Kesesatan Sururiy (Dars 2)
Permulaan transkrip Audio KS2
Termasuk dari yang diwasiatkan oleh Fadhilatus Sheikh al Imam (dan memang beliau dijuluki sebagai imam) Ahmad bin Yahya an Najmi adalah, *hendaknya para pelajar ahlusunnah wal jama'ah, mereka mempelajari kitab-kitab rudud, mempelajari masaalah manhaj kerana memang dengan ini lah seseorang itu akan selamat dari bid'ah-bid'ah.*
Bukan semata-mata fiqh dan akhlak dan aqidah tapi juga apa, *kitab-kitab manhaj dan rudud.*
Kerana kebanyakan orang jatuh kepada bid'ah kerana lemahnya *manhaj* dia. Dia tidak tahu bagaimana cara membantah kebid'ahan ahlul bid'ah.
Demikian pula ini yang diwasiatkan oleh Fadilatus Sheikh Zaid al Madkholi رحمه الله تعالى.
Permulaan transkrip Audio KS2
Termasuk dari yang diwasiatkan oleh Fadhilatus Sheikh al Imam (dan memang beliau dijuluki sebagai imam) Ahmad bin Yahya an Najmi adalah, *hendaknya para pelajar ahlusunnah wal jama'ah, mereka mempelajari kitab-kitab rudud, mempelajari masaalah manhaj kerana memang dengan ini lah seseorang itu akan selamat dari bid'ah-bid'ah.*
Bukan semata-mata fiqh dan akhlak dan aqidah tapi juga apa, *kitab-kitab manhaj dan rudud.*
Kerana kebanyakan orang jatuh kepada bid'ah kerana lemahnya *manhaj* dia. Dia tidak tahu bagaimana cara membantah kebid'ahan ahlul bid'ah.
Demikian pula ini yang diwasiatkan oleh Fadilatus Sheikh Zaid al Madkholi رحمه الله تعالى.
Maka barangsiapa nampak pada dirinya itu, sedikitnya kecemburuan kepada agama, kecemburuan kepada para pembela agama, dikhawatirkan dia akan mendapatkan bagian kritikan yang disebutkan oleh Ibnu Atil al Hanbali. Apa kata beliau?
"Maka dimanakah aroma keimanan dirimu. Bau keimanan nya mana? Wangi nya keimanan mu mana? Tidak nampak."
Sementara wajah mu tidak berubah. (Yaitu wajahmu tidak nampak marah. Lebih-lebih untuk engkau berani berbicara).
Sementara atau dalam keadaan penyelisihan terhadap Allah سبحانه وتعالى itu terjadi di setiap orang yang bersama diri mu dan orang yang bertetangga dirimu. (Engkau lihat itu, teman-teman mu berbuat maksiat, tetangga mu berbuat kebatilan, tapi wajah mu tidak tampak marah. Apalagi sampai engkau berani bicara).
Maksiat-maksiat kepada Allah tidak dihilangkan. Terus menerus maksiat kepada Allah عذ وجل itu berjalan, dan kekufuran itu terus bertambah. (Semakin banyak orang yang lancang untuk menentang ayat demi ayat, mengingkari ayat demi ayat. Semakin banyak parti-parti dan organisasi yang mereka itu berani lancang untuk apa, untuk mengatakan, "Oh ayat ini tidak layak lagi dipakai, hadith ini hanya berlaku dizaman unta", dan seterusnya. *Ini kalam kufur.*
(Walaupun orangnya kita tidak langsung mengkafirkan, tapi ini adalah apa, ketika mereka melihat Muslimin diam, mereka akan semakin berani bicara itu.)
Sementara kehormatan syariat itu dilanggar. (Banyak semakin orang berani untuk apa, melanggar syariat. Menceroboh masuk ke area larangan syariat.)
Tidak ada pengingkaran dan tidak ada pula orang yang mengingkari. (Pengingkaran kita tidak tahu ada orang yang mengingkari, dan orangnya pun kita tidak tahu, siapakah yang berani mengingkari ini dan itu. Ini kata Imam Ibnu Atil al Hanbali.)
Dan juga tidak ada orang yang berani untuk meninggalkan orang yang berbuat maksiat. (Takut malu hati, ingin menjaga hati dia. Lupa untuk apa, menjaga kehormatan Allah تعالى dan penilaian Allah تعالى).
Tidak ada orang yang berani untuk terang-terangan menghajar orang yang maksiat semacam ini, setelah tegak hujjah. (Tentunya ini pelaksanaannya perlu apa, perlu penegakan hujjah, nasihat dan sebagainya.)
Dan ini adalah puncak dari dinginnya hati atau pun kunya hati, dan diamnya jiwa.(Jiwanya tidak aktif untuk apa, memberontak melawan kebatilan. Tapi jiwanya akan memberontak ketika apa, harga barang naik, ha akan mulai terbentuk demonstrasi. Atau dirinya di cela, ha baru dia akan mengancam orang lain dan seterusnya.)
Ketika agamanya di lemahkan oleh orang lain dia tidak peduli.
Maka yang seperti itu, tidak ada di dalam hati yang di dalamnya ada keimanan sedikit pun. (Yaitu apa, perkara ini tidak terjadi kecuali pada orang-orang yang di hatinya tidak punya iman. Seakan-akan betul-betul sudah habis walaupun tentunya ini mubalaghoh. Masing-masing sesuai dengan kadarnya.
إن شاءالله
Setiap Mukmin, tidak kemudian dia diam terhadap mungkar secara total. Dia akan apa, nasihati anaknya untuk solat, atau dia nasihati isterinya jangan membuka aurat. Ada pengingkaran walaupun sedikit.
Thoyyib, dan ini juga apa, dihargai.
Kalau total sama sekali tidak ada kemungkaran yang dia ingkari, berarti memang tidak ada iman. Cuma setiap Muslim pasti mesti ada sisa-sisa pengingkaran terhadap kebatilan. Walaupun apa, dengan hati.
Kecemburuan adalah alamat (shawahid) atau bukti rasa cinta yang paling kecil. Kalau pun kita tidak mampu untuk menegakkan jihad fi sabilillah. (Tapi jihad yang syar'i bukan seperti jihadnya Rofidhoh, jihadnya Khowarij, tapi apa, jihad dengan tulisan atau dengan lisan, dan semacam itu, paling tidak apa, kecemburuan itu nampak dari wajah dia. Nampak marah, nampak tidak suka dengan kebatilan-kebatilan.) Dia adalah bukti terkecil dari keyakinan hati. Thoyyib. Ini dinukilkan oleh Ibnu Mublih dalam Adabus Syar'iyyah.
Thoyyib.
Boleh jadi akan sesuai untuk orang macam ini, perkataan Imam Ibnul Qaiyim رحمه الله, "Orang yang memiliki ilmu yang mendalam, terhadap wahyu yang dengan itu lah Allah mengutus rasulNya صلى الله عليه وسلم . (Dia betul-betul faham masaalah wahyu). Dan dia betul-betul tahu tentang jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan para sahabat beliau, dia akan melihat bahawasanya kebanyakan, bahawasanya majoritas orang yang di tuding sebagai ahli agama (orang yang dianggap sebagai ahli agama. Jika ditanya siapakah ahli agama. Oh itu dia ditunjuk, tapi justeru kebanyakan orang yang dianggap sebagai ahli agama, mereka adalah orang yang paling sedikit agamanya نعوذ بالله.
والله المستعان.
Agama macam apa, dan kebaikan macam apa yang ada pada seseorang yang mana dia melihat keharoman-keharoman Allah itu dilanggar, dan batasan-batasan Allah disia-siakan, agamaNya di tinggalkan, (bukan tinggalkan secara total, tapi apa, syariat-syariatnya, prinsip-prinsipnya, manhaj-manhajnya mulai ditinggalkan dan disia-siakan.)
Sunnah rasulNya صلى الله عليه وسلم, mulai tidak disukai, dalam keadaan orang ini hatinya beku, lidahnya diam, شيطان اخرس
dia adalah syaitan yang bisu.
Kenapa?
Kalau orang diam terhadap kebatilan, padahal dia mampu, ini syaitan yang bisu. Tapi kalau dia berbicara menolong kebatilan, ini شيطان ناطع kata para ulama', syaitan yang berbicara, betul-betul menolong kebatilan-kebatilan نعوذ بالله.
Thoyyib, sebagaimana orang yang mengucapkan kebatilan, dia adalah syaitan yang berbicara.
Apakah ada bencana yang menimpa agama ini, kalau bukan dari orang-orang itu? (Ini soal inkari artinya adalah nafi). Tidak ada bencana, tidak ada malapetaka yang menimpa agama ini kecuali dari orang-orang itu.(sebab pawanya ketika para ulamanya diam, ketika pemuka agamanya diam, terhadap kebatilan.) Orang lain mengatakan, "Oh ini ustadz fulan aje dia diam padahal dia punya ilmu. Berarti apa, ini betul. Kalau ini salah, niscaya mereka tidak akan diam. Engkau yang mengada-ada". Akhirnya kita yang salahkan. Sebabnya apa, kerana para ulama banyak yang diam terhadap kebatilan. Thoyyib.
Yang mana mereka itu (dan kita akan lihat didalam kehidupan sehari-hari, orang-orang yang apabila makanan mereka telah selama kepemimpinan mereka aman, maka dia tidak akan peduli dengan
apa yang terjadi kepada agama ini. (Tidak peduli apa yang sedang menimpa saudara-saudara yang berada di Yaman, atau menimpa kaum Muslimin yang sedamg mendapatkan makar di Somalia dan seterusnya dan seterusnya. Dia tidak peduli. Yang penting apa, makanan saya selamat, kepemimpinan saya juga tetap aman.
Yang terbaik dari mereka, orang-orang yang buruk, ada yang masih apa, masih ada kebaikan. Yang punya kebaikan apa? Yaitu orang yang menampakkan kesedihan, paling tidak apa, dia masih merasa sedih dengan musibah-musibah terhadap umat Islam, yang mana dia itu wajahnya tampak berkerut-kerut. Ada sisa-sisa pemikiran walaupun dia tidak berani apa-apa. Walaupun dia mampu sebenarnya.
Tapi kalau dia itu dibantah atau kalau dia itu hendak di rebut apa yang sedang menjadi milik dia, (mungkin direbut hartanya, atau direbut ekonominya atau bisnesnya di ganggu, atau apa, kepemimpinan dia, mulai ada yang berusaha untuk merebutnya, membuat dia marah didalam kehormatannya. (Kehormatan agama dia tidak peduli. Kehormatan diri sendiri ini yang nombor satu untuk dia), atau hartanya, dia akan mencurahkan segala kesungguhan, bersungguh-sungguh, berkerja keras. Dia akan menggunakan 3 tingkatan pengingkaran. Betul-betul lisannya bicara, bahkan tangannya mungkin akan memukul orang yang dianggap menghina dirinya. (Untuk agama dia tidak kisah), sesuai dengan kadar kemampuan dirinya.
Orang-orang macam tadi, disamping kehormatan mereka itu jatuh dimata Allah, mereka juga dimurkai oleh Allah. Yaitu mereka telah tertimpa bencana didunia ini.dengan bencana yang paling besar. (Bukan masaalah kurangnya harta dan kehormatan, tapi apa, agamanya hancur. Padahal mereka sudah punya ilmu dan punya kemampuan. Menolong agama sesuai kemampuan, tidak melebihi kemampuan.
Bencana itu, mala petaka itu menimpa mereka, tetapi mereka tidak sedar. (Kerana ini bencana terkait dgn apa, keimanan, dan aqidah dan hati.) Bencana tadi adalah matinya hati. (Kalau hati sudah mati, maka tidak ada gunanya lagi nasihat-nasihat, sementara hati yang hidup, itulah yang layak untuk apa, masuk kedalam syurga. (Hati yang mati itu apa, perlu dibakar dulu نعوذ بالله. Kalau didunia belum selamat.)
Kerana hati itu semakin kehidupannya itu sempurna, kemurkaannya untuk membela Allah dan rasulNya akan semakin kuat, pertolongan dia untuk agama ini akan semakin sempurna. Selesai dari I'lalul Muwaqi'in.
Sumber Channel Telegram: kesesatan_surury