Header Ads

Kesesatan Sururiy (Dars 3)

 Permulaan transkrip Audio KS3.




Memang tidak ada keraguan bahawasa nya asal dari amalan ini, *amar ma'ruf nahi mungkar adalah apa, fardhu kifayah*. (Amar ma'ruf dalam artian apa, betul-betul menolong secara fizikal dan karya tulis dan ucapan, atau untuk masaalah hati, maka ia adalah fardhu ain sebagaimana dijelaskan oleh banyak ulama'.)

Thoyyib, tapi betul-betul menolong orang lain untuk menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, memang asalnya adalah fardhu kifayah, kalau telah dijalankan oleh orang yang mencukupi, maka tidak ada dosa bagi orang yang lain. (Tapi syaratnya apa, *mencukupi*, namanya kifayah. Kalau belum tercukupi, maka yang lain masih dosa. Seperti apa, seperti masaalah penyelenggaraan jenazah. Ini fardhu kifayah. Kalau yang mengerjakan hanya 1 orang, ini belum cukup. Perlu apa, perlu beberapa orang untuk melengkapi masaalah itu. Masaalah menggali kuburnya, masaalah memandikan. Ini, lebih dari satu orang.)

Demikian pula amar ma'ruf nahi mungkar sebagaimana dijelaskan oleh Fadilatus Sheikh al Imam Ahmad bin Yahya an Najmi, di dalam bantahan beliau terhadap apa, *Abdullah bin Jibreen.*

Mengatakan ini adalah fardhu kifayah tetapi apa, kalau belum tercukup jumlah orangnya, maka yang lain masih berdosa. Thoyyib.

Apabila masih belum cukup kerana yang perlu di beri penjelasan banyak orang dan satu orang itu tidak cukup menjelaskan ke semua orang, maka masih wajib bagi orang yang lain untuk menolong dia, sampai tercukupi, sampai terpenuhi batas kecukupan tadi.

Berkata Imam An Nawawi رحمه الله, kemudian sesungguhnya fardhu kifayah nahi mungkar memang fardhu kifayah. Apabila sebahagian orang telah mengerjakan itu, maka gugurlah dosa bagi orang-orang yang lain. Kalau semuanya meninggalkan itu, berdosalah setiap orang yang mampu untuk mengerjakan itu, tanpa adanya uzur, dan tanpa adanya rasa takut. Kalau tak ada uzur dan tidak membantu, dia dosa, kalau semuanya diam.

Kemudian terkadang fardhu kifayah berubah menjadi fardhu ain, sebagaimana kalau di suatu tempat tidak ada yang memgetahui itu kecuali dia. (Hanya dia satu-satunya yang tahu permasaalahan tersebut. Atau tidak ada yang mampu untuk menghilangkan itu kecuali dia. (Seperti apa, menghilangkan patung-patung, hilangkan kesyirikan-kesyirikan berupa berhala-berhala, kita tidak mampu tapi apa, *ini adalah fardhu ain bagi pemerintah. Untuk itu mereka diberi amanah oleh Allah, dan untuk itu mereka diberi gaji.* Untuk apa menolong agama Allah dan menghilangkan kebatilan. Kalau tidak mahu, ye nanti dihari kiamat, akan ada pertanggung jawaban.

Thoyyib, seperti orang yang melihat isterinya atau anaknya atau pembantunya ada diatas suatu kemungkaran. (Mungkin tetangga tidak tahu tapi apa, kita sebagai kepala keluarga tahu.) Atau pula menjalankan perkara yang ma'ruf. *Maka ini menjadi fardhu ain untuk kepala keluarga.*

Dan tidak gugur dari orang yang mukallaf, amar ma'ruf dan nahi mungkar di kerana kan disangka hal itu tidak bermenafaat. (Ha paling dia tidak akan menerima nasihat kita. Semata-mata persangkaan semacam ini, tidak menggugurkan kewajipan. *Berapa banyak orang yang dinasihati Rasulullah, dan tidak diterima tapi tetap Rasulullah berusaha untuk menyampaikan hidayah.*

Bahkan wajib bagi dia untuk mengerjakan ini. Masaalah hidayah di tangan Allah, kewajipan kita adalah menyampaikan kerana memberi peringatan, ini akan memberi menafaat kepada orang yang beriman. Mungkin kita lihat orang-orang tidak terima tapi boleh jadi jin yang tidak nampak dimata kita menerima. Berapa banyak orang yang dapat hidayah, dari kalangan jin. Kita mendakwahi manusia, tidak ada yang terima, ternyata banyak jin yang terima. Bukan sesuatu yang mustahil. Kerana kita tidak sendirian disini. Selesai dari syarah Nawawi.
Kesesatan Sururiyah:
*Bab Kedua : Bahayanya kesamaran dan kebatilan dan bahayanya tersamarkan mana orang yang membela kebenaran dan mana pelaku kebatilan. (Bahaya kalau ini tidak jelas.)*

Berkata Al Hafidz Taqiyuddin Abu Muhammad Abdul Ghoniy bin Abdul Wahid al Maqdasi رحمه الله, di dalam kitab beliau, Thowait, didalam kitab beliau Aqidah al Hafidz Abdul Ghoniy, ketika membahas tentang apa, kelompok-kelompok yang sesat. Ketahuilah semoga Allah merahmati mu, bahawasanya Islam dan kaum Muslimin tertimpa musibah, disebabkan kerana *3 kelompok.*

*Yang pertama,* satu kelompok yang menolak hadith-hadith sifat. Mereka mendustakan para rowinya. Maka orang-orang itu, mereka adalah berpakaian Islam tapi mereka mendustakan ayat-ayat sifat dan seterusnya. Mereka lebih besar bahayanya terhadap Islam dan kaum Muslimin daripada orang-orang kafir yang asli. Orang kafir asli kita cenderung menghindar. Tapi yang dia salam juga, dia solat juga tapi menentang sifat dan mendatangakan syubuhat, ha ini yangblebih merbahaya. Thoyyib, kerana mereka adalah jambatan menuju kekufuran.

*Yang kedua,* suatu kelompok yamg mengatakan dalil-dalil tadi sah. Dalil-dalil tadi harus di terima lalu mereka mentakwilkannya. Ha itu lebih merbahaya lagi. Tampak dosanya lebih ringan tapi bahayanya lebih besar kerana semakain tersamarkan bahayanya itu. Kebatilannya tersamarkan, maka ini lebih merbahaya. Maka beliau mengatakan, kelompok kedua ini lebih besar bahayanya daripada kelompok yang pertama.

*Yang ketiga,* kelompok ketiga ini menjauhi dua pendapat yang pertama. Dan mulai lah mereka (dengan persangkaan mereka) untuk apa, mensucikan Allah. Dan mereka dusta. Maka jalan yang ketiga ini menyebabkan mereka masuk kepada dua pendapat yang pertama. (Kerana apa, orang ini adalah orang-orang Asy'ariyah, Maturudiyah dan Kullabiyah.) Mereka tidak ikut apa, Jahmiyah dan tidak ikut Muktazilah. Tapi mereka memilih jalan ketiga, tapi jalan ketiga ini membuka pintu besar untuk terjerumus kepada kelompok yang kedua lalu akhirnya apa, terseret, terbabit kepada kelompok yang pertama. *Maka jangan heran perkataan Sheikhul Islam bahawasanya Asyaerah zaman dulu, mereka dekat dengan ahlussunnah tapi generasi mutaakhirin Asyaerah, mereka itu kebanyakannya adalah JAHMIYAH.*

*Thoyyib kerana apa, kebatilan yang ringan, kalau tidak diubati akan semakin membesar.*

Maka jangan heran kalau kita dapatkan sebahagian ustadz-ustadz disini, bukan ustadz dari kalangan ahlussunnah, tapi apa, orang yang mengatakan sebagai ASWAJA dan Asyaerah, dia mengatakan bahawasanya nama-nama Allah itu hanya lah MAJAZ. Ana dapat langsung itu berita dari para ikhwah, ucapan dari sebahagian ustadz Asy'ariyah dan ini adalah apa, JAHMIYAH sebenarnya. Thoyyib.

*Kelompok yang ketiga ini, lebih besar bahayanya dari dua kelompok yang pertama.* Jadi permasaalahan nya bukan perasaan, dia kan salah sikit, bukan, tapi lihat pola kesalahannya semacam apa dan apakah itu akan menjadi jembatan untuk masuk kepada kesalahan yang lebih besar. Thoyyib. Dan ini harus dengan bimbingan ulama sehingga kita tidak tertipu. Selesai dari Kitab Aqidatul Hafidz, Abdul Ghani.

Ini buku 10 tahun yang lalu dan yang periksa buku ini Sheikhuna Jamil As Silwi, beliau tidak menyuruh ana untuk apa, untuk menghapus semua. Sheikh Yahya juga tidak menyuruh ana untuk menghapus kalam-kalam Sheikh Robi' yang masih betul yang dulu yang sudah ana tulis dalam kitab ana. Kalau tidak disuruh menghapus maka tak apa kita biarkan, kita ambil faedah. Thoyyib.

Setelah beliau وفقه الله, menceritakan tentang lawan-lawan yaitu musuh-musuh dari kebenaran dan tauhid, dari kalangan apa, orang-orang sekuler, yang ingin memisahkan agama dari apa, dari kehidupan sehari-hari, dan juga dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dari kalangan Suyu'iyin yaitu orang-orang komunis, dan juga menceritakan musuh dari kalangan ahlul bid'ah yang sesat itu, dari ahli khurafat, dan kelompok hizbiyun yaitu orang-orang yang suka mengelompok deapa, walaupun dengan kebatilan dan harokiyin yaitu gerakan-gerakan mencari kerusi itu.

Yang paling keras tusukannya, yaitu yang paling menusuk kita dan yang paling keras pengaruhnya dan kesannya adalah ahlul bid'ah yang mereka itu menyimpan dendam kepada kita, bukan Nasoro, bukan Yahudi. Mereka keras semuanya tapi yang lebih menyakitkan adalah tusukan dari apa, teman yang dari belakang kita.

Kenapa? Kerana mereka mampu dengan makar mereka dan tipudaya mereka, dan dikeranakan mereka menyelimuti diri dengan pakaian sunnah. (Kita tidak menyangka ini adalah musuh yang menyimpan pisau.). Thoyyib, maka ini lebih berbahaya. Bukan kita katakan dosanya lebih besar tapi bahayanya lebih besar.

Dengan sebab menggunakan pakaian sunnah ini, mereka mampu untuk masuk keseluruh tempat dan mereka mampu untuk menerobos, untuk menyusup ke setiap lubang-lubang, yaitu dari berupa sekolah-sekolah, universiti-universiti, masjid-masjid dan lain-lain.

Orang Yahudi langsung kita tolak. Demikian pula orang Nasoro tapi ketika orangnya dengan pakaian Islam dan pakaian sunnah, ha ini susah untuk di tolak. Dan ini lebih keras tusukannya.

Maka setelah mereka berjaya masuk ke tengah-tengah kita, mereka mampu untuk membentuk suatu generasi yang memikul, yang membawa pemikiran mereka. Pakaiannya Islam dan sunnah tapi pemikirannya sudah apa, pemikiran Hassan al Banna, Sayyid Qutb dan lain-lain. Ini bahaya, baik secara keseluruhan atau sebahagian.

Jadi tidak harus, ketika kita katakan, orang ini adalah apa, adalah Khawarij, bererti seluruh gambaran Khawarij ada pada dia sampai bahkan harus tunduk, tidak, tapi ciri khas sebahagiannya itu cukup, untuk seseorang dikatakan sebagai Khawarij.

Demikian pula dalam masaalah Jahmiyah, sebagaimana kata para ulama', barangsiapa mengingkari satu saja sifat Allah, maka dia adalah Jahmi. Tidak harus apa, mengingkari semuanya.

Maka seperti itu pula, seseorang di katakan Ikhwani, tidak harus dia itu memikul seluruh pemikiran Ikhwanul Muslimin sampai apa, menjadi Sufi Hashofi, seperti Hassan al Banna, tidak harus. Tapi apa, fikroh-fikroh yang lain, yang menjadi ciri khas Ikhwani, ada pada dia, maka dia dikatakan sebagai Ikhwani.

Demikian pula Qutbi, demikian pula Sururi, demikian pula Hasani.dan seterusnya. Demikian cara kita memahami dengan nas dari para ulama', tidak harus seluruh sifat ada pada dia.

Mungkin dengan sengaja, sebagian murid memang apa, murid yang mili pandang betul-betul sudah apa, sudah cinta kepada ajaran tadi atau tidak sengaja. Dia tahu nya, oh ini cikgu baik. Asal diambil aja pemikiran tadi tanpa dia tahu bahwasanya ini keliru. Thoyyib.

Maka generasi tersebut, bergerak, yang telah mereka latih dan telah mereka bentuk dibawah pengawasan mereka. Betul-betul di latih pagi, petang, siang, malam. Atau mungkin seminggu sekali dilihat kegiatan mereka. Selalu di awasi.

Mereka, generasi yang terbentuk ini, mengajak manusia menuju kepada pemikiran pendahulu mereka. Pemikiran para pemimpin mereka. Dan membela pemikiran tadi (fikr tadi), dengan apa, dengan kegiatan-kegiatan, dengan kesungguhan disini dan disana. Thoyyib. (Berapa banyak pemuda yang tertipu dengan pemikiran-pemikiran harokiyun semacam tadi, dan membela habis-habisan) di universiti-universiti atau pun disekolah-sekolah dan yang lainnya.

Demikian pula apa, yang sampai tingkat kuffar, yaitu dari kalangan Rowafid, mereka punya generasi yang siap membela dan menolong gerakan mereka di apa itu, di sekolah-sekolah. نعوذ بالله.

Didalam situasi yang sulit semacam ini, ye Islam yang sohih semakin tersamarkan sementara apa, ahlul batil betul-betul bersemangat dengan membawa generasi yang baru نعوذ بالله.

Yang didalam situasi semacam ini, diperlukan yaitu, dakwah ke jalan Allah memerlukan para pemuda-pemuda, para tokoh-tokoh yang cemburu. (Sebagaimana disebutkan oleh guru dari Imam Ibnu Bazz, *Sheikh Muhammad Taqiyuddin al Hilali, mengatakan apa, bahawasanya agama Islam ini, agamanya betul tapi orangnya tidak ada.* Adapun agama Nasroni, agamanya salah, tapi orangnya banyak. Maksudnya para pembelanya dan para juru dakwahnya banyak. Thoyyib, dan ini adalah apa, sesuatu yang menyedihkan.

Mereka mengangkat, mereka mengibarkan bendera, akidah mereka tadi itu atau gerakan-gerakan mereka tadi dengan penuh kekuatan dan semangat, dengan cita-cita.

Oh sebentar ya ana salah..Ini tadi yang orang-orang yang cemburu

Memerlukan para tokoh-tokoh yang cemburu, yang meninggikan bendera dakwatullah dengan apa, penuh kekuatan dan semangat, cita-cita. Kemudian mereka menyerang pasukan perang kebatilan. (Jangan takut dengan pasukan perang itu. Allah bersama kita. Bukan menyerang orang tua yang memikul kebatilan, perang pasukan kebatilan itu.)

Pasukan-pasukan tipudaya dan makar itu, dilawan. Lalu membantah atau mengembalikan mereka kebelakang dalam keadaan hina. Dengan apa, hujjah-hujjah yang kuat.

Ha ini yang musykilah. Memang kalam Sheikh Robi' disini, bermenafaat kerana ini adalah kenyataan yang beliau ceritakan dan terus menerus akan terjadi. Tiba-tiba saja, ada suara-suara yang meninggi, berteriak membela kelompok yang batil tadi dan mencela kita dengan nama salafiyah. Dengan nama prinsip keadilan dan inshof. *Ini siapa, yaitu orang-orang Sururiyun,* dan ini ana dapatkan langsung dulu pada tahun 96, 97 dan seterusnya. Sebelum apa, sebelum mereka berubah haluan, berubah haluan tanpa mengaku bersalah. Betul-betul mereka yang mengatakan harus inshof, harus disebutkan kebaikannya, kalau orangnya itu kita kritik dan seterusnya, padahal ini adalah syubuhat yang merbahaya. Thoyyib.

Harus ada prinsip keadilan dan kesetimbangan, kalau kita ceritakan dia itu oh menipu masyarakat, kita kata dia juga rajin solat. Ha ini bahaya. Solat dia bukan untuk kita. Solat dia untuk dia sendiri. Tapi masaalahnya dia menipu masyarakat. Ini yang penting.

Thoyyib. Dan ini nanti akan dibahas, didalam masaalah ini, tentang apa, syubuhat-syubuhat tadi, atas nama salafiyah. Mengaku salafi.

Untuk siapa keadilan itu diberikan. Untuk orang yang mereka gambarkan sebagai orang-orang yang terdzolimi. Tapi siapa yang terdzolimi, dari kalangan ahlul bid'ah. Ketika waktu itu apa, oh kami mengkritik Hassan Al Banna, mengkritik Sayyid Qutb, justeru orang-orang yang mengaku salafi yang mengatakan, itu tokoh-tokoh besar yang terdzolimi. Mereka punya jasa, harus disebutkan juga kebaikannya.

Tapi sebaliknya ketika para pengkritik tadi menulis dan berkhutbah tentang apa, para pemberi nasihat, justeru apa, mereka tidak menyebutkan kebaikan kita. Ha ini tidak adil. Dan selalu seperti itu. Mereka yang membuat kaedah, dan mereka pula yang kemudian apa, melanggar kaedah diri sendiri. Tidak adil, tapi menyuruh kita adil.

Padahal siapa yang dianggap terdzolimi. Mereka adalah ahlul bida' yang menyerang ahlussunnah, memerangi ahlussunnah, ahlussunnah wat tauhid justeru dirumah-rumah mereka sendiri. Ahlul bida' sudah menyerang kita. Ketika kita hentam mereka, justeru apa, orang yang sejenis dengan kita yaitu salafiyun yang justeru membela mereka. Sejenis tapi apa, hatinya lain.

Padahal ahlul bida' tadi, dianggap terdzolimi tetapi mereka itu yang telah merusak akal-akal dan akidah-akidah kebanyakan dari anak-anak mereka sendiri
Dan mereka telah memperburuk gambaran manhaj salaf. (Dianggap salaf itu dzolim, dianggap salaf itu selalu keras dan seterusnya, padahal tidak demikian.)

Di mata anak-anak mereka sendiri. Kenapa? Ye kerana sang bapak juga keliru. Menyekolahkan ke ahlul bida', Menyekolahkan kepada apa, para munharifun sehingga anak-anak fahamnya, oh ini ustadz ini baik, oh ayah saya yang keras. Ini bahayanya kalau kita meremehkan masaalah seperti ini. Menyekolahkan ke orang-orang yang tampak sunni padahal dia adalah apa, bid'i. Thoyyib.

Maka mulailah orang-orang yang tampil dari generasi tersebut (generasi yang sudah memulai memesong itu) mengajak kepada manhaj yang baru di dalam mengkritik manhaj-manhaj dan dakwah-dakwah dan kitab-kitab dan individu-individu. Menyelisihi apa, cara salaf. Salaf tidak seperti itu cara mengkritiknya. Dikatakan apa, Ibnu Lahi'ah, dia adalah dhoifun mudallis, selesai.

Adapun ketika sedang biografi (biografi memang diceritakan semua). Ketika dalam masaalah naqd, dalam masaalah kritikan dan peringatan, tak perlu disebutkan dia rajin qiyamullail, dia sering menangis. Kita tidak perlu itunya. Itu bermenafaat hanya untuk dia tapi bahayanya riwayat dia, dan bahayanya pemikiran, ini yang harus diperingatkan. Thoyyib.

Ha ini yang tidak difahami generasi-generasi baru itu. Kerana apa? Memahaminya dengan perasaan. Oh harus adil, oh kesian mereka. Mereka itu murah senyum, juga kasi wang. Ini bahaya, tipuan semacam itu.

Dan mereka menyatakan inilah manhaj yang pertengahan. Bererti apa? Ketika Rasulullah mengatakan,
كذاب ابو سنابل
Bererti apa?
Rasulullah telah menyimpang dan tidak adil, padahal Abu Sanabil sahabat. Kenapa Rasulullah tidak mengatakan, "Ya Abu Sanabil keliru dalam fatwanya kepada Subayah Aslamiyah di dalam masaalah apa itu, iddah dia. Tapi dia rajin solat, dia juga sahabat saya, dia juga baik. Rasulullah tidak cerita itu. Cukup intinya, Abu Sanabil keliru. Selesai.

Ini menunjukkan apa, manhaj para ahlul muwazanah tadi dari kalangan Sururiyun dan sebagainya, ini adalah apa, manhaj yang, bukan manhaj yang wasat tetapi apa, manhaj yang keliru dan menyimpang. Yang wasat adalah yang pada Rasulullah صلى الله عليه وسلم.dan para salaf.

Maka banyak para pemuda dan banyak orang yang menulis fatwa-fatwa dari orang-orang tadi menyangka ini lah manhaj yang pertengahan. Manhaj para Sururiyun, tidak terlalu.keras, dan juga tidak lembek, padahal apa, mereka sangat lembek.

Bahkan dia menyatakan inilah manhaj ahlussunnah waljamaah. Padahal kalu dilihat didalam kitab-kitab salaf, ternyata tidak seperti itu.

Dan mulai menyebar dan semakin tersebar ini. Yaitu apa? Mulai menulis,-menulis tersebar kitab-kitab dari sebagian orang yang menisbatkan diri kepada salaf, seperti apa, kitabnya *Ahmad Suwaiyan*, juga seperti kitabnya apa itu pada waktu itu, *Safar al Hawali*. Demikian pula *Aid al Qorni* dan seterusnya.

Thoyyib. *Mereka adalah para dai Sururiyun.* Tapi apa, justeru ketika kita membantah mereka, justeru yang membela mereka siapa? Orang-orang yang membela Sururiyun yang sekarang, menjadi apa, mengatakan sebagai kelompok *Raudatul Jannah itu (Rodja).* Jadi mereka adalah mereka, mereka adalah Sururiyun itu sendiri.

Thoyyib. Sekarang mungkin mereka tidak berani membantah, membela orang-orang tadi tapi dulu, betul-betul aktif membela, habis-habisan membela. Dan sekarang tidak mengakui dulu mereka keliru.

Thoyyib, maka tidak layak dikatakan salafi kalau tidak apa, sempurna taubatnya. Dan nanti akan disebutkan tentang syarat sah taubat dari bid'ah. Harus apa, mengakui dirinya itu keliru. Ini adalah fatwa Imam Ahmad dan lain-lainnya.

Dia terkesan dengan ajaran tadi dan dia menerimanya.Dan tergantung kepada kitab-kitab tadi, banyak para pemuda, dalam keadaan mereka menyangka itulah kebenaran dan itulah keadilan. Dan mulailah pemahaman dan keyakinan tadi itu merasuk ke dalam jiwa-jiwa mereka dan kita sangat menyesalkan itu.

Thoyyib, berarti apa akibatnya, mereka tidak tahu bahawasanya ini adalah madzhab yang asing didalam Islam dan didalam kaum muslimin. Tapi kenapa tidak tahu? Kerana tidak mahu mempelajari kitab-kitab rudud, mempelajari kitab-kitab manhaj dan kitab-kitab rijal dan seterusnya. Cuma apa, membahas masaalah Arbain Nawawi atau Umdatul Ahkam dan sebagainya. Itu pun penting, yang lain-lain juga penting. Semuanya juga penting terutama apa, untuk menutup pintu kesesatan. Kitab-kitab rudud itu sangat penting. Thoyyib.

00.26.07

Sumber Channel Telegram: kesesatan_sururiyah
Diberdayakan oleh Blogger.