Header Ads

Kajian Kitab Mustalah Hadits (Dars 4)

 Kitab

المطايا الهنية
تيسير فهم البيقونية

Dars 4


Oleh: Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله

08182016 ms 15

Dari Tsauban radiyAllahu anhu, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam berkata,
Akan terus menerus ada  sekelompok dari umatku yg tampil diatas kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yg menelantarkan mereka sampai datangnya urusan Allah dlm keadaan mereka seperti itu.

Kenapa tidak membahayakan mereka?

Kerana wali mereka adalah Allah. Allah yang akan menolong mereka, membela mereka, membantu mereka walaupun tidak ada yg mahu menolong, sebagaimana disebutkan didlm biografi sahabi yg mulia yaitu Abu Umamah al Bahili Sudai bin Ajlan, ketika beliau datang dari Madinah pergi kekaumnya di  penduduk Bajilah, Bajilah itu kalau tak salah di Uaman juga kah? Ana terlupakan.

Beliau menasihati mereka melarang mereka dari makanan2 dan minuman yg haram kmdn mereka tidak redho dgn ucapan beliau, kmdn beliau mengatakan sesungguhnya saya ini haus dan lapar, tolong saya dikasi makanan kerana mmg beliau itu dizaman jahiliyah adalah pemimpin mereka.

Kemudian mereka tidak mahu menolong beliau dgn sebab akidah sudah beza, mereka adalah orang kafir sementara beliau adalah sahabi, maka beliau pergi.

Ketika beliau pergi itu, beliau sampai di suatu tempat yg kosong kmdn beliau tidur. Beliau mimpi ada satu baldi yg berisi susu. Kemudian beliau meminumnya.

Sementara kaumnya sendiri mereka satu sama lain saling menyesal. Mereka katakan, ini adalah pemimpin kalian, mendatangi kalian begini begini tapi kalian tidak memuliakan dia. Hendaknya kalian muliakan dia itu. Maka mereka pun mengejar mencari jejak beliau. Akhirnya mereka mendaoati beliau kemudian mereka mengatakan, ini kami membawa makanan dan minuman utk anda. Anda dalam keadaan lapar dan haus. Silakan. Beliau mengatakan, saya tidak perlu lagi dgn makanan kalian. Saya sudah diberi makanan oleh Allah. Kemudian mereka melihat iye, tiba tiba beliau sudah gemuk dan segar. Heran mereka. Mereka lihat sekeliling, tidak ada tanda2 kehidupan disitu. Maka langsung mereka semuanya beriman. Ini penduduk Bajilah pada waktu itu. Ini menunjukkan kalaupun mereka tidak ditolong oleh penduduk dunia, Allah ygcakan menolong mereka. Dan kisah semacam ini banyak sekali di dapatkan oleh para ahlul hadith.
Para muhadditsun, mereka banyak yang mendapatkan semacam ini.

Sampai datangnya urusan Allah, maksudnya adalah angin yg selembut sutera yg bertiup dari Syam dan Yaman itu utk mematikan orang2 yg memiliki keimanan agar mereka tidak mendapatkan kengerian hari kiamat nanti.

Hadith ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan datang juga dari hadith Al Mughirah bin Syu'bah di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim4 juga hadith Muawiyah bin Abi Sufyan di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim juga Imran bin Hussain, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan sanadnya sohih tapi  sengaja kita memilih hadith Tsauban kerana ada lafadz2 yg lebih umum disitu, lebih luas mencangkupnya. Kalau dalam lafadz yg lain يقاتلون berperang, qital padahal lebih umum adalah yg ini, menampilkan kebenaran. Itu adalah lebih umum, tidak terus perang.

Imam Nawawi dalam mensyarah hadith ini, beliau mengatakan, dan didalam hadith ini ada mukjizat yg jelas kerana sifat ini terus menerus ada (yaitu tidak hilang), dgn pujian utk Allah taa'la sejak dari zaman nabi sampai sekarang, yaitu sampai tahun 500 mmg sampai hari ini seperti yg disebutkan dlm hadith tersebut.
Sampai menjelang hari kiamat terus menerus ada. Dan dia akan terus menerus ada  sampai datangnya urusan Allah yg di sebutkan itu, yaitu datangnya angin yg mencabut nyawa2 kaum Mukminin. Al Minhaj.

Ini menunjukkan bahawa ahlul hadith akan selalu ada sampai hari kiamat, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Asy Syaukani.

Berkata Ibnu Daqiq Id dalam syarah dari tubbatul ilmam, bumi ini tidak akan pernah kosong dari orang yg menegakkan hujjah Allah. Dan umat yg mulia ini pasti akan selalu ada orang yg berjalan menuju kpd kebenaran, tidak seperti umat2 yg lalu, tidak terjaga seperti itu. Adapun umat ini akan selalu ada kelompok yg menegakkan kebenaran diatas jalan yg terang sampai datangnya urusan Allah ditengah2 tanda kiamat yg besar.

(Ini sebagaimana dinukilkan dalam alGhoitsul Hamid karya Abu Zur'ah al Iraqi, kitab usul fiqh).

Maka mereka itu akan terus menerus ada di setiap zaman, mereka menampilkan agama Allah, menolong kebenaran terhadap kebatilan, menjelaskan apa yg benar dari yg salah.

Berkata Imam Abu Hatim Abdurtmrohman rahimahullah (ini dizaman alBukhari).
Kalau di tanyakan, dgn apa ketahui atsar2 yg sohih, atsar2 yg dhoif yg berpenyakit?
Yaitu dgn kritikan dan penelitian para ulama yg pakar yg Allah azza wajalla utuskan dgn keutamaan ini dan Allah berikan utk mereka pengetahuan ini disetiap zaman dan waktu, setiap masa dan waktu. Dia akan terus menerus ada sampai hari kiamat. Maka yg ditulis oleh alQattani rahimahullah, Abdul Hayy alQattani, ini adalah kitab yg sgt bagus, kitab fiqh yg ditulis membicarakan para muhadditsun yg di zaman2 dulu, zaman akhir 1200 sampai zaman beliau yaitu sekitar akhir 1300 dan diantaranya yg beliau sebutkan adalah Imam Asy Syaukani.

Al Qattani adalah sheikh dari Sheikh Sulaiman bin Sam'an, dia sheikh dari sheikh Yahya bin Othman alHindi. Biografi bagus yg disebutkan oleh alQattani ini.
Menyebutkan para muhadditsun di generasi2 yg terakhir yg memegang ilmu ini dgn sanad2 mereka yg sgt luas dan seterusnya. Dan penelitian yg sgt bagus bahkan Imam Asy Syaukani, beliau punya kitab alFawaaidul Majmu'ah bicara ttg hadith2 yg dhoif, hadith2 yg pal su dgn penjelasan yg sgt bagus.
- Selesai dari kitab aljahr wa ta'dil.

Setelah menyebutkan hadith ttg adanya kelompok yg menampilkan kebenaran sampai hari kiamat. Hadith yg kita lewati tadi.

alHafiz Abu Bakar alKhotib alBaghdadi rahimahullah taa'la mengatakan, Robbul alamin (Penguasa alam semesta ini)  telah menjadikan kelompok yg tertolong tadi sebagai pengawal2 agama. Kelompok tertolong, Allah yg menolong mereka memang. Allah memalingkan dari mereka tipudaya para penentang, kejahatan dan makar para penentang, dikeranakan mereka itu berpegang kpd syariat yg kokoh ini,  dan kerana mereka itu mengikuti atsar2 para sahabat dan tabi'in maka karakter mereka adalah menghafal atsar2, mereka menempuh jarak2 yg sgt luas dan lembah2 yg sgt luas dan mereka itu melewati hutan belantara, lautan utk mencari ilmi dari apa yg disyariatkan oleh arrosul almustofa. Dan jgn dibayangkan yg namanya muhaditsin itu hanya mengumpulkan hadith saja tapi mereka juga mengumpulkan fiqh sebagaimana disebutkan didalam kalimat Imam Ahmad., disebutkan oleh Imam Ibnu Rojab alHanbali didalam syarah ilal attarmidzi itu ketika para muhadditsun, mereka sibuk, sebahagian muhadfitsun mencari sanad yg tinggi, Imam Ahmad mengatakan mencari sanad yg tinggi ini sunnah, tetapi kalian lebih baik mencari yg lebih utama dari itu, yaitu masaalah fiqh. Terus bagaimana? Kata beliau, hendaknya kalian setia dgn haloqahnya Syafie, kalian akan mendapatkan yg kalian tidak dapatkan dari para muhadditsun yg lain kerana Syafie bukan hanya bicara masaalah hadith tetapi masaalah pendalaman hadith itu sendiri. Bagus nasihat dari Imam Ahmad walaupun masaalah mencari ilmu sanad itu sunnah, Imam Ahmad sendiri suka itu. Tapi jgn lupa dgn intinya yaitu masaalah pendalaman hadith, dan fiqhnya.

Mereka tidak bertopang, tidak berpatokan dari sunnah nabi menuju kpd rasio ataupun hawa nafsu. Tidak mahu berpaling dari yg tadi menuju kpd hawa nafsu dan rasio shj.
Mereka menerima syariat rosul sallallahu alaihi wasallam dgn ucapan dan perbuatan. Ucapannya diikuti, demikian pula perbuatannya menunjukkan itu. Tidak seperti sebahagian muhadditsun yg sesat, seperti Sulaiman bin Daud asy Syazapuri, dia  hafalannya itu bagaikan petir. Banyak ulama yg kagum, istilahnya kerana berhadapan dgn Syazapuri ini. Tapi dia suka minum khamar. Ya ini tidak layak muhadditsun minum khamar, dan dia dusta demi mendokong hadith2nya. Andaikata dia tidak dusta, dia itu lautan ilmu....Sulaiman bin Daud Syazapuri ini. Tapi dia tidak mengikuti, tidak mempraktikkan hadith yg dia hafalkan. Dan dia byk mencela para muhadditsun yg lain. Meremeh hafalan mereka. Memang hafalan dia luar biasa.
Sulaiman bin Daud asy Syazapuri, yg kata para ulama, yg paling cepat hapalannya dlm mengucapkan hadith adalah Sulaiman bin Daud. Dan yg paling faqih diantara muhadditsun tadi adalah Ahmad bin Hanbal. Dan yg paling tahu ttg rijal adalah Yahya bin Ma'en.

Biografi beliau ada di Siyar. Bagus. Adz Zahabi menceritakan susuk yg tidak layak ditiru.

Mereka menjaga, mereka mengawal sunnah nabinya dari segi hafalan dan penukilan sampai dgn itu mereka mengokohkan atsalnya.
*atsal - catatan didlm buku sandaran. Hafalan itu sgt berkhianat. Mudah sekali hilang, maka harus punya buku. Makanya Imam Ahmad dipuji oleh para muhadditsun (ana lupa siapa yg menyebutkan itu di Siyar Alam AnNubala) mengatakan, tuan kami yaitu Ahmad bin Hanbal memiliki keteladanan, kmdn menyebutkan walaupun hafalan beliau itu luar biasa tetapi jarang sekali beliau menyampaikan hadith kpd kami kecuali dgn membaca. Kemudian beliau mengingatkan akan bahayanya sekadar berpegang kpd hafalan. Padahal Imam Ahmad haafidz, hafal lebih drpd 1 juta hadith dgn sanadnya tapi itu pun beliau berusaha agar jgn sampai keliru.
Dan mereka itulah yg paling berhak dgn syariat nabi dan mereka adalah dari pemilil syariat itu sendiri kerana mereka yg selalu menjaganya siang dan malam. Alangkah banyaknya orang yg menyeleweng menginginkan utk mencampur kan syariat itu perkara yg bukan dari syariat. Allah taa'la menolak percamputaran tadi dari syariat dgn adanya ashabul hadith. Mereka yg memisahkan kalimat ini dari kalimat nabi atau tambahan dari rawi. Ini sangat teliti mereka membicarakan itu.
Maka para ahlul hadith itulah orang2 yg menghapal atau menjaga rukun2nya, pondasi2 syariat kerana syariat itu ditegakkan pada alQuran dan Hadith, mereka yg menjaga itu. Lalu kemudian istimbathnya, hasilnya adanya qiyas, hasilnya adanya pemahaman dan yg semacam itu.

Mereka itu yg menegakkan atau mengurusi urusan dari syariat ini dan kandungam atau karakter dari syariat ini. Kalau bertepatan saat utk membela syariat, maka mereka akan berperang didepan syariat itu, yaitu syariat ada dibelakang mereka. Mereka maju kedepan, hadapi kamu dahulu sebelum kalian berhadapan dgn syariat secara langsung. Ini maksudnya, mereka yg terdepan, ketika tiba waktu utk itu. Ketika belum ada musuh, mereka kembali kpd majlis tahqiq seperti disebutkan didalam biografi Yazid bin Harun, sehari2nya adalah masaalah hadith dan masaalah fiqh tapi ketika datang utusan dari pemerintah utk mengatakan Amirul Mukminin memerintahkan utk kita mengatakan alquran makhluk, maka langsung beliau membantah. Jadi masing2 ada waktunya.

Mereka itulah tentera Allah, ketahuilah sesungguhnya tentera Allah, itulah orang2 yg beruntung. Orang2 yg sukses mendapatkan apa yg diinginkan, orang2 yg selamat dari perkara yg mereka khawatirkan.
- Selesai dari kitab syarah ashabul hadith karya alFateh
Sumber Channel Telegram: Mustalah Hadits
Diberdayakan oleh Blogger.