih dan murid ini adalah harus dikalangan ahlul hadith.
Sementara secara umum ahlul hadith itu adalah orang orang yang baik dan mencari hadith dari orang orang yg memang diambil hadith maka org yg muridnya hanya  dua atau lebih dan tidak ada yg mengatakan dia dhoif dan tidak ada yg mensiqahkan dikatakan majrurlul hal. Shahidnya adalah mastur. Mastur itu adalah apa adalah nya diketahui tetapi kesiqahannya belum diketahui dhobitnya kekuatan penjagaan hati tidak di ketahui.

Keahlian dia dalam bidang ini belum dipastikan. Jadi ini adalah hadith yg hasan tipper pertama yaitu rijalnya ada orang orang yg kurang di situ. Hanya saja walaupun dia keahliannya itu belum dipastikan tetapi dia itu bukan orang yg terlalaikan yaitu mudah ditegur dan sebagainya banyak kesalahan di dalam  apa yg dia riwayatkan. Dan tidak pula dia itu tertuduh dusta di dalam hadith.

Tidak nampak dari dia kesengajaan untuk berdusta di dalam hadith dan tidak pula nampak kefasikan yg lain. Bererti kalau sekitar ini saja sanadnya bagaimana. Sanadnya adalah lemah.

Tapi lemahnya tidak terlalu berat. Tidak ada sampai orangnyq itu dusta atau tertuduh dusta atau terlalu berat kesalahannya sehingga dia jadi matrub. Tetapi ada kelemahan sehingga sanad ini saja dia dhoif. Tetapi apa. Matan hadith isi hadith itu disertai dgn itu bersamaan dgn itu telah dikenal dgn cara telah diriwayatkan yg semisal dgn itu atau yg mirip dgn itu dari sisi yg lain atau dari sanad yg lain. Jadi dia didukung oleh sanad yg lain. Atau bahkan lebih dari satu sanad pendukungnya itu sehingga dia terkuatkan dgn mutabaah yaitu didukung atau diikuti oleh rawi yg lain yg mengikuti dia dengan yg semisal itu. Ini menunjukkan apa.. hadith dhoif didukung oleh hadith dhoif atau sanad dhoif didukung oleh sanaf dhoif sehingga menjadi hasan loghoirih.

Atau dia didukung dengan pendukung pendukung yg lain boleh jadi didukung dgn hadith mursal. Atau didukung dengan apa dgn hadith maukuf kalam sahabi tetapi mirip isinya dengan hadith yg dhoif ini.

Pendukungnya itu berubah dengan datangnya hadith yg lain dari sahabi yg lain. Kalau mutabaah itu adalah sahabinya sama tetapi sanadnya lain kalau shahid yaitu sahabinya yg lain tetapi isi hadithnya hampir sama. Maka dengan adanya pengikut tadi atau pendukung tadi penguat tadi dia keluar dari kondisi shar yaitu menyendiri atau mungkar sampai tingkat mungkar.

Ucapan Imam Termizi dalam Ilal beliau itu diturunkan dalam bentuk ini. Jadi inilah difinisi dalam hadith hasan pertama yaitu apa.. hasan bighairih. Dia sendirinya tidak kuat tetapi dia ada pendukung yg lain atau pengikut yg lain atau penguat yg lain.

Sekarang jenis yg ke dua dari hadith hasan. Rawi rawinya itu termasuk dari golongan orang orang yg terkenal dalam kejujuran dan amanahnya. seperti apa. Adalah dia sudah terpenuhi agamanya lurus. Hanya saja dia tidak mencapai derjat rijal yg sahih. Rijal rijal dikatakan sahih kalau hafalannya itu sempurna yaitu dhobitnya itu sempurna. Bererti
apa..dia punya dhobit punya kemantapan hafalan tetapi kurang sedikit. Khofiful dhobit jadinya apa..rawinya adalah sadouq.

Kerana dia itu kurang dari darjat para rijal sahih dalam masalah hafalan dan kemantapannya. Disertai dengan itu walaupun dia tidak mencapai kehebatan rawi siqah tetapi dia terangkat dari keadaan orang yg terhitung penyendiriannya itu termasuk dalam hadith yg mungkar. Kalau dia menyendiri dengan suatu hadith..hadithnya mungkar jadi dia terselamat dari itu.

Jadi kesimpulannya adalah apa..dia bukan rawi yg dhoif. Soalnya kalau dia menyendiri dan dihukumi mungkar bererti dia dia adalah rowi yg dhoif. Dia terangkat dari itu dia lebih tinggi dari itu. Bererti dia adalah sodouq. Bererti kalau hadith di dalam sanadnya ada rawi yg sodouq istilahnya hadith apa..hasan bizatih. Dengan satu sanad pun cukup.

Dan dinilai dengan pembahasan ini semua disertai dengan selamatnya hadith bahawasanya yaitu hadith ini selamat dari mungkar. Yaitu dia selamat dari penyakit yg tersembunyi. Bererti hadithnya adalah hasan. Adapun kalau zohirnya sanadnya baik walaupun rawinya adalah sodouq tetapi para ulama mengatakan hadith ini mu'al dan ilahnya adalah ilah qotiha dan juga yaitu dia menjadi shaz hadith ini mungkar kerana terlalu menentang rawi yang siqah.

Maka walaupun rawi ini sodouq maka dia adalah hadithnya tidak lagi menjadi hasan tetapi hadithnya dhoif. Tetapi kalau  dia selamat dari ini semua maka hadithnya adalah hadith yg hasan. Di atas jenis yg kedua ini lah kalam Al Qatabi itu diturunkan dan inilah yg dipakai oleh Al Baiquni.

Al Baiquni kerana harus terbatasi dengan kalimat fi'liyah maka beliau menggunakan bahasa yg pendek untuk mendifinisikan kalam Al Qatabi tadi menggunakan kalam AlQatabi. Dan itupun tidak cukup kerana difinisi hadith hasan itu ada dua bukan hanya hasan bighoirih. Hasan Bizatih belum disebutkan oleh Al Baiquni. Ini tidak masalah kerana apa.. kerana ini adalah pondasi awal yg penting kita mempunyai gambaran.

Kesimpulannnya bahawa hadith yang hasan Bizatih adalah hadith yg terkumpul di dalamnya seluruh syarat syarat hadith sahih. Hanya saja salah satu rawinya atau lebih itu hafalannya itu agak kurang tidak sampai lemah sedikit sedikit kurang kekuatannya kemantapannya tetapi tidak sampai lemah. Dia dinamakan dengan rawi yg sodouq. Ini yg pertama.

Hadith yang hasan lighoirih hasan kerana ada yg lain dia adalah hadith yg lemah tetapi dengan kelemahan yg ringan saja. Dia diperkuat oleh jalur yg lain yang lemah juga seperti dia yaitu kelemahan nya tidak kelemahan yg berat.

Sumber Channel Telegram: Mustalah Hadits
Diberdayakan oleh Blogger.